Ternak kalkun

Kalkun adalah unggas yang bentuknya mirip ayam sehingga disebut (ayam kalkun). Yang membedakan kalkun dari ayam adalah bentuk ekornya yang khas dan pialnya yang menggantung. Kalkun digolongkan ke dalam aneka unggas, yaitu unggas yang nilai manfaatnya sama dengan merpati, puyuh, dan angsa. Memang, kalkun adalah unggas yang belum banyak diambil manfaatnya, baik sebagai sumber makanan maupun sebagai sumber penghasilan.



Dapat atau tidaknya kita mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari ternak kalkun, tergantung pada niat dan semangat kita. Di negara luar orang senang sekali makan daging kalkun. Daging kalkun selalu dihidangkan setiap pesta dan hari raya. Di sana kalkun dipelihara secara besar-besaran dan mendatangkan keuntungan yang besar pula.

Di Indonesia, kalau kita benar-benar punya semangat untuk menyejahterakan keluarga, mengapa tidak kita tiru kebiasaan baik mereka itu. Tinggalkanlah ketergantungan kita kepada ternak ayam telah lama menimbulkan masalah. Sebaiknya, sekarang anda membuat keputusan untuk mulai beternak kalkun.

Pertama, yang dapat anda lakukan ialah mendatangi dinas-dinas peternakan di setiap kecamatan atau kantor pusatnya di setiap kabupaten. Pegawai di sana akan memberikan informasi. Selain itu, kita dapat memperoleh bibit dan mendapat bimbingan teknik beternak kalkun. 

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari beternak kalkun. antara lain sebagai berikut.

1. Sumber Pendapatan Bagi Keluarga
Daging kalkun mengandung protein paling tinggi dibandingkan dengan ternak-ternak lainnya, sedangkan kadar lemaknya relatif rendah. Ini berarti daging kalkun dapat disantap sebanyak-banyaknya tanpa harus takut badan menjadi gemuk. Karena protein tinggi dan lemak rendah, daging kalkun cocok untuk makanan bayi.

2. Sumber Pendapatan Bagi Keluarga
Memelihara kalkun sebanyak 10 ekor, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit setiap hari untuk memberikan makan, minum, dan merawatnya. Setiap tiga bulan, kita dapat memotong kalkun untuk santapan keluarga. Jika kalkun yang dipelihara lebih banyak lagi, kita dapat menjual dagingnya ke pasar, ke hotel-hotel atau restoran.

3. Sarana Pendidikan dan Hiburan Keluarga
Bentuk kalkun sangat mudah. Kita dapat memanfaatkan semua anggota keluarga termasuk anak-anak untuk berternak kalkun. Anak-anak sekolah dalam waktu luang dapat dilibatkan untuk memelihara kalkun. Dengan beternak kalkun, mereka dilatih untuk bersikap kreatif, rajin, sederhana, bertanggung jawab, dan sayang terhadap hewan.

Dengan beternak kalkun, penampilan dan tingkah laku kalkun yang lucu akan menjadi hiburan kita. Kalkun dapat meredakan ketegangan dan mengatasi stress. Kotoran kalkun dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk sayuran dan bulunya untuk pengempuk bantal, hiasan, dan kerajinan tangan.


B. Syarat-syarat beternak Kalkun

Beternak kalkun yang berhasil akan mendatangkan keuntungan bagi pemeliharanya. Agar kita berhasil dalam beternak kalkun, syarat-syarat berikut harus diperhatikan.

1. Merawat Kalkun dengan Sebaik-baiknya
Kita harus memberi makan dan minum dalam jumlah yang cukup. Kita harus selalu memperhatikan tingkah laku ternak, misalnya kalau ada kalkun yang kurang nafsu makan segeralah diobati.

2. Menjaga Kebersihan Kandang dan Lingkungan
Lantai kandang yang becek dan kotor merupakan tempat berkembangnya penyakit. Oleh karena itu, lingkungan harus memberi kenyamanan bagi ternak, jangan terlampau panas dan jangan terlampau dingin. Semua itu harus kita tangani dengan baik.

3. Tidak Mencampur Ayam dengan Kalkun
Kalkun sangat peka terhadap penyakit b;ackhead. Penyakit ini disebabkan oleh kuman-kuman yang bersaral dari kotoran ayam. Tidak boleh membiarkan kalkun dihalaman yang telah biasa dipakai ayam. Juga tidak boleh menggunakan kandang dan peralatan yang telah digunakan untuk memelihara ayam.

4. Mengetahui Pemasaran
Jika kita memelihara kalkun dalam jumlah banyak, kita harus tahu ke mana hasilnya akan dijual. Janganlah ragu-ragu mendatangi pasar-pasar swalayan dan hotel-hotel, temuilah bagian pembelanjaan. Kita bisa memperoleh ihwal kebutuhan daging kalkun dan beberapa harganya. Jika belum mengetahui pemasarannya, tidak ada salahnya bagi kita untuk tetap beternak. Walaupun jumlahnya sedikit, yang penting kita mempunyai pengalaman dahulu. Suatu saat, jika sudah mengetahui pemasarannya, kita pelihara kalkun secara besar-besaran.

