Burung merpati

Burung merpati dikenal dengan sebutan burung dara (Jawa: Dara). Jenis burung ini sudah dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Pada umumnya burung merpati dipelihara secara tradisional, hanya sebagian hoby atau kesenangan saja. Cara pemeliharaannya pun sangat sederhana dan mudah sehingga pakan yang diberikan pun seadanya saja tanpa mempertimbangkan atau memperhitungkan kebutuhan gizinya. 


Kandang merpati biasanya diletakkan di atas rumah atau pada cabang-cabang pohon di pekarangan sehingga burung merpati ini bebas keluar masuk kandang. Burung merpati apabila dipelihara secara intensif atau komersial sesungguhnya dapat memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi yang memeliharanya. Manfaat dan keuntungan yang dapat diperoleh dari memelihara burung merpati ini adalah :

1. Daging

Daging merpati mempunyai kandungan gizi yang tinggi dibandingkan dengan ternak lain, seperti ayam, itik, domba, dan sapi. Sebagai sumber protein hewani, daging merpati sangat baik untuk anak-anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua. Dagin merpati ini biasanya diolah dengan cara digoreng dan lebih dikenal dengan sebutan "dara goreng" daging merpati rasanya enak dan lezat, bahkan sangat disukai oleh masyarakat kota, terutama masyarakat kota yang sudah kecukupan (menengah ke atas).

Di kota-kota besar daging dara (dara goreng) sudah banyak tersedia di rumah makan, bahkan di restoran besar pun sudah teredia. Permintaan daging merpati diluar negeri sangat tinggi sehingga peluang untuk berusaha di bidang perternakan merpati sebenarnya, masih terbuka luas.

2. Telur

Telur burung merpati juga merupakan salah satu sumber protein hewani yang cukup tinggi gizinya sehingga tidak ada salahnya apabila masyarakat kita, terutama masyarakat di pedesaan, mengkonsumsi telur merpati sebagai lauk pauk.

3. Kotoran

Kotoran merpati dapat digunakan sebagai pupuk tanaman dan bunga.

4. Menambah penghasilan (pendapatan keluarga).
5. Ikut menciptakan lapangan kerja.
6. Biaya lebih murah.
7. Tidak membutuhkan lahan/tempat yang luas. 


Mengenal Burung Merpati

Burung merpati mempunyai beberapa sifat atau ciri-ciri, yaitu :
  • Bentuk badannya tegap dan bagus, dengan daging yang relatif tebal.
  • Berkembang biak melalui telur dan mengerami sendiri telurnya.
  • Mulai bertelur lebih kurang berumur 4 bulan, bertelur atau berproduksi sampai umur sekitar 5 tahun. Produksi telurnya dua butir setiap periode bertelur.
  • Biaya hidup berpasang-pasangan dan merpati jantan memilih sendiri pasangannya.
Ditinjau dari segi keperluannya atau kegunaannya burung merpati dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
  1. Merpati konsumsi, Jenis merpati ini dipelihara untuk mendapatkan dagingnya.
  2. Merpati hias, burung merpati ini dipelihara karena keindahan dan penampilannya.
  3. Merpati aduan atau merpati pos, Burung merpati ini dipelihara karena mempunyai kemampuan terbang dalam jarak jauh serta kemampuan terbang untuk menemukan tempatnya.
Antara merpati jantan dan merpati betina dapat dibedakan sebagai berikut :
  • merpati jantan mempunyai tubuh lebih besar daripada merpati betina.
  • mempati jantan mempunyai leher lebih besar daripada merpati betina.
  • merpati jantan lebih pandai mendekur.
  • merpati jantan lebih lincah menari.
  • merpati jantan lebih agresif.
  • paruh, pial, dan kelopak mata merpati jantan lebih besar daripada merpati betina.

Kandang Merpati

Kandang merpati pada umunya mendiami suatu tempat yang dibuat dengan persyaratan tertentu. Tempat itu disebut dengan sangkar atau kandang. Pembuatan kandang merpati sebaiknya disesuaikan dengan tujuan pemeliharaannya. Kandang untuk setiap jenis merpati berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya sama, yaitu kandang dapat memberikan kenyamanan bagi merpati yang menempatinya dan terhindar dari kehujanan, kepanasan terik matahari pada siang hari, angin yang kencang, dan terhindar dari gangguan binatang atau ternak lain, serta aman dari pencurian.


Dalam pembuatan kandang merpati ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
  1. Pembuatan kandang disesuaikan dengan keperluan. Di dalam kandang ini merpati diusahakan dapat tidur atau beristirahat, berkembang biak, yaitu bertelur dan membesarkan anak, dan dapat mencari atau mendapatkan udara segar. Anak-anak merpati yang sudah dipisah atau burung-burung merpati muda perlu kandang yang terpisah.
  2. Pembuatan kandang disesuaikan dengan pertanaman atau keindahan. Lokasi dan bentuk kandang disesuaikan dengan keadaan tempat dan selera peternak atau pemeliharanya.
  3. Pembuatan kandang berorientasi komersial. Pembuatan kandang perlu mempertimbangkan atau memperhitungkan biaya yang semurah mungkin karena pemeliharaan merpati bertujuan untuk keperluan perdagangan atau mencari keuntungan. Jadi, keuntunganlah yang menjadi sasaran utama pemelihara atau peternak. Dengan demikian, yang terpenting bagi peternak adalah bagaimana caranya agar merpati bertelur dan bagaimana cara membesarkan anak merpati itu. Setelah besar anak merpati itu akan dijual atau setelah berumur sekitar 3 minggu anak merpati itu akan dipotong untuk dijadikan lauk yang lezat. Jika dijadikan dara goreng, lauk itu dapat dipisahkan dan akan mendatangkan suatu keuntungan.
Kandang merpati pada prinsipnya mempunyai dua ruangan, yaitu satu ruangan tertutup dan satu ruangan terbuka. Hal itu dimaksudkan agar burung merpati berada dalam pemeliharaan yang lebih baik.
  • Ruang terutup, Ruangan ini menyerupai ruangan sebuah rumah sebab menjadi tempat bagi merpati untuk berteduh dan menghindari terik matahari pada siang hari dan menghindari kehujanan atau angin kencang. Merpati diusahakan berada dalam kandang tertutup pada waktu malam hari, pada saat hujan, atau pada saat angin kencang. Pada ruangan ini disediakan tempat pakan, tempat minum, dan kotak-kotak serang untuk bertelur, mengeram, dan membesarkan anak. Pada ruangan ini pula merpati yang dipelihara dapat dijinakkan sehingga merpati dapat menyesuaikan diri dengan cepat.
  • Ruang terbuka, Pada ruangan ini burung merpati dapat menikmati udara terbuka sesukanya.
Dalam pemeliharaan merpati diperlukan adanya tiga ruangan secara terpisah yang masing-masing ruangan terdiri atas ruang tertutup dan ruang terbuka. Tiga ruangan itu adalah.
  1. Ruang untuk merpati yang sedang dikembangbiakkan pada ruangan ini burung merpati akan bertelur dan membesarkan anaknya.
  2. Ruang untuk merpati dewasa, pada ruangan ini burung-burung merpati dewasa ditempatkan.
  3. Ruang untuk merpati muda, pada ruangan ini ditempatkan burung-burung merpati yang masih muda.
Kandang merpati dapat dibuat dengan bermacam-macam bentuk atau model kandang dan bermacam-macam pula bahan kandang yang digunakan. Kandang merpati dapat dibuat dengan sederhana, yaitu dengan menggunakan :

  • Kotak bekas yang disekat dengan kardus.
  • triplek.
  • belahan atau bilah-bilah bambu.
  • papan kayu.
  • bilik atau geribig.
  • kawat.
Pada umumnya kandang sepasang merpati dewasa berukuran panjang 60-80 cm, lebar 40-50 cm, dan tinggi 40-50 cm, atau dapat pula dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 60 cm. Jika jumlah merpati sangat banyak, sebaiknya digunakan model kandang susun dari kawat atau bilah-bilah bambu seperti kandang baterai ayam ras petelur dengan ukuran satu pasang merpati dewasa. Setiap kotak atau petak kandang perlu dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum, seta disediakan sarang tempat merpati bertelur dan mengerami telurnya.

Di Indonesia pada umumnya pemeliharaan merpati biasanya dilepas begitu saja dan dibiarkan mencari pakan tambahan. Dengan melepas merpati yang dipeliharanya tersebut, kandang sebetulnya tidak menjadi masalah. Pembuatan kandang dengan satu ruangan telah banyak dilakukan oleh para peternak merpati. Ada yang membuat kandang dengan memberi atap pada seluruh ruangan, ada yang menggunakan kawat pada keempat sisi kandang, ada pula yang menggunakan dinding pada satu sisi kandang dan di situlah ditempatkan kotak-kotak sarang merpati.

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar kandang tetap bersih dan nyaman adalah :

1. Kandang dibersihkan secara teratur
  • kotoran dikumpulkan dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman.
  • bekas-bekas sarang yang tidak terpakai, bulu-bulu yang rontok, dan sisa-sisa pakan, serta benda-benda atau barang-barang yang tidak diperlukan lagi, hendaknya dikeluarkan dari kandang kemudian dibakar atau ditanam di dalam tanah.
2. Tempat pakan dan tempat minum selalu dibersihkan.
3. Pertukaran udara di dalam kandang lancar sehingga kandang tidak pengap dan lembap.

Pakan Merpati

Burung merpati perlu diberi pakan yang baik atau seimbang. Pakan yang diberikan harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan sesuai dengan kebutuhannya. Apabila merpati diberi pakan yang tidak baik, akibat secara langsung memang tidak tampak, tetapi kalau dilakukan secara terus-menerus, merpati akan lemah dan akan kehilangan daya tahan tubuh yang akhirnya mudah terserang penyakit. Selain itu, pemberian pakan yang tidak baik akan berpengaruh terhadap kemampuan berproduksi.

Pakan merpati jika dibandingkan dengan pakan unggas yang lain dalam standar kehutuhan pakan untuk tujuan produksi yang ekonomis jauh ketinggalan. Pakan khusus untuk merpati belum diketemukan, sedangkan pakan unggas dalam berbagai bentuk telah banyak dijual di pasaran. Jenis pakan unggas dapat pula diberikan untuk merpati karena pakan itu sebenarnya terbuat dari biji-bijian yang telah diolah atau diproses. Namun, selain diberi pakan tersebut masih bisa pula diberikan pakan tambahan.

Pada prinsipnya pakan merpati, baik merpati komsumsi, merpati hias, maupun merpati pos adalah sama, yaitu terdiri dari :

1. Bijian 

Bijian dapat berupa gabah, jagung, cantel, jewawut, beras merah (beras biasa), kacang hijau. Peternak ada yang memberikan biji jagung sebagai pakan utamanya. Biji-bijian yang diberikan sebaiknya yang baik, yaitu yang bersih, tidak berbau, tidak basah, dan tidak berjamur.  

2. Hijaun

Selain pakan berupa bijian, merpati perlu juga diberi pakan hijauan. Hijauan ini disamping diperlukan merpati juga sebagai variasi makanan dalam pakannya.


Macam-macam hijauan yang dapat diberikan untuk merpati antara lain :
  • Bayam, denganc cara dipotong-potong atau diberikan secara utuh.
  • Kangkung, dengan cara dipotong kecil-kecil.
  • Seledri, dengan cara diberikan secara utuh.
  • Kobis (kol), dengan cara dipotong kecil-kecil.
  • Selada, dengan cara dipotong kecil-kecil.
  • Wortel, dengan cara dipotong kecil-kecil.
Sebaiknya, hijauan ini dicampur gengan garam, merica, atau garam yang sudah dicampur dengan bawang putih dan diberikan secara bergantian dari waktu ke waktu sehingga yang diresahkan merpati adalah hijauan dengan bumbu yang berbeda-berda. Pemberian hijauan untuk merpati ada yang tidak setuju karena pemberian hijauan itu dapat menyebabkan kotoran merpati menjadi basah berair dan dikhawatirkan terdapat cacing. 

Kotoran yang basah dan berair karena merpati makan hijauan sebenarnya tidak mengganggu merpati sebab setelah sehari merpati  diberi pakan hijauan, kotoran akan kembali normal. Apabila kotoran merpati tetap basah berair, penyebabnya bukan karena pemberian hijauan. Hijauan diberikan kepada merpati tidak setiap hari, tetapi hanya sekali waktu saja. Satu minggu sekali sudah cukup. 

Pemberian hijauan untuk setiap jenis merpati berbeda. Merpati yang sistem pembeliharaannya dikurung sepenuhnya, perlu diberi hijauan. Merpati yang diberi kesempatan terbang bebas tidak perlu diberi hijauan karena kebutuhan hijauan merpati tersebut didapatkan pada saat di luar kandang, Sedangkan untuk merpati yang akan dipertandikangkan, sebaiknya diberi hijauan kembali diamati atau diperhatikan kotorannya. Apabila kotoran merpati tetap basah, pemberian hijauan dihentikan selama masa-masa pertandingan.


3. Grit

Grit adalah pecahan-pecahan batu kapur yang telah mati dicampur dengan kulit keras, remis, keong, atau bekicot yang ditumbuk halus, lebih kurang sebasar butiran beras. Pada umumnya grit ini terdiri dari pecahan kerang, arang, atau pecahan batu. Sebaiknya, ditambah dengan tepung tulang dan garam. Apabila peternak membuat sendiri, campuran grit yang baik terdiri dari :

  • 45% kulit kerang yang dihancurkan dalam ukuran sedang.
  • 35% pecahan kecil-kecil batu gamping atau kapur.
  • 10% pecahan kecil arang kayu.
  • 5% tepung tulang.
  • 5% tepung kapur.
Biasanya campuran tersebut  ditambahkan dengan garam sebanyak lebih kurang 4%. Grit mempunyai fungsi ganda, yaitu :
  1. Membantu proses pencernaan, yaitu menghancurkan atau menggilas pakan yang dimakan merpati yang masih dalam keadaan kasar atau menghancurkan butiran-butiran di dalam tembolok.
  2. Memberikan tambahan penyediaan mineral dalam pakan yang berguna untuk pembuatan tulang-tulang, bulu, paruh, dan kulit telur.
Grit bagi burung merpati sangat penting sebab jika merpati tidak makan grit dalam waktu yang lama, merpati akan jatuh sakit dan mati. Namun, grit tidak harus selalu tersedia di dalam kandang merpati. Merpati yang secara pemeliharaannya tidak sepenuhnya dikurung atau merpati yang diberi kesempatan terbang bebasm dapat mencari grit sendiri untuk memenuhi kebutuhannya.

Peternak biasanya memberi pakan merpati sebanyak dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari dan sore hari setelah merpati pulang ke kandang. Pemberian pakan itu pada umumnya dilakukan oleh peternak dengan cara menebarkan pakan tersebut ke lantai (tanah), kandang, atau diletakkannya di dekat kandang sambil memperhatikan keadaan merpati sehingga dapat diketahui apakah merpati tersebut sehat atau sakit. 

Disamping itu, merpati akan segera mengenal yang memeliharanya atau yang memberi pakan sehingga merpati tersebut menjadi jinak dan dapat mempercepat hubungan antara peternak sebagai pemelihara dan burung merpati sebagai yang dipelihara. Pemberian pakan dengan cara ditebarkan mempunyai kelemahan, yaitu banyak memakan waktu.

Oleh karena itu, jika peternak tidak mempunyai banyak waktu, sebaiknya dibuatkan tempat sehingga pakan yang diberikan dapat diletakkan di tempat pakan itu. Apabila pakan yang diberikan peternak berupa pakan jadi, misalnya pellet yang dibeli dari toko, tetap diperlukan pakan tambahan. 

Cara pemberian pakan sebagai berikut :
  1. Merpati diberi pakan dengan perbandingan antara pakan bijian dengan pakan pelet sebesar delapan banding dua, atau 80% pakan bijian dan 20% pakan pellet.
  2. Merpati perlu diberi minyak ikan (yang merupakan tambahan pakan berbentuk kapsul lunak) yang diberikan secara langsung atau dicampurkan dengan bijian. Jika minyak ikan pemberiannya dicampur, bijian yang terkena minyak ikan akan basah. Jika itu yang terjadi perlu ditambah tepung vitamin dan mineral yang dapat dibeli di toko sehingga tepung tersebut dapat menempel pada minyak ikan. Vitamin dan mineral, selain dapat diberikan dalam bentuk teupung, dapat juga diberikan dalam bentuk cairan, yaitu melalui air minum.

Air minum bagi merpati mempunyai peranan yang penting. Merpati akan tahan tidak makan untuk beberapa hari lamanya tetapi tidak tahan jika tidak minum selama sehari semalam. Oleh karena itu, sebaiknya selalu diusahakan dan dijaga agar tempat minum dan air minum dalam keadaan bersih serta tersedia sepanjang hari.


Perkembangbiakan Merpati

Dalam perkembangbiakan merpati ada tiga cara perkawinan, yaitu :

1. Perkawinan Sendiri

Perkawinan sendiri adalah suatu perkawinan dari sepasang merpati di antara keturunannya sendiri, misalnya antara bapak/induk dengan anak, antara kakek/nenek dengan cucu, dan antara saudara kandung. Cara perkawinan ini dilakukan dengan menonjolkan sifat-sifat tetuanya (bapak/induk) baik sifat yang baik maupun sifat yang jelek. Perkawinan sendiri cenderung menempatkan sifat-sifat yang ada pada merpati dan mengurangi variasi sifat-sifat keturunan yang ada. hal ini penting dalam usaha mendapatkan dan melestarikan ciri-ciri khusus dari perpati. Sifat-sifat yang baik pada keturunannya itulah yang diambil dan dipertahankan, sedangkan sifat-sifat yang tidak baik dibuang.

2. Perkawinan Marga

Perkawinan warga adalah suatu perkawinan dari sepasang merpati yang bentuknya semacam perkawinan sendiri, tetapi caranya adalah keturunan suatu pasangan merpati dikawinkan dengan keturunan dari pasangan merpati yang lain yang masih mempunyai hubungan dengan tetuanya dan masih satu jalur keturunan. Dengan perkawinan semacam ini keturunannya tetap merupakan satu keluarga burung merpati dari satu darah yang mempunyai ikatan keluarga yang erat.

3. Perkawinan Keluar

Perkawinan keluar adalah suatu perkawinan sepasang merpati yang tidak mempunyai hubungan keluarga sama sekali. Perkawinan ini dilakukan untuk mencegah merpati menjadi lemah atau tidak baik oleh adanya sifat-sifat yang tidak baik.

Untuk mendapatkan keturunan sesuai dengan yang diinginkan diperlukan waktu yang panjang. Dalam usaha mendapatkan hasil keturunan yang baik, diusahakan agar tidak mengawinkan merpati yang masih muda. Burung merpati menjadi dewasa sekitar umur 4-6 bulan, tetapi sebaiknya perkawinan merpati ditangguhkan dahulu dengan menunggu sampai merpati benar-benar dewasa.

Untuk merpati induk yang baik umur merpati sebaiknya 1-3 tahun. Masa produktif setiap jenis merpati berbeda-beda, ada yang mampu berproduksi lama, ada yang sebentar. Merpati betina yang baik dapat memberikan hasil untuk jangka waktu lima tahun. Biasanya, merpati jantan dapat lebih lama hidup daripada merpati betina.

Burung merpati secara naluri akan berpasangan atau berjodohan sepanjang hidupnya jika tidak ada gangguan dari luar. Naluri itu sebenarnya dapat dipisahkan. Jika pasangan merpati yang ada dipisahkan dan dikawinkan dengan merpati yang lain, perlu diperhatikan bahwa kotak sarang yang biasa digunakan agar diberikan pada merpati jantan karena kotak sarang tersebut akan menjadi milik merpati jantan.

Apabila merpati jantan dipisahkan dari pasangannya dan kotak sarangnya tidak diberikan, merpati jantan akan kembali ke kotaknya semula. Oleh karena itu, sebaiknya merpati jantan ditempatkan pada kotak sarang yang pernah digunakan apabila merpati jantan tersebut dijodohkan dengan merpati betina yang lain. Merpati yang tidak mempunyai jodoh biasanya akan menggangu pasangan yang ada jika keadaan memungkinkan. Merpati akan mencari jodohnya sendiri di antara sekian banyak merpati.

Untuk mengawinkan merpati, dalam arti merpati tidak dibiarkan mencari pasangannya sendiri, cara mengawinkan yang baik adalah diawali dengan bentuk perkenalan, kemudian dijodohkan dan disusul dengan pengamatan selanjutnya apakah perjodohan itu benar-benar cocok. Untuk keperluan itu, perlu dibuatkan tempat perjodohan yang berupa sangkar yang mempunyai dua bilik atau sebuah kotak yang terdiri dari dua bagian ruangan. Kedua ruangan tersebut dipisahkan oleh suatu sekat dari kawat yang dapat dibuka sehingga bisa saling memandang. Mepati dibiarkan tinggal di setiap ruangan sangkar dan bertatap muka melalui kawat perantara tersebut. Kawat perantra dilepas jika merpati telah benar-benar menyatu. Pasangan merpati ini dibiarkan sampai beberapa hari di dalam sangkar tersebut.

Setelah pasangan merpati tersebut kawin, merpati itu akan terbang mengelilingi kandang jika dilepas bebas, namun jika tetap berada di dalam kandang, merpati akan terbang kian kemari di dalam kandang itu. Apabila pasangan itu belum mempunyai tempat untuk bertelur, merpati jantan akan memilih tempat untuk bertelur. Jika sudah menemukan tempat yang cocok untuk bertelur, perlu disediakan bahan-bahan sarang sehingga merpatidapat menata sendiri sarangnya, atau tempat sarang sudah disediakan dengan baik.

Pada saat sarang telah siap, biasanya sekitar lima hari kemudian, saat merpati menunggu masa peneluran petama, merpati jantan mengusir merpati betina dengan kasar. Hal itu disebabkan merpati jantan cemburu dan mengusik tempat betina. Ke mana saja merpati betina pergi selalu diikuti sehingga merpati betina hampir tidak mempunyai kesempatan untuk makan dan minum. 

Sepuluh hari kemudian, telur pertama keluar, sikap merpati jantan yang tidak baik terhadap merpati betina tersebut akan hilang. Telur pertama biasanya keluar pada sore hari dan telur kedua keluar sekitar 45 jam atau 3 hari kemudian. Kadang-kadang telur pertama dierami setengah-setengah atau kadang malah dibiarkan, baru setelah telur kedua keluar pengeraman ini dilakukan secara penuh. Telur umumnya menetas bersama-sama, yaitu setelah dierami sekitar 17-19 hari. Merpati betina dapat bertelur kembali setelah lebih kurang 16 hari telur menetas.

Baca juga : budidaya ayam petelur

Pemeliharaan Merpati

1. Induk Merpati

Setelah induk merpati bertelur untuk yang pertama kalinya dan telur itu telah menetas, sekitar 16 hari dari penetasan telur pertama itu, induk merpati akan bertelur kembali. Oleh karena itu, perlu disediakan sarang kedua, lebih kurang dua minggu setelah telur pertama menetas. Dengan adanya sarang yang baru, telur peneluran kedua tidak akan diletakkan pad sarang pertama yang ada anaknya.

Untuk anak-anak merpati angkatan kedua, harus diperlukan sama seperti pada perlakuan angkatan pertama. Pada umumnya anak-anak merpati angkatan kedua lebih cepat dewasa dari pada anak-anak merpati angkatan pertama. Anak merpati angkatan kedua mampu mengejar masa ganti bulu anak merpati angkatan pertama, bahkan dalam pengembangan kemampuan fisik dan mentalnya pun juga dapat dikejar.

Merpati akan bertelur pula pada 16 hari kemudian setelah angkatan kedua menetas. Apabila diteruskan boleh jadi angkatan keempat akan dimulai 12 hari setelah telur angkatan ketiga menetas. Sebaiknya, anak-anak merpati angkatan ketiga ini dipisahkan dari angkatan pertama dan kedua. Jika telur angkatan keempat muncul, sebaiknya telur dierami karena sudah saatnya merpati dipisah agar mengerami pergantian bulu.

2. Anak Merpati

Setelah anak merpati menetas, anak merpati tersebut belum dapat melihat dan masih sangat lemah sehingga tidak kuat untuk mengangkat kepalanya. Setelah makan kuning telur dalam persediaan tubuhnya habis, anak merpati akan mengangkat kepalanya untuk mencari makan. Induk yang kebetulan mengerami anaknya ini akan segera mengetahui hal tersebut dan mulai akan memberi pakan.

Anak merpati diberi pakan dari cariran seperti susu dari tembolok induknya. Menjelang telur menetas, cairan untuk memberi makan anak-anaknya muncul dalam tembolok induknya dan induk akan memindahkan cairan tersebut dan memberikannya ke mulut anak merpati itu.

Setelah anak merpati berumur sekitar satu minggu (4 hari) pemberian jumlah cairan dikurangi dan di ganti dengan pemberian pakan yang lebih keras yang berupa butiran-butiran halus. Selanjutnya, pemberian susu akan semakin dikurangi dan pemberian butiran-butiran halus ditambah. Setelah berumur sepuluh hari, anak merpati hanya diberi butiran keras saja, yaitu bijian.

Anak merpati masih tergantung pada pemberian pakan dari induknya sampai tiga minggu. Setelah berumur 4 minggu anak merpati itu dapat dipisah. Merpati-merpati muda ini ditempatkan pada kandang tersendiri. Apabila jumlah merpati banyak, sebelum dicampur dengan merpati yang lain perlu ditandai sehingga peternak mengetahui asal-usul anak merpati tersebut.

Setelah anak merpati pindah ke kandang, selama seminggu sampai sepuluh hari anak merpati itu perlu mendapat perhatian penuh karena anak merpati belum tentu tahu cara makan dan minum sehingga perlu dibantu paling sedikit empat kali sehari diberi pakan sedikit demi sedikit.

Pada hari-hari pertama dipisah, pemberian pakan merpati muda dimulai dengan pemberian butiran-butiran kecil, setelah pandai baru diberi butiran-butiran besar. Selanjutnya, merpati diberi butiran-butiran bersar dahulu seperti jagung, baru kemudian diberi butiran-butiran kecil yang sudah dikenalnya. Adakalanya merpati hanya makan butiran-butiran tertentu yang disenangi. Oleh karena itu, dalam pemberian pakan merpati perlu dibuat agar merpati tersebut lapar terlebih dahulu baru kemudian diberi pakan sehingga pakan yang tidak disenangi akan dimakan.

Di samping merpati dilatih untuk makan juga dilatih untuk minum. Apabila suatu saat merpati menolak diberi pakan, kemungkinan merpati sedang haus. Untuk melatih merpati minum, kita dapat mencelupkan paruh burung ke tempat air minum. Anak merpati perlu diberi grit dalam pakannya dan perlu diberi kesempatan untuk mandi.

Anak merpati berumur 5 minggu mulai dapat maka sendiri dan biasanya seluruh badannya telah berbulu. Setelah anak merpati menginggalkan sarangnya merpati jantan masih memberikan pakan untuk sekitar sepuluh hari lamanya.


Pencegahan dan Pengobatan Penyakit

Burun merpati mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi dan mudah menyesuaikan diri sehingga mudah dipeliharaa. Merpati seperti juga jenis ternak yang lain, dapat dijangkiti oleh penyakit. Oleh karena itu, untuk mempertahankan keselamatannya, diperlukan suatu tindakan untuk pencegahannya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga agar merpati tetap sehat adalah :
  1. Harus mempunyai tempat berteduh atau tempat tinggal (kandang) yang kering, pertukaran udara baik, dan dapat menghindari embusan angin kencang.
  2. Kandang disemprot dengan pencuci hama (desinfektan) setiap dua minggu sekali dan kandang dijaga agar selalu bersih.
  3. Jumlah merpati dalam kandang tidak terlalu padat akan sering terjadi kekacauan atau kericuhan dan kandang akan menjadi cepat kotor.
  4. Pemberian pakan yang baik, baik mutu dan jumlahnya, pakan yang telah rusak tidak diberikan.
  5. Perlu diberi grit.
  6. Tumpukan pakan dan minum dalam kandang dihindari karena pakan yang berserakan dalam kandang dan dibiarkan dalam jangka waktu yang cukup lama dapat menimbulkan bibit penyakit.
  7. Perlu mendapatkan air yang bersih.
  8. Apabila terjadi perubahan cuaca, sebaiknya air minum dicampur dengan vitamin dan mineral untuk mengurangi stres.
  9. Merpati pada masa pertumbuhan awal perlu diberi vitamin, mineral, dan antibiotika melalui air minum.
  10. Merpati yang sakit dipisahkan dari kelompoknya. Perlu ditaburkan bubuk kutu pada alas tempat bertelur.
Penyakit merpati dapat ditimbulkan antara lain oleh binatang-binatang kecil atau serangga. Binatang-binatang kecil atau serangga yang menyebabkan penyakit pada merpati adalah sebagai berikut.

1. Kutu
  • Dapat dilihat dengan mata telanjang.
  • Tidak menghisap darah, hidup pada bulu-bulu atau sisik kulit.
  • Jika jumlahnya banyak akan mengganggu dan pada suhu yang tinggi sangat cepat pekembangbiakannya.
  • Sebaiknya, merpati disemprot dengan menggunakan pestisida khusus untuk burung atau dengan menggunakan garam dapur dalam bentuk bubuk yang ditaburkan di bawah bulu-bulu burung merpati. Atau, bubuk itu dilarutkan ke dalam air kemudian merpati dicelupkan ke dalam larutan tersebut, atau dapat juga dengan memasukan bubuk itu ke dalam air mandi burung. Cara mandi ini perlu dilakukan dua minggu sekali sebanyak 3-4 kali pemberian.
2. Tungau Merah
  • Jika jumlahnya sudah sangat banyak di tubuh merpati, sulit ditangani.
  • Hidup di celah-celah kandang atau kotak sarang dan keluar mencari makan pada malam hari.
  • Untuk mengatasinya hal itu sangat sulit, tetapi dapat dilakukan dengan menyemprotkan obat pembasmi tungau. Di samping itu, dapat pula menggunakan minyak tanah yang dioleskan pada celah celah kandang atau kotak sarang.
3. Lalat Merah
  • Sebagai penggangu dan pembawa penyakit.
  • Telur dan larva lalat ini ditempatkan ditepi sarang merpati dan umumnya dipilih sarang masih terisi olah anak merpati.
  • Untuk menanggulangi lalat merah dapat dilakukan dengan cara memberisihkan sarang secara berkala dan membunuh larva, lalu kandang dan merpati disemprot.

Beberapa penyakit yang dapat menyerang tubuh merpati adalah: 

a. Pilek (snot:selesma:cryza)


Apabila merpati banyak yang terkena pilek, kandang perlu diperiksa karena mungkin kandang lembab atau banyak angin dari satu arah.

Pencegahan:
  • Dengan vaksinasi snot yang dilakukan setelah merpati berumur tiga bulan dan diulangi sekali lagi pada umur enam bulan.
Pengobatan:
  • Diusahakan merpati dalam keadaan hangat dan dicegah dari angin kencang.
  • Diberi minyak ikan untuk memulihkan kekuatan.
  • Diberi obat-obatan yang mengandung sulfa atau dengan antibiotika.
b. Cacar (difteri)

Penyakit ini dapat menyebabkan merpati cacat, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Gejala :

  • Tampak sebagai kutil yang mengembang dan muncul pada daerah yang tidak ditumbuhi bulu. Bintik-bintik atau kutil ini dapat membesar dan berwarna merah, kemudian berwarna gelap.
  • Mata dan hidung mengeluarkan cairan.
Pengobatan :
  • Dengan yodium atau obat merah.
c. Mencret (diare)

Penyebab :
  • Pakan merpati kurang atau tidak baik.
Pengobatan :
  • Dengan memberikan jagung dan biji-bijian yang kecil seperti jewawut dan millet.
d. Kanker

Penyakit ini umum ditemukan pada burung merpati, biasanya pada anak merpati yang masih di serang. Merpati dewasa pun juga dapat terserang penyakit ini.

Gejala :
  • Terdapat luka pada mulut dan leher yang diliputi cairan kental putih kekuningan. Luka ini akan membesar dan akhirnya merpati mati.
Pengobatan :
  • Dengan larutan yang terdiri dari 3 bagian gliserin 1 bagian yodium.
e. Paratyphus

Penyakit ini merupakan penyakit paling serius pada merpati.

Gejala :
  • Persendian dan kaki bengkak dan berisi cairan.
  • Pincang atau lumpuh.
  • Mencret.
  • Bulu mengembang.
  • Sayap menggantung.
Pengobatan :
  • Dengan antibiotika.
  • Dengan sulfa (sulfamerazine atau sulfamethazine).
f. Berak Darah (coccidiosis)

Penyakit ini biasanya menyerang tubuh merpati pada saat kondisi merpati lamah dan kekurangan gizi.

Gejala :
  • Badan lemah.
  • Mencret berat.
  • Menjadi kurus.
  • Tampak pucuk kekurangan darah.
  • Terjadi gumpalan kotoran di pantatnya karena merpati banyak minum tetapi tidak mau makan sehingga mencret berat.
Pengobatan :
  • Dengan antibiotika seperti coccidiostat, collibac, dan sebagainya yang dapat dibeli di toko peternakan.
g. Pneumonia

Gejala :
  • leher merpati bengkak.
  • kesulitan bernapas.
  • demam.
Pengobatan :
  • diusahakan merpati selalu hangat dan dijauhkan dari angin.
  • diberikan sulfa atau antibiotika.



Sumber : Ir. Tutik N. Sutarto dan Ir. Sutarto 


No comments for "Burung merpati"