Budidaya tanaman buah

perbanyak tanaman sawo

Pertambahan penduduk yang diiringi dengan semakin meningkatnya pendapatan dan kesadaran terhadap gizi, menyebabkan permintaan buah-buahan juga meningkat sehingga banyak orang yang menerapkan budidaya tanaman buah. 

Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, peluang ekspor buah-buahan Indonesia juga cukup besar. Permintaan akan buah-buahan tropika, seperti pisang, durian, rambutan, manggis, duku, sawo, dan alpukat semakin meningkat.

Beberapa hal lain yang ikut mendorong usaha pengembangan tanaman buah-buahan adalah harga buah-buahan yang cukup baik dan pemasaran yang cukup lancar. Selain teknologi, pupuk, dan obat-obatan yang tersedia dalam jumlah cukup dan mudah didapatkan, usaha pembibitan buah-buahan juga sudah berkembang baik.

Usaha pembibitan yang menghasilkan bibit bermutu dalam jumlah yang memadai merupakan tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan pengembangan buah-buahan. Pembibitan tanaman buah-buahan sudah mulai mengarah pada penggunaan teknik atau cara yang mampu menghasilkan bibit dalam waktu singkat, mudah diangkut, dan harganya terjangkau.

Selain dapat menghasilkan bibit dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat, cara ini juga dapat menghemat biaya pemeliharaan dan transportasi. Usaha bubidaya tanaman buah perlu semakin giat dilaksanakan karena masih banyak jenis buah-buahan khas Indonesia belum dimanfaatkan dan dikembangkan. 

Selain itu, tanaman buah-buahan memegang peranan penting dalam kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Persiapan pembibitan

Dalam perbanyakan tanaman buah-buahan, diperlukan persiapan-persiapan yang meliputi lokasi atau lahan, penyediaan pohon induk, dan cara pelaksanaan pembuatan bibit.

A. Lahan pembibitan

Syarat lahan untuk mengadakan pembibitan atau perbanyakan tanaman buah-buahan adalah.
  1. Tanah mempunyai struktur fisik gembur, berstruktur ringan, dan subur.
  2. Saluran air harus baik.
  3. Air harus tersedia dalam jumlah yang cukup.
  4. Mudah terjangkau kendaraan atau dekat jalan.

B. Peyediaan pohon induk

Di tempat pembibitan sebaiknya terdapat pohon induk batang bawah dan batang atas unggul yang terjamin kemurnian dan kesehatannya. Pemeliharaan dan pengamatan terhadap pohon induk perlu dilakukan secara cermat.

Pohon induk batang atas sebagai sumber entres atau mata tunas harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut.

  1. Berasal dari tanaman yang telah diketahui produktivitasnya serta mempunyai potensi produksi tinggi dan mutu buah yang baik.
  2. Pohon induk batang atas harus berasal dari bibit vegetatif, kecuali pada tanaman yang apomiksis seperti manggis.
  3. Pohon induk batang atas harus terawat baik dan tidak menderita serangan hama dan penyakit berbahaya.
Pohon induk untuk batang atas harus yang mempunyai sifat-sifat unggul, baik produktivitas maupun mutunya. Pohon induk untuk batang bawah harus mempunyai sifat unggul dalam hal sistem perakaran yang kuat, sesuai dengan lahan kebun pohon induk, tahan kekeringan, tahan genangan, tahan terhadap kadar garam yang tinggi, dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit akar.

Penyediaan pohon induk batas atas dan batang bawah perlu direncanakan secara cermat dan disesuaikan dengan tingkat permintaan kebutuhan bibit. Persediaan yang terbatas dapat menimbulkan kesulitan bagi penangkar bibit untuk pengadaan bibit bermutu.

C. Sistem pembibitan

Sampai sekarang masih banyak penangkar bibit buah-buahan yang melakukan pembibitan di bedeng-bedeng. Seluruh kegiatan, mulai dari penyediaan bahan untuk batang bawah sampai pada penempelan atau penyambungan, di lakukan di bedeng.

Untuk jenis tanaman buah-buahan tertentu, cara ini dirasa lebih menguntungkan. Selain mengguntungkan bedengan, pembibitan juga dapat dilakukan dengan pot. Akhir-akhir ini pembibitan dengan menggunakan pot dalam bentuk kantong plastik, mulai dari penanaman batang bawah hingga penyambungan, sudah berkembang dengan pesat.

Cara ini lebih tepat dan ekonomis. Pengelolaan bibitnya pun mudah. Media tumbuh yang digunakan dapat berupa campuran humus atau pupuk kandang dengan pasir atau sekam. Komposisinya disesuaikan dengan yang dikehendaki oleh setiap tanaman.

Biji yang berukuran kecil sebaiknya disemaikan dahulu sebelum dipindahkan ke dalam pot. Biji yang berukuran besar dapat ditanam langsung dalam pot yang telah disediakan. Setelah keadaan memungkinkan, dilakukan penyambungan atau penempelan. Sebaiknya digunakan pot yang berukuran kecil demi pemanfaatan ruang dalam rumah bibit.

Cara budidaya tanaman buah tropika

a. Durian

bibit durian super

Durian dapat dibudidaya secara vegetatif dengan cara okulasi dan penyambungan. Berikut ini adalah cara-cara perbanyakan tanaman.

Persiapan batang bawah

  1. Batang bawah yang digunakan adalah semai dari biji durian. Biji yang baik untuk ditanam adalah yang berasal dari buah yang masak di pohon, berukuran normal, bernas, dan tidak cacat.
  2. Biji durian ini harus segera ditanam karena tidak dapat disimpan lama.
  3. Media tumbuh sebelumnya sudah di masukkan ke dalam kantong-kantong plastik hitam berukuran 30 x 20 cm. Media tumbuh yang sudah umum digunakan adalah campuran tanah dan pupuk kandang (3:1). akan tetapi, bahan yang ringan, murah, dan gampang didapat seperti sekam juga dapat digunakan sebagai campuran media tumbuh. Campuran sekam dan pupuk kandang cenderung menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan campuran tanah dan pupuk kandang (3:1) atau tanah saja.
  4. Biji ditanam dengan cara membenamkannya sedalam kira-kira 1-2,5 cm di bawah permukaan media tumbuh.
  5. Pemeliharaan bibit semai dilakukan pada tempat agak teduh di bawah naungan. Penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit merupakan faktor-faktor pemeliharaan yang harus dilakukan selama proses pembibitan. Media tumbuh harus dijaga agar tidak kering. Akan tetapi, penyiraman yang berlebihan juga dapat mengganggu pertumbuhan semai dan bibit. Pemupukan dapat dilakukan setelah semai sampai berumur 2 bulan dengan larutan pupuk NPK (15:15:15) setiap 2 minggu sekali dengan dosis 500 ppm.
Persiapan batang atas

Sumber batang atas yang digunakan dipilih dari pohon induk yang sehat. Jenis yang akan diambil sesuai dengan keinginan atau permintaan. Varietas durian unggul yang sudah mulai dikembangkan, antara