C. Bibit Kalkun

Kalkun pada awalnya adalah unggas liar yang diburu. Setelah manusia berhenti berburu, kalkun dijinakkan dan diseleksi. Seleksi adalah memilih kalkun yang memiliki sifat-sifat baik, di antaranya adalah tahan penyakit, pertumbuhan cepat, dan produksi telur tinggi. Penyeleksian itu terjadi di Eropa dan Amerika.

Dari penyeleksian itu, di Amerika Serikat dihasilkan kalkun jenis Bronze. dari jenis Bronze ini lalu berkembang jenis-jenis baru, seperti broad-brested bronze dan jenis broad-brestes white. Kedua kalkun ini merupakan kalkun bertubuh besar, berat badan yang dewasa bisa mencapai 25 kg. ada pula kalkun yang ukuran tubuhnya kecil, misalnya kalkun beltsville, kalkun ini pada umur dewasa beratnya hanya mencapai 6 kg.

Di perusahaan -perusahaan peternakan di Amerika Serikat, kalkun tersebut disilang-silangkan untuk menghasilkan kalkun yang pertumbuhannya cepat. Oleh karena itu, dihasilkan kalkun double AA dan treeble CCC. Bentuk tubuh kalkun di Indonesia pada awalnya kecil. Pada saat penjajahan belanda, kalkun-kalkun asli Indonesia banyak disilangkan dengan kalkun-kalkun Eropa maka dihasilkan kalkun-kalkun Indonesia seperti yang ada sekarang ini. Berat tubuh dewasa kalkun Indonesia bisa mencapai 7 kg.

Membeli Bibit Kalkun

Belilah bibit kalkun yang sehat dan berkualitas baik. Baik tindaknya bibit kalkun dapat dilihat dari hal-hal berikut.

A. Aktif
Kalkun banyak bergerak. jika yang dibeli anaknya, harus sering menciap-ciap.

B. Mata
Mata harus tajam dan bersinar. Jika matanya sayu, berarti kalkun sakit, jangan dibeli.

C. Paruh
Hindari membeli bibit kalkun yang peruhnya menyilang atau cacat. Paruh yang tidak normal akan menyulitkan kalkun dalam mengambil makanan.

D. Badan dan bulu
Berat badan harus besar atau rata-rata. Kalkun yang tubuhnya kecil di bawah rata-rata, berarti mempunyai kelainan atau penyakit.

E. Kaki
Kaki harus normal dan jangan bengkok atau pincang.

F. Dubur
Dubur harus kering, jangan sampai ada kotoran atau lekatan tinja.

D. Kandang dan Peralatan

1. Kandang
Ada dua sistem kandang yang bisa dipakai, yaitu kandang sistem litter dan kandang sistem bettery.

a. Kandang Sistem Litter
Kandang sistem litter dipakai untuk pemeliharaan secara intensif. Kalkun yang dipelihara jumlahnya banyak. Kandang ini bentuknya sama dengan kandang untuk pemeliharaan ayam pedaging (broiler). Kandang mempunyai lantai yang luas di atasnya ditaburi alas yang disebut litter. Litter ini fungsinya selain untuk pengempuk tempat tidur kalkun dan penghangat juga, sebagai penyerap air sehingga lantai kandang tidak basah dan kotor.

Sebaiknya, lantai tersebut dari semen supaya mudah dibersihkan. Namun, semen cukup mahal, lantai bisa juga terbuat dari tanah, asalkan dipadatkan. Lebih baik lagi jika di atas tanah yang dipadatkan tersebut dipasang pula batu yang dipadatkan.

Atap bisa terbuat dari seng, genting, rumbia, daun kelapa, atau daun tebu (welito). Seng bisa menimbulkan panas di dalam kandang. Oleh karena itu, jika atap terbuat dari seng, di bawah seng tersebut perlu diberi penahan panas, misalnya berupa anyaman bambu. Bentuk atap bisa berupa atap tunggal atau atap ganda. 

Jika luas kandang kecil, atap tunggal sudah cukup. Jika luas kandang besar, perlu dibuat atap ganda untuk meningkatkan ventilasi (pertukaran udara di dalam dan diluar kandang). Ventilasi yang baik akan membuat keadaan di dalam kandang menjadi segar, tidak pengap. Dinding kandang harus dibuat terbuka. Ini tujuannya untuk meningkatkan ventilasi dan memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam kandang. Dinding kandang bisa terbuat dari bambu, kayu, atau anyaman kawat. 

Sebaiknya, Kandang dibuat dengan arah utara selatan. Jika dinding dibuat tertutup, dinding sebelah timur dibiarkan terbuka. Dengan demikian, cahaya matahari pagi bisa masuk kedalam kandang. Cahaya matahari pagi ini mengandung sinar ultraviolet yang khasiatnya dapat membunuh kuman. Jika kedua kandang dibuat berdampingan, jarak antara dua kandang harus dibuat sedemikian sehingga sinar matahari pagi itu bisa masuk.

b. Kandang Sistem Battery 
Kandang sistem battery, dipakai untuk pemeliharaan kalkun yang jumlahnya sedikit. Pada sistem ini, lantai kandang bisa berupa ayaman kawat, lembaran bambu atau papan yang disusun secara berdampingan. Lantai kandang tidak ditaburi litter. Luas kandang yang harus disesuaikan dengan jumlah kalkun yang akan dipelihara. Pada prinsipnya, kalkun di dalam kandang tidak boleh berdesakan, untuk mencegah terjadinya saling patuk dan saling injak (kanibalisme). Untuk itu, perhatikan kebutuhan ruang untuk kalkun seperti yang tabel di bawah ini.

No
Periode dan Sistem
Kebutuhan Ruang
1.
2.
3.
4.
5.

Anak kalkun
Sistem Litter
Sistem battery
Kalkun masa akhir
Kalkun system halaman

0,025 m2/ekor
0,077 m2/ekor
0,56 m2/ekor
150 ekor/0,4 ha

2. Peralatan Beternak
Peralatan beternak terdiri dari tempat makan, tempat minum, induk buatan, gudang, dan tempat berteduh.

a. Tempat makan
Tempat makan bisa terbuat dari seng, bambu atau kayu. Pemakaian tempat pakan bisa digantung atau diletakkan di atas lantai. Untuk kalkun yang sudah besar, sebaiknya tempat pakan digantung.

b. Tempat minum
Tempat minum, sebaiknya terbuat dari plastik atau bahan-bahan lain yang tidak berkarat, sepert keramik, batok kelapa, atau ruas-ruas bambu. Buatlah tempat minum sedemikian sehingga air yang ditampung tidak berceceran membasahi litter. Agar air tidak ke litter, sebaiknya tempat minum diletakkan di atas penampungan ceceran air, bahanya bisa berupa kayu atau seng.

Kalkun yang sudah besar, misalnya umur lebih dari satu bulan badannya cukup berat sehingga mudah sekali menggulingkan tempat minum. Oleh karena itu, untuk tempat minum yang tidak digantung, sebaiknya diletakkan di luar kandang.

c. Induk Buatan (brooder)
Induk buatan (brooder) diperlukan untuk pemeliharaan kalkun berumur 0-1 minggu. Brooder terbuat dari seng, bentuknya seperti topi. Fungsi induk buatan adalah sebagai penghangat. Induk buatan juga berfungsi untuk menerangi lingkungan supaya anak kalkun dapat melihat tempat makan dan minum. Sumber pemanas induk buatan bisa berupa lampu listrik atau lampu minyak. Jika dipakai lampu listrik, lampu 40 watt sebanyak 4 buah digunakan untuk 500 ekor, atau 150 ekor per lampu.

Jika anak kalkun yang dipelihara jumlahnya sedikit, induk buatan bisa berbentuk kotak yang dilengkapi dengan lampu. Dinding kotak bisa terbuat dari anyaman kawat atau bambu. Lampu yang dipakai hanya 1 buah dengan daya 25 watt. Induk buatan ini karena ukurannya kecil, bisa dipindahkan dengan mudah dari ruang ke ruang.

d. Gudang
Untuk memelihara kalkun dalam jumlah besar diperlukan gudang khusus. Namun, untuk pemeliharaan dalam jumlah kecil, dapur, ruang kosong dalam rumah dapat merangkap sebagai gudang. Di dalam gudang perlu disediakan rak tempat menyimpan obat-obatan dan peralatan beternak. Pelu pula disediakan landasan dari papan atau bambu yang digunakan untuk menyimpan pakan. Pakan yang disimpan di lantai, tanpa landasan, akan mudah basah dan berjamur.

e. Tempat berteduh
Di halaman, sebaiknya disediakan tempat berteduh untuk kalkun yang diabur (dilepas). Bentuk tempat berteduh sangat sederhana. Rangkanya bisa terbuat dari bambu atau kayu, atapnya dari genting, rumbia, atau welit. Tempat berteduh sebaiknya dilengkapi dengan tenggeran untuk memberikan suasana yang lebih alami karena kalkun suka bertengger.

E. Pakan

Segala sesuatu yang dapat dimakan, berguna bagi kehidupan ternak dan tidak membahayakan kesehatan. Hal ini disebut pakan. Pakan tersusun dai berbagai bahan pakan. Bahan-bahan pakan, seperti dedak, jagung, dan tepung ikan. Jika dicampur atau diramu, jadilah pakan jadi atau ransum.

Bahan pakan mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak. Zat-zat itu adalah protein, energi atau tenaga, vitamin, dan mineral. Berdasarkan tinggi rendahnya zat makanan, bahan pakan dibagi dalam enam golongan, yaitu sebagai berikut.
  1. Sumber protein, bahan pakan yang kandungan proteinnya tinggi, tetapi kandungan energinya rendah, misalnya tepung daging, tepung ikan, dan bungkil kedelai.
  2. Sumber energi atau tenaga, bahan pakan yang tinggi kandungan energinya, tetapi rendah kandungan proteinnya, misalnya beras, jagung, dan ubi kayu.
  3. Sumber mineral atau bahan galian, bahan pakan yang kaya akan mineral, biasanya tidak mengandung energi maupun protein, misalnya tepung tulang, tepung kerang, tepung kulit telur, dan kapur.
  4. Sumber vitamin, bahan pakan yang banyak mengandung vitamin, misalnya sayuran dan rumput. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini. Mineral dan vitamin sudah dapat dibuat bahan murninya. Bahan-bahan itu diperjualbelikan dalam kemasan yang disebut premix. Jika premix dicampurkan ke dalam runsum, runsum tersebut akan mengandung mineral dan vitamin dengan lengkap.
  5. Pakan pengganjal, Bahan pakan ini adalah bahan yang kandungan protein dan energinya rendah, tetapi kadar seratnya tinggi, misalnya dedak padi, dedak jagung, ampas sagu, dan bungkil kelapa sawit.
  6. Pakan tambahan, pakan ini adalah zat-zat kimia bukan gizi yang ditambahkan ke dalam pakan dengan fungsi sebagai pengawet atau perangsang pertumbuhan, misalnya zat anti jamur, antibiotik, dan obat.
Untuk mengetahui kandungan zat makanan dalam suatu bahan pakan, pemeriksaan perlu dilakukan di laboratorium makanan ternak. Kita tidak perlu tahu caranya memeriksa, tetapi kita bisa menggunakan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini .

No
Bahan Pakan
Protein (%)
Energi Metabolis (Kal/g)
1.
Sumber energy
·         Jagung
·         Geplak
·         Singkong
·         Ubi jalar

11,8
4,6
2,5
2,6

3.370
2.720
3.850
3.700
2.
Sumber protein
·         Bungkil kelapa
·         Bungkil kacang tanah
·         Bungkil kedelai
·         Bungkil kapok
·         Bungkil wijen

21,3
45,1
46,1
29,6
42,8

2.540
2.200
2.200
2.820
1.900
3.
Makanan pengganjal
·         Dedak jagung
·         Dedak halus
·         Bekatul
·         Bungkil sawit

10,0
13,0
9,9
16,8

2.950
1.630
2.860
1.900
Dari tabel di atas terlihat bahwa kandungan protein dinyatakan delam persen (%). Kandungan protein jangung 11,8%, artinya dalam setiap 100 kg jagung terdapat 11,8 kg protein. Energi atau tenaga dinyatakan dalam energi metabolis dengan satuan kalori per gram (kal/g). Tepung jagung mengandung energi sebesar 3.370 kal/g, artinya setiap satu gram jagung yang dimakan akan menghasilkan tenaga sebesar 3.370 kalori.

Pakan yang diberikan kepada ternak harus mengandung zat-zat makanan yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Yang dimaksud dengan kebutuhan ternak akan zat makanan adalah kadar zat makanan yang bisa memberikan penampilan (pertumbuhan, produksi kesehatan) terbaik.

Untuk mengetahui kebutuhan ternak akan zat-zat makanan, perlu dilakukan percobaan. Namun, kita tidak perlu lagi melakukan percobaan sendiri. Kita bisa menggunakan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh orang lain. Seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini.
No
Masa
Umur (minggu)
Kebutuhan protein (%)
Kebutuhan energy (kal/g)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Prestarter
Starter
Grower I
Grower II
Finisher I
Finisher II
Holding
Bibit
0-4
4-8
8-12
12-16
16-20
20-34
24-30
30 lebih
28
26
22
19
16,5
14
12
14
2.800
2.900
3.000
3.100
3.200
3.300
2.900
2.900
Baca juga : Beternak burung puyuh petelur pemula

F. Pemeliharaan

Kita harus memelihara dan merawat kalkun dengan sebaik-baiknya, Ikutilah petunjuk di bawah ini dengan seksama agar peternakan anda berhasil. Berikut ini akan dijelaskan secara berurutan pemeliharaan kalkun di mulai dari kecil hingga besar.

1. Persiapan Kandang
Sebelum anak kalkun datang, bersihkanlah kandang dan peralatan beternak. Sikatlah lantai, dinding, dan atap kandang dengan larutan desinfektan(sabun, rinso, lisol, atau creolin). Sarang laba-laba jangan sampai tersisa. Catlah bagian dalam kandang, terutama lantai dan dinding dengan kapur. Biarkanlah satu hari lamanya. Jika kandang dan peralatan sebelumnya sebelumnya telah dipakai untuk memelihara ayam, cucilah dengan air panas yang mengandung desinfektan lalu dibiarkan kandang kosong selama 14 hari. 

Taburkanlah alas kandang atau litter di atas lantai kira-kira setebal 5 cm. Gantungkan induk buatan, tingginya 30 cm dari lantai. Letakkanlah pembatas di bawah induk buatan dengan posisi berdiri. nyalakan induk buatan hingga keadaan di dalamnya menjadi hangat. Untuk mengetahui derajat kehangatan atau suhu di dalam induk buatan. Jika ada, gunakanlah termometer. Gantungkanlah termometer sehingga tinggi bola atau pentolnya sedikit di atas kepala anak kalkun. Aturlah supaya suhu dalam induk buatan tetap 37,5 derajat celcius.

Isi tempat makan 3/4 nya dan air minum hampir penuh lalu letakkan dalam induk buatan. Sekarang kandang siap dipakai. Tutuplah dinding kandang dengan penahan angin dari plastik atau karung bekas jika cuaca buruk, misalnya saat hujan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kehangatan di dalam kandang.

Jika anak kalkun yang akan dipelihara jumlahnya sedikit, kita tidak menggunakan kandang yang besar dengan induk buatan yang digantung. Sebagai gantinya adalah induk buatan kecil yang bentuknya berupa kotak. Karena kecil, induk buatan ini mudah dipindahkan. Persiapan untuk induk buatan ini sama seperti di atas.

2. Pemeliharaan 0-8 minggu
Lakukanlah anak-anak kalkun dalam induk buatan atau dalam kandang battery. Perhatikan tingkah laku merek. Apakah mereka dapat melihat pakan dan air minum ? tidak seperti anak ayam, anak kalkun membutuhkan waktu yang lama untuk mengenal makan makanan kerena itu perlu dipelajari. Jepitlah tempat pakan dengan jari tangan lalu jatuhkan di depan paruh anak-anak kalkun terus-menerus sampai anak kalkun mengenalnya. Anak kalkun yang tidak mengenal makanan kadang-kadang ditemukan mati di atas tumpukan pakan.

Untuk minggu pertama, kalkun perlu diberi pakan dengan kadar protein 28%. Anak kalkun perlu diberi air minum yang mengandung vitamin. Untuk menambah tenaga beri pula air minum yang mengandung gula, empat sendok makan untuk satu liter atau dua gelas. Hal ini dilakukan pada minggu pertama.

Perhatikan pula apakah keadaan anak kalkun sudah merasa nyaman? anak-anak kalkun yang baru menetas mudah kedinginan. Nyaman atau tidaknya keadaan dalam induk buatan dapat dilihat dari tingkah lakunya. Apabila anak kalkun banyak bergerak, ribut, gelisah, dan selalu berusaha menjauhi lampu ini berarti mereka kepanasan. Sebaliknya, jika anak-anak kalkun selalu bertumpuk di bawah lampu, ini berarti mereka kedinginan.

Induk buatan bisa diturunkan atau dinaikkan untuk mengatur derajat panas yang dibutuhkan. Pada umur empat hari, lakukanlah vaksinasi untuk pencegahan terhadap penyakit ND. Vaksin adalah bibt penyakit yang telah dilemahkan, sedangkan vaksinasi adalah proses memasukan vaksin ke dalam tubuh.

Jika vaksin masuk ke dalam tubuh, akan bereaksi membentuk penangkal penyakit yang disebut antibodi. Dengan demikian, tubuh menjadi kebah atau tahan terhadap penyakit. Jika ada wabah penyakit menyerang tubuh, ternak yang divaksinasi tidak akan terkena penyakit. 

ND (Newcastle Disease) yang disebut juga penyakit cekak atau tetelo. Penyakit ini selain menyerang kalkun, juga dapat menyerang ayam. Untuk pencegahan ND pada kalkun, vaksin untuk ayam seperti La sota dan hitchner bisa digunakan. Caranya adalah dengan meneteskan vaksin melalui kedua mata, satu tetes masing-masing. Vaksinasi diulang pada hari ke 14 dan selanjutnya diulang setiap empat bulan. Vaksin hari ke 14 dan selanjutnya, diberikan melalui air minum atau suntikan. Vaksin ND perlu diberikan karena jika ND sudah menyerang tidak akan bisa diobati.

Vaksin lain yang perlu diberikan adalah vaksin kolera. Waktu pemberian adalah vaksin kolera. Waktu pemberian sama dengan vaksin ND, yaitu empat hari, hanya caranya yang berbeda. Vaksin ini diberikan melalui tetas hidung atau suntikan dibawah kulit punduk. Caranya, peganglah tubuh anak kalkun sedemikian hingga kakinya tidak bisa bergerak. Dengan telunjuk dan ibu jari, cubitlah kulit punduk lalu suntikan vaksin sebanyak 0,5 cc.

Apakah anda akan memelihara kalkun sampai bertelur atau akan dipotong setelah dagingnya bagus? jika anda akan memelihara sampai bertelur atau sampai menjadi bibit, perlu sekali kuku dan paruhnya dipotong. Pemotongan paruh akan dapat mencegah kematian akibat saling patik (kanibalisme). Salah satu sifat jelek kalkun adalah suka mematuk bulu atau dubur temannya sampai berdarah. Jika darah sudah keluar, akan menarik teman-teman lainnya untuk ikut mematuk, akibatnya si korban akan luka, bahkan kadang-kadang sampai ususnya keluar. Dalam keadaan demikian, si korban bisa mati. 

Pemotongan kuku perlu dilakukan terutma pada kalkun jantan. Pada saat perkawinan, kuku jantan sering melukai penggung betina. Pemotongan paruh dan kuku, sebaiknya dilakukan bersamaan, mengingat kepraktisannya. Pemotongan sebaiknya dilakukan sejak kecil, yaitu umur 7 hari karena labih mudah penanganannya.

Sebelum paruh atau kuku dipotong olesilah paruh atau kuku dengan alkohol atau obat merah. Alat pemotongan bisa berupa besi yang dibakar hingga berwarna merah. Goreskanlah besi yang membara tersebut pada ujung paruh atau kuku yang runcing hingga tumpul. Lepaskan anak kalkun biarkan paruh yang telah digores menjadi dingin. Lalu olesi lagi dengan obat merah. 

Setelah beberapa hari, tambahlah luas pembatas untuk memberikan ruang gerak yang lebih leluasa. Pada hari ke 10 pembatas sudah tidak diperlukan lagi. Kalkun menghasilkan kotoran yang amat basah. Denan menggunakan sekop, ambilah litter basah setiap hari lalu diganti dengan yang kering dan baru.

Jika anak kalkun mati, keluarkan segera dari kandang, kuburlah. Jika lebih dari seekor anak kalkun mencret, lesu, dan kurang nafsu makan atau muntah-muntah, berilah obat yang mengandung sulfa. Obat-obat untuk ayam, bahkan obat untuk manusia bisa dipakai untuk kalkun.

3. Pemeliharaan 9-16 minggu
Pada saat ini lampu pemanas sudah boleh dimatikan. Kalkun tidak akan kedinginan karena bulu-bulunya sudah sempurna menutup tubuh. Saat ini, lampu fungsinya hanya untuk menerangi kandang, supaya kalkun bisa melihat di mana tempat makan dan tempat minum. Lampu 25 watt bisa dipakai untuk menerangi kandang seluas 40 m2. Pada umur 10 minggu, berat kalkun sudah mencapai sekitar 2,5 kg untuk jantan dan 2 kg untuk betina.

Gantilah runsum dengan runsum grower yang mengandung 21% protein. Runsum starter yang masih tersisa bisa dicampur dengan runsum grower. Isilah tempat pakan 3/4 nya, berilah air minum yang segar. Cucilah tempat minum setiap hari. Untuk membantu pencernaan sediakanlah gritt pada wadah yang terpisah. Gritt bisa berupa batu-batu kerikil kecil yang bisa dimakan.

Jagalah kebersihan kandang dengan baik. Keluarkan alas kandang yang basah, gantilah dengan yang baru, bersihkan dan keringkan setiap hari. Aduk-aduklah litter sekali-sekali. Diluar kandang sediakanlah tempat bermain untuk kalkun, pegarilah tempat itu setinggi 2-2,5 meter. Dengan dilepas di halaman, kalkun akan mendapatkan sinar matahari langsung dan lebih banyak bergerak sehingga kalkun akan menjadi sehat. di tempat kalkun dilepas sediakanlah peneduh. Di tempat itu taruhlah makanan dan air minum. Pada malam hari, kalkun harus digiring kembali ke kadang.

4. Pemeliharaan 17-20 minggu
Ganti pakan grower dengan pakan finisher yang mengandung 16% protein. Berilah selalu kalkun pakan dan air minum yang cukup. Usahakan agar alas kandang selalu bersih dan kering. Pada saat kalkun berumur 20 minggu. Tangkaplah dua ekor kalkun yang paling besar. Menangkap kalkun harus dilakukan pada malam hari. Kalkun sulit ditangkap, juga bisa stress bila dikejar-kerar. Pada siang hari, kalkun juga boleh ditangkap, asal dilakukan di kamar gelap. Jangan menangkap bulu kalkun, tetapi tangkaplah kakinya, lalu di ikat. Timbanglah dengan cepat dengan kaki di atas. Waktu penimbangan jangan melebihi 2-25 menit. Jika kalkun beratnya sudah mencapai 6 kg, kalkun sudah siap untuk dipotong.

Kalkun yang baik untuk dipotong adalah yang dagingnya telah penuh. Perhatikanlah kulit kalkun pada bagian tubuh yang bulunya tidak ada atau jarang, lalu cubit. Jika kulit terasa tebal dan tulang-tulang tidak menonjol, berarti dagingnya sudah sempurna. Ingatlah, seminggu sebelum dipotong pemberian obat, apakah itu yang disuntikan, dicampu dengan air minum, atau runsum harus dihentikan. Tujuannya adalah agar daging tidak mengandung obat yang jika termakan oleh manusia bisa menimbulkan pengaruh buruk.

5. Pemeliharaan 21-30 minggu
Pada umur 21 minggu, kalkun harus sudah dipotong. Jangan memelihara kalkun sampai tua karena dagingnya bisa keras dan sulit dimakan. Jika tidak ingin memotong kalkun pada umur 21 minggu, kalkun tersebut bisa dipelihara sampai menghasilkan telur dan dijadikan kalkun bibit. Kalkun mulai bertelur pada umur 30 minggu. Siapkanlah kalkun untuk menghadapi masa bertelur agar kelak produksinya tinggi.

Supaya bertelur lebih banyak, tubuh kalkun tidak boleh terlalu gemuk. Kalkun yang gemuk, saluran reproduksinya (rahim dan saluran telur) akan terbungkus oleh lemak sehingga proses pembentukan telur bisa terganggu. Agar begitu memasuki masa bertelur kalkun tidak gemuk, berilah kalkun yang berkadar protein rendah (14%). Ransum ini disebut ransum holding, yakni ransum persiapan menghadapi masa bertelur.

6. Pemeliharaan setelah umur 30 minggu
Pada umur 30 minggu, kalkun mulai bertelur. Aturlah perbandingan jumlah kalkun jantan dan betina. Satu jantan bisa mengawini 10 betina. Jantan yang terlalu banyak akan menimbulkan persaingan, jangan yang terlalu sedikit akan sulit untu dapat melayani semua betina. Keduanya mempunyai pengaruh yang buruk terhadap daya tetas telur yang dihasilkan.

Buatlah sarang untu bertelur dan termpatkan di dalam kandang. Aburlah (lepaslah) kalkun di halaman supaya lebih sehat. berilah kalkun ransum pembibit dengan kadar protein 16% dan egergi 2.900 kal/g. Kalkun akan bertelur semala 5 bulan. Setelah itu, bulu rontok (molting) selama 3 bulan dan kembali bertelur dengan waktu yang lebih pendek. Kalkun sampai berumur 3,5 tahun masih baik dalam menghasilkan telur. Kalkun yang produksinya rendah bisa diapkir untuk dipotong, dagingnya bisa dijual ke pasar.

PENETASAN
Kalkun suka mengerami telur-telurnya. Pada tahun kedua, sifat mengeraminya lebih nyata. Kalkun akan segera mengeram jika melihat telurnya sudah banyak dan tidak ada yang mengganggu. Apabila telur diambil terus-menerus, kalkun tidak mau mengeram. Oleh karena itu, kalkun bisa menghasilkan telur lebih banyak.

Pengeraman bisa dilakukan secara alami oleh induk kalkun, induk ayam atau entok. Induk kalkun dan entik bisa mengerami telur kalkun sebanyak 10-12 butir, sedangkan induk ayam hanya 6-8 butir. Telur yang dieramkan akan lebih banyak jika mesin tetas digunakan. Mesin tetas kecil ukuran 1 x 1 meter dapat menampung 70 butir telur kalkun. Mesin tetas sekarang mudah didapat di toko-toko makanan ternak.

Jika telur ditetaskan dengan mesin tetas kumpulkanlah telur setiap hari dan simpanlah di ruangan yang sejuk. Gunakan tatakan telur untuk meletakkan telur. Letakkanlah telur dengan ujung tumpul di atas. Penyimpanan tidak boleh lebih dari 1 minggu. Telur yang sudah terkumpul, lebih cepat ditetaskan lebih baik.

Sikatlah mesin tetas dengan air yang mengandung desinfektan, lalu nyalakan. Aturlah supaya suhu mesin tetas tetap 38,5 derajat celcius (101 derajat fahrenheit). Ini bisa dilakukan dalam waktu 24 jam. Isilah baik air untuk mempertahankan kelembapan, sekarang mesin tetas siap digunakan.

Terlebih dahulu pilihlah telur-telur yang akan ditetaskan, bersihkanlah, jangan sampai ada kotoran yang menempel di kulit. Pembersihan bisa dilakukan dengan kain yang telah dicelup kedalam desinfekten. Letakkan telur-telur di atas bak telur dengan cara direbahkan. Tutuplah mesin tetas, biarkan dua hari lamanya. Pada hari ke 2 hingga hari ke 25 dilakukan pembalikan sebanyak 5 kali sehari atau paling tidak 3 kali, yaitu pagi, siang, dan malam.

Seperti halnya telur puyuh, telur kalkun memiliki bagian-bagian yang gelap pada kulitnya sehingga sulit untuk diteropong. Maka, peneropongan yang bisa dilakukan untuk memeriksa apakah telur mengandung benih, atau apakah benih ini didalamnya mati, pada telur kalkun tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu, semua telur tetap berada di dalam mesin tetas, dari awal hingga akhir.

Pada minggu ke 3 suhu harus diturunkan menjadi 38 derajat celcius. Kelembapan ditingkatkan menjadi 7-75%. Meningkatkan kelembapan bisa dilakukan dengan meletakkan kain basah di atas bak telur. Pada hari ke 26 anak kalkun di dalam telur sudah menempati posisi tertentu untuk menetas. Oleh karena itu, pembalikan harus dihentikan. Pada hari ke 27, telur sudah mulai retak-retak (pipping). 

Jagalah kelembapan mesin agar tetap tinggi, yaitu dengan jalan meletakkan kain basah di atas atau di sekeliling bak telur. Pada hari ke 28 sebagian besar telur-telur sudah menetas. Biarkanlah anak-anak kalkun sampai bulunya kering kira-kira 3 jam lamanya. Selanjutnya, kalkun dekeluarkan dan dipelihara di bawah induk buatan. Mesin tetas jang buru-buru dimatikan. Biarkanlah menyala sampai 3 hari lamanya, untuk menunggu kemungkinan masih ada telur-telur lain yang bisa menetas.

Baca juga : ternak ayam dan ikan

G. Penyakit
Penyakit kalkun terdiri dari blackhead, Fowl cholera, Newcastle disease, Pematukan bulu dan dubur, avian tuberculosis, dan coccidiosis.


1. Blackhead (infectious enterhepatitis)
Penyakit ini selain menyerang kalkun, juga menyerang ayam. Namun, yang paling peka adalah kalkun. Penyebabnya adalah protozoa atau hewan bersel satu. Protozoa ini menyebar melalui kotoran dari tarnak yang terinfeksi atau sakit. Protozoa dapat hidup di tanah selama beberapa bulan.

Gejala :

  • Kalkun kelihatan berat, kurus pucat.
  • Kalkun mencret atau diare kuning.
  • Kepala dan jengger menjadi pucat.
  • Penyakit ini menyerang semua umu, tetapi yang fatal adalah jika menyerang kalkun umur muda hingga 12 minggu.
Pengobatan :
  • Suntuklah semua kalkun dengan obat sulfonamid.
  • Larutkan sulfonamid ke dalam air minum, lalu berikan pada kalkun.
  • Obat-obat sulfa yang dipakai untuk manusia juga bisa diberikan kepada kalkun (seperti sulfa plus, sulfa guanidin dan sulfa quinozalin) satu tablet obat biasanya diberikan untuk berat danan 60 kg. Jadi, untuk kalkun yang lebih ringan bisa dikurangi. Berikan obat tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore.
Pencegahan :
  • Jangan mencampur kalkun dengan ayam.
  • Jangan melepas kalkun di lapangan yang telah dipakai ayam.
  • Jangan memakai kandang dan peralatan yang bekas dipakai memelihara ayam sebelum di disinfeksi.


2. Fowl Cholera
Penyakit ini selain menyerang kalkun juga menyerang ayam, ituk, dan angsa. Penyebabnya adalah kuman yang disebut pasteurella multocida. Kuman tersebar melalui air dan tanah yang tercemar.

Gejala :
  • Kalkun banyak minum.
  • Kalkun susah napas.
  • Jengger dan pial berwarna kehijau-hijauan.
Pengobatan :
  • Ternak yang sakit diobati dengan sulfa atau sulfanamid
Pencegahan :
  • Berilah vaksin kolera.
  • Pakailah selalu air bersih.
  • Berilah pakan yang baru dan segar, jangan memakai pakan yang basi.
  • Sikatlah peralatan dengan air yang mengandung desinfektan sebelum digunakan.

3. ND (Newcastle Disease)
Penyakit ini disebut juga tetelo atau cekak atau dalam bahasa inggrisnya fowl pest. Penyakit ini lebih banyak menyerang ayam, tetapi bisa juga menyerang kalkun. Penyebabnya adalah virus yang menyebar melalui udara. Penyerangannya bisasanya terjadi secara mendadak, tanpa diketahui gejala-gejala sebelumnya.

Gejala :
  • Kalkun bersin dan ngorok.
  • Kalkun kejang.
  • Kepala kalkun terpelintir.
  • Berak Hijau.
  • Ternak yang terserang bisa sembuh, tetapi produksinya jelek dan pertumbuhannya terlambat.
Pengobatan :
  • Penyakit ini tidak bisa diobati.
Pencegahan :
  • Vaksin ND bisa diberikan melalui tetes mata, suntikan, atau air minum. (lihat cara vaksinasi pada bab pemeliharaan).


4. Pematukan bulu dan dubur
Bulu dan dubur kalkun dipatuk oleh kalkun-kalkun lain sehingga timbul luka. Luka tersebut mengeluarkan darah, yang dapat menarik kalkun lainnya untuk mematuk. Karena luka-luka yang serius, si korban akhirnya mati. Penyebab terjadinya pematukan, biasanya adalah kandang yang terlalu padat.

Pengobatan :
  • Pisahkan segera kalkun yang luka, obati luka dengan obat antiinfeksi, seperti obat merah atau penisilin salep.
Pencegahan :
  • Kurangi kepadatan kandang.
  • Berilah ransum berbentuk butiran.
  • Potong paruh sewaktu kalkun masih kecil.

5. Avian tuberculosis (Radang sendi)
Penyakit ini lebih banyak menyerang kalkun dewasa. Selain menyerang kalkun, juga menyerang ayam. Penyebabnya adalah kuman Tubbercullosis.

Gejala :
  • Kalkun kehilangan berat badan, kurus.
  • Terjadi pembengkakan dan luka-luka pada sendi.
Pengobatan :
  • Penyakit ini tidak bisa diobati.
Pencegahan :
  • Apkirlah kalkun yang menderita.

6. Coccidiosis (berak darah)
Penyakit ini disebabkan oleh protozoa yang disebut mycoplasma galisepticum. Penyebarannya adalah melalui kotoran. Protozoa ini bisa menyebar melalui burung-burng dan hewan lain yang merusak ke dalam kandang. Bagian tubuh yang diserang adalah usus halus (intestin).

Gejala :
  • Kalkun mencret bercampur darah.
  • Hewan kadang-kadang mati tanpa diketahui gejala sebelumnya.
Pencegahan :
  • Alas kandang harus selalu kering dan bersih, tidak boleh becek, dan lembab.
  • Gantilah litter basah dengan yang kering.


Sumber :Ir. Santa, M.P

No comments for "Ternak kalkun "