Budidaya Buncis

Mengenal Tanaman Kacang Buncis

Kacang buncis merupakan tanaman musiman berbentuk perdu dan merambat. Panjang rambatan/ sulur dapat mencapai 3-4 m. buahnya/polongnya pendek, yakni lebih kurang 12 cm, lurus atau bengkok, berwarna hijau muda. Setiap polong berisi 3 sampai 4 butir biji. Daunnya menyirip tiga dan batangnya bulat kecil memanjang. Biasanya merambat pada ajir yang disediakan untuk pertumbuhannya. jumlah dalam satu tandan berkisar antara 3 sampai 7 buah/polong.




Manfaat Kacang Buncis

Pada umumnya kacang buncis dimanfaatkan orang sebagai sayuran pendamping nasi. Buncis dapat dibuat sayur asam, sayur lodeh, direbus untuk dibuat lalap dengan sambal, atau dibuat lotek/pecel. Kacang buncis merupakan sumber protein nabati yang penting dan banyak mengandung vitamin A, dan vitamin C, terutama pada bijinya.


Lingkungan Yang Cocok

Pada umumnya tanaman buncis sangat cocok ditanam di dataran tinggi, pada ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Daerah seperti itu biasanya dicirikan banyak tumbuh tanaman teh, cemara, atau pinus. Tanaman buncis dapat juga tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi sehingga tanaman buncis dapat juga tumbuh baik di dataran rendah. Akan tetapi, tanaman kacang buncis memerlukan perawatan khusus walaupun tidak sulit.

Ada juga syarat yang penting yang perlu diperhatikan untuk tumbuh baik, yaitu air tanah tidak menggenang, suhu udara atau temperatur 20-25 derajat celcius (dapat diukur dengan menggunakan termometer, dan iklimnya kering selama pertumbuhan. Derajat keasaman (pH) antara 5,5 - 6 (dapat diukur dengan kertas lakmus).

Tanaman kacang buncis akan tumbuh subur di tanah-tanah yang gembur (tanah gembur biasanya kalau kekeringan tidak mengeras dan kalau musim hujan atau keadaan basah tidak lengket atau becek). Waktu bertanam yang baik adalah pada waktu akhir musim penghujan, atau pada musim penghujan asalkan tidak menggenang. Jika ari menggenang, perlu pembuatan saluran (parit) sedalam 30-40 cm untuk pembuangan air secara teratur.

Jenis-Jenis Kacang Buncis

Kacang buncis banyak sekali ragamnya, tetapi yang sering ditanam pada umumnya ada dua golongan, yaitu jenis tanaman kacang buncis yang merambat (melilit) dan yang tumbuh tegak seperti kacang tanah. Tanaman buncis yang tumbuh tegak berasal dari jepang, belum banyak diusahakan oleh petani. Yang sering ditanam petani di Indonesia, yaitu jenis kacang buncis yang merambat.

Jenis yang merambat ini ada tiga macam, yaitu kacang buncis yang bijinya berwarna hitam, kacang buncis yang bijinya berwarna putih (berasal dari taiwan), dan kacang buncis yang bijinya berwarna ungu. 

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, kita harus memilih jenis/varietas yang sesuai dengan keadaan lahan tempat tenam buncis itu akan diusahakan. Biasanya varietas tanaman yang berasal dari luar negeri sangat cocok untuk ditanam pada lahan yang mempunyai ketinggian di atas 1.000 m dari permukaan laut. Akan tetapi, jenis itu dapat juga diusahakan pada lahan dataran rendah, yaitu 300-600 m di atas permukaan laut.

Bahan-bahan yang diperlukan

a. Benih

Untuk menanam dalam lahan seluas satu hektar (10.000 m2) diperlukan kacang buncis sebanyak 120 kg. Benih kacang buncis yang baik, biasanya tidak keriput, bernas, warna mengkilat, dan besar-besar (panjang 1,2 cm dan lebar 1/2 cm). Untuk mendapatkan tanaman yang tumbuh seragam dan tumbuh baik, perlu dilakukan pemilihan benih yang seragam, baik warnanya maupun besarnya dan juga tidak terserang hama ataupun penyakit (tidak cacat atau bolong-bolong).

b. Pupuk Kandang

Untuk tanah-tanah yang tandus (tidak gembur) perlu diberikan pupuk kandang untuk membantu menggemburkan tanah. Jumlah pupuk kandang untuk penanaman satu hektar diperlukan 10 ton atau 1/2 kg per lubang tanam (segenggam tangan). Pupuk kandang yang biasanya diberikan, yaitu hasil samping usaha beternak hewan, seperti kotoran ayam, kambing, sapi, dan kerbau. Pupuk kandang yang terbaik adalah hasil kotoran ayam yang telah matang (yaitu telah dipisahkan dari kandangnya selama satu bulan dan biasanya sudah berupa tanah dan kering).

c. Pupuk Kimia

Untuk penanam seluas satu hektar diperlukan pupuk urea/ZA sebanyak 200 kg, TSP/DS 300 kg, dan KCI/ZK 100 g. Ketiganya dicampur dan diberikan pada dua kali pemupukan, yaitu sebanyak satu sendok makan per tanaman. Kalau menggunakan pupuk NPK, yaitu pupuk yang sudah lengkap, diperlukan pupuk NPK sebanyak 600 kg atau satu sendok makan per tanaman.

d. Insektisida

Untuk mencegah hama yang sering menyerang tanaman kacang buncis, perlu disiapkan insektisida, seperti Bayrusil, Curacron, Thiodan atau insektisida lain yang dapat diperoleh di toko-toko yang menjual bahan pertanian. Untuk keperluan penanaman satu hektar diperlukan 5 liter insektisida atau bergantung pada jumlah tanaman yang terserang hama.

e. Fungisida

Bahan fungisida ini berupa tepung dan digunakan untuk mencegah serangan penyakit pada tanaman kacang buncis. Fungisida yang sudah digunakan secara umum untuk mencegah serangan penyakit pada tanaman kacang buncis ini, antara lain, ialah Antracol, Dithane, atau fungisida yang lain. Untuk keperluan satu hektar pertanaman kacang buncis diperlukan sebanyak 5 kg atau disesuaikan dengan banyaknya tanaman yang terserang.

f. Ajir/Tonggak Penopang tanaman

Untuk penanaman satu hektar diperlukan ajir sebanyak lebih kurang 40.000 batang (disesuaikan dengan populasi atau jarak tanam). Ajir ini bisa terbuat dari bambu atau tanaman kaso yang biasa tumbuh di tepi-tepi sungai. Tinggi air 150 cm dan besarnya 2 sampai 4 cm. Ajir ini digunakan untuk menopang atau tempat merambatnya tanaman buncis dan perlu disiapkan sebelumnya (sebelum tanaman merambat di atas tanah).

g. Bahan Pengikat (tali)

Untuk mencegah tanaman kacang buncis merambat di tanah, perlu disiapkan tali pengikat. Jenis tali bisa digunakan dari bahan apa saja, tetapi yang terbaik adalah tali yang terbuat dari bahan yang halus, seperti tali rafia sehingga tidak marusak batang tanaman.

Alat yang diperlukan

a. Arit/parang/sabit

Alat ini biasanya dipergunakan untuk melakukan pembabatan rumput-rumput pengganggu tanaman atau pada waktu pembukaan tanah sebelum melakukan pengolahan tanah dan pembabatan rumput-rumput yang tumbuh pada pematang-pematang yang biasanya sebagai tempat sarang hama dan penyakit. Jumlah sabit tergantung pada banyaknya tenaga kerja yang diperbantukan.

b. Garpu

Alat garpu ini digunakan untuk3mengolah tanah-tanah yang keras dan banyak batunya. Jumlah alat yang harus dipersiapkan tergantung pada luas lahan yang diolah dan jumlah tenaga kerja yang akan diperbantukan.

c. Cangkul

Jika tidak ada alat mesin traktor, sebagai gantinya dipergunakan cankul untuk mengolah tanah. Untuk membalikan tanah, menggemburkan tanah, dan membuat bedengan serta membuat saluran air, cangkul banyak sekali peranannya. Untuk mengolah tanah seluas satu hektar perlu disiapkan cangkul sebanyak 20 buah.

d. Linggis

Alat ini digunakan untuk menggali apabila pada lahan-lahan yang akan diusahakan banyak sekali batu-batu yang besar atau akar-akar tumbuh besar. Dengan alat ini batu-batu dan akar-akar tersebut dapat dibongkar dan dipindahkan ke pinggiran.

e. Golok

Alat ini dipersiapkan untuk dipergunakan terutama dalam pembuatan ajir, memotong akar-akar bekas pohon-pohon besar dan banyak lagi kegunaannya.

f. Cungkil/kored

Alat ini seperti cangkul yang berukuran lebih kecil dalam bahasa jawa (gatul). Alat ini biasa digunakan untuk pendangiran (membongkar rumput-rumput kecil di sekitar perakaran tanaman), penutupan lubang tanaman, pengadukan pupuk, penyiangan, dan banyal lagi kegunaan yang lain.

g. Tugal

Alat ini terbuat dari cabang-cabang tumbuhan yang keras dan dipergunakan untuk membuat lubang tanam atau lubang pemupukan. Panjangnya 120-160 cm, diameter 3-5 cm, dan ujungnya diruncingkan.

h. Gunting Setek

Alat ini diperlukan untuk pemangkasan daun-daun yang terserang penyakit agar tidak menular terhadap daun yang lain. Dapat juga digunakan untuk pemanenan polong buncis.

i. Gembor

Alat ini biasanya digunakan untuk penyiraman setelah penanaman apabila tidak ada hujan. Dengan alat ini, penyiraman dilakukan secara halus, yaitu berupa percikan sehingga tanah yang ada disekitar tanaman tidak berbawa erosi. Dengan alat ini kita dapat menghemat air terutama pada musim kemarau. Perlu diingat bahwa penggunaan alat ini memerlukan banyak tenaga dan waktu jika dibandingkan dengan menggunakan gayung.

j. Alat Semprot Hama dan Penyakit (hand sprayer knapsack)

Alat ini dipersiapkan untuk mengendalikan atau menyemprot hama dan penyakit tanaman atau menyemprotkan pupuk daun. Alat ini diisi insektisida, fungisida, atau pupuk daun yang telah dilarutkan dengan air, lalau dipompa dan disemprotkan pada tanaman.

k. Keranjang dan karung

Alat ini digunakan sebagai wadah hasil pemanenan sebelum dimasukkan ke dalam karung, biasanya terbuat dari bambu atau plastik. Karung disiapkan untuk pengepakan/ pengangkutan hasil panen polong buncis ke pasar-pasar.


Prosedur/Langkah Kerja

Setelah kita mengetahui berbagai hal yang bersangkut paut dengan kacang buncis, untuk menanam kacang buncis, lakukanlah langkah-langkah berikut :
  1. Pembabatan rumbut (jika pada lahan yang akan diusahakan banyak tumbuh-tumbuhan).
  2. Pengukuran lahan (agar dapat diperkirakan sarana produksi dan tenaga kerja yang perlu dipersiapkan).
  3. Persiapan lahan dengan cara dibajak atau dicangkul, dilotari, atau digemburkan dengan cangkul, tentukan ukuran lebar bedengan dan dibuat bedengannya, dan tentukan jarak tanam dengan cara membuat lubang tanam.
  4. Penanaman dengan cara. memasukkan benih ke lubang tanam, lalu tutup tipis dengan tanah atau pupuk kandang.
  5. Pemeliharaan dengan jalan penyiraman jika tidak ada hujan, berikan pupuk kimia, lakukan penyiangan, lakukan pencegahan hama dan penyakit, berikan ajir untuk merambat tanaman, berikan pemupukan ke 2, dan lakukan pembumbunan.
  6. Melakukan survei pasar (tengkulak, pasar induk, pasar swalayan atau supermarket).
  7. Pemanenan dengan cara memilih buah-buah yang sudah cukup untuk dipanen dan lakukan pemanenan pada pagi hari atau sore hari.
  8. Penyimpanan dengan cara menyimpan hasi panen pada tempat yang aman, teduh, dan bersih.
  9. Pemasaran/ penjualan (lakukan penjualan sesuai hasil survei pasar yang telah dilakukan).
  10. Pencatatan segala pengeluaran dan pemasukan untuk dijadikan bahan pertimbangan pada musim tanam berikutnya dan mengetahui keuntungan dari hasil usaha.

Baca juga : cama menanam selada

Persiapan Lahan 

a. Pembabatan

Apabila lahan yang akan diusahakan banyak ditumbuhi rumput atau tanaman lain yang tidak diinginkan, lakukanlah pembabatan untuk memudahkan pengolahan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman yang biasanya bersarang di rumput-rumput tersebut.

Buat lubang-lubang untuk pembuangan rumput itu. Rumput-rumput yang sudah membusuk dapat menjadi humus atau dibuat kompos dengan dicampurkan dengan pupuk kandang dan kapur. Untuk pembabatan dapat digunakan cangkul, sabit, golok, atau alat lain. Jika perlu, rumput tersebut dicabut sampai ke akarnya agar tidak tumbuh lagi.

b. Pengukuran luas lahan

Pengukuran ini dilakukan untuk memperhitungkan persiapan biaya dalam pengolahan tanah, banyaknya atal dan bahan yang dipergunakan. Cara pengukuran dapat dilakukan dengan menancapkan ajir dipokok-pokok lahan yang akan diusahakan, lalu rentangkan tali rafia yang ujungnya diikatkan pada ajir itu. Ukurlah dengan meteran lebar dan panjangnya sehingga dapat diperkirakan luas lahan itu.

Buatlah parit/saluran air pada batas-batas tersebut untuk menentukan batas pengolahan dan sekaligus juga untuk pembuangan atau saluran air. 

c. Pengolahan Tana Tahap 1 (membajak tanah)

Pada tahap kesatu ini tanah diolah dengan membajak piring atau dicangkul sedalam 20-30 cm, lalu diangkat dan dibalikkan sampai semua lahan yang akan ditanami terolah secara merata. Pengolahan tanah lahan ini dilakukan satu bulan sebelum pemanenan. Hal ini dimaksudkan untuk membuang racun atau gas yang ada di dalam tanah yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

d. Pengolahan Tanah Tahap 2 (Merotari/menggaru tanah)

Pengolahan tanah tahap ke dua ini adalah menghancurkan tanah dari bongkahan-bongkahan hasil pembajakan sehingga tanah menjadi gembur, rata, dan halus. Penggemburan tanah ini bertujuan untuk memberikan keleluasaan pertumbuhan akar tanaman di dalam tanah, memudahkan akar menghisap sari makanan atau pupuk dari dalam tanah, dan akar dapat bernapas dengan baik (perbaikan udara tanah).

e. Membuat Bedengan

Penggunaan ajir dan tali/tambang untuk mengukur dan menentukan lebar bedengan. Lebar bedengan untuk tanaman kacang buncis, yaitu lebih kurang 100 cm dan panjangnya bergantung pada luas lahan atau keinginan, asalkan memudahkan dalam pemeliharaan. Jarak antara bedengan berkisar antara 20-40 cm. Arah bedengan yang baik, yaitu membujur utara - selatan.

Cangkullah tanah pada batas antara bedengan tadi (yang berjarak 20-40 cm), lalu naikkan di atas luasan bedengan sehingga terbentuk parit. Parit itu berfungsi juga untuk jalan lalu-lalang orang dalam melakukan pemeliharaan dan pemanenan. Pembuatan bedengan ini dimaksudkan agar udara di sekitar akar tanaman terjaga dengan baik dan akar tanaman tidak tergenang air hujan yang akan mendatangkan penyakit pada akar tanaman.

f. Membuat Lubang Tanam

Penggunaan tali rafia dua macam warna. Tarik tali rafia itu memanjang, lalu ambil tali rafia yang berwarna lain dan potong-potong sepanjang 5 cm. Hasil potongan ini dikaitkan pada tali yang memanjang tadi berjarak 20 cm (jarak dalam baris). Untuk jarak antarbaris dibuat dari ajir bambu sepanjang 50 cm. Jarak antarbaris ini diukur dari tepian bedengan sepanjang 25 cm dan seterusnya dilakukan pada setiap bedengan.

Untuk tanah yang tandus, buatlah lubang tanam dengan cangkul dan ini pupuk kandang. Untuk tanah-tanah yang gembur, buatlah lubang tanam dengan tugal sedalam 5 cm pada setiap bedengan dengan menggunakan ukuran jarak tanam sebagaimana yang telah dibuat di atas tadi.

Pemberian pupuk kandang perlu dilakukan pada tanah-tanah yang keras dan tandus. Tanah dicangkul satu cangkulan pada setiap titik jarak tanam di atas bedengan, lalu diberikan pupuk kandang sebanyak satu genggam (5 kg) pada lubang, lalu di atas lubang tanam lagi dengan tugal.

Baca juga : cara menanam paria

Penanaman

Untuk mencegah serangan hama dan penyakit pada benih yang akan ditanam dan mutu mempercepat perkecambahan, benih tersebut direndam selama 1 jam dalam larutan fungisida dan insektisida. Masukan 1/2 sendok teh insektisida dan 1/2 sendok teh fungisida, lalu dicampurkan air sebanyak satu liter.

Buatlah larutn secukupnya agar semua benih terendam. Setelah benih direndam, lalu diangkat dan siap ditanam. Jika hal ini dilakukan, usahakan agar setelah benih ditanamkan ke dalam lubang tanam jangan sampai mengalami kekeringan. Isilah setiap lubang tanam 1 sampai 2 butir benih kacang buncis, lalu tutup dengan tanah di sekitarnya atau pupuk kandang secara tipis-tipis.


Pemeliharaan

a. Penyiraman

Lakukan penyiraman segera setelah penanaman pada waktu sore hari. Untuk menjaga agar penutup benih tidak terbuka sebagai akibat semprotan air, lakukanlah penyiraman dengan alat gembor. Apabila tidak ada hujan, penyiraman perlu dilakukan setiap sore hari. Apabila tanamannya sudah tumbuh besar dan sudah merambat, penyiraman cukup dilakukan 2-3 hari sekali. Siramkanlah air tersebut sampai meresap ke dalam tanah di sekitar akar tanaman. 

Penyiraman terhadap tanaman yang sudah tumbuh besar sebaiknya dilakukan dengan sistem leb. Apabila benyak (biasanya sistem ini dilakukan di tanah lahan sawah), penyiraman dengan cara ini dilakukan jangan sampai air menggenangi akar tanaman secara terus-menerus.

b. Pemupukan

Pemupukan dapat diberikan pada saat penanaman atau satu minggu setelah penanaman, yaitu pada saat tanaman sudah kelihatan tumbuh, dengan perbandingan 2 : 3 : 1 berupa campuran 200 kg urea, 300 kg TSP, dan 100 kg KCI. Untuk tanah yang tandus perlu diberikan lagi pupuk urea sebanyak 100 kg pada penanaman seluas satu hektar setelah satu bulan tanam. Pupuk campuran ini diberikan pada lubang yang ditugal, berjarak 10 cm dari tanaman, sebanyak 10 gram (1 sendok makan) per tanaman.

c. Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara membuang rumput-rumput pengganggu di sekitar tanaman dengan maksud mencegah terjadinya persaingan pengambilan unsur hara (sari makanan) dari tanah atau dari pemupukan. Untuk mencegah adanya serangan hama dan penyakit, penyiangan dilakukan terhadap seluruh lahan areal pertanaman. Penyiangan dilakukan pada umur tanaman 20 sampai 30 hari setelah penanaman. Untuk penyiangan ini biasanya digunakan alat cungkil/kored dan sabit.

d. Pembumbunan

Pembumbunan biasanya dilakukan setelah penyiangan dengan cara menimbunkan tanah lebih tinggi lagi di atas bedengan dan perakaran tanaman. Parit-parit antarbedengan diperdalam dan tanahnya ditimbuknan di sekitar tanaman sehingga permukaan bedengan akan bertambah tinggi.

e. Pengajiran

Untuk tumbuh dengan baik, tanaman kacang buncis sangat perlu diberi ajir. Adapun pengajiran yang baik adalah dengan cara diikat empat-empat. Dari ajir ke ajir dipasang palang ajir sehingga kalau ada angin kencang tidak rebah. Pemasangan ajir harus segera dilakukan setelah tanaman mencapai tinggi 20 cm.

f. Pengikatan Tanaman

Apabila tanaman buncis sudah diberi ajir biasanya sulu tanaman/batang tanaman melilit pada ajir. Akan tetapi, kalau tidak mengena pada ajir, sulur itu akan merambat di atas tanah. Hal ini tidak baik untuk pertumbuhan kacang buncis. Hal ini tidak baik untuk pertumbuhan kacang buncis. Oleh karena itu, sulur yang merambat dipermukaan tanah perlu dililitkan pada ajir dengan bantuan pengikatan. Tali untuk mengikat sebaiknya digunakan tali yang halus agar tidak merusak batang tanaman.

g. Pengendalian Hama dan Penyakit

Tanaman kacang buncis biasanya diserang hama lalat kacang yang larva/ulatnya sering masuk dan merusak pangkal batang. Setelah itu, penyakit yang disebabkan oleh cendawan yang mengakibatkan bercak buah sehingga kualitas buah menurun.

Untuk mencegah serangan hama dan penyakit tersebut, perlu dilaksanakan penyemprotan insektisida Bayrusil atau yang lain dan fungisida Dithane atau Antracol dengan konsentrasi (takaran) masing-masing satu sendok teh per satu liter air. Penyemprotan perlu dilakukan 1-2 kali dalam satu minggu secara rutin.

Jagalah keselamatan agar racun tersebut tidak sampai terhisap atau termakan karena racunnya dapat mematikan, baik bagi ternak maupun manusia.


Pemanenan

Buah polong buncis dapat dipanen setelah tanaman berumur 2,5 bulan dari waktu bertanam. Memungut buah buncis jangan sampai terlambat karena buah akan menjadi berserat keras (tidak mudah dipatahkan) dan rasanya kurang enak sehingga tidak perlu dijual. Tanaman yang baik dapat menghasilkan lebih kurang 1,500 kg per polong muda tiap hektar. Pemungutan kacang buncis dilakukan dengan cara memetik buahnya.


Penyimpanan

Kacang buncis setelah dipanen disimpan pada tempat yang bersih dan teduh (tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung). Hasil panen dimasukkan ke dalam karung, ditimbang, dan siap dipasarkan. Pemasaran yang baik adalah dengan sistem kontrak dan dilakukan perjanjian sebelum penanaman.

Jika tidak ada perjanjian kontrak, kemungkinan pertama adalah dijual disupermarket atau pasar swalayan dalam bentuk pak-pak yang menarik konsumen. Kemungkinan kedua adalah dijual langsung kepasar, baik yang dekat maupun yang jauh. Kemungkinan ketiga adalah dijual kepada tengkulak yang biasanya memerlukan penawaran di kebun. Jika kemungkinan ketiga tidak dapat dilakukan, lakukanlah penjualan secara eceran.


Sumber : Ir. Iwan Suwarman, S.W

No comments for "Budidaya Buncis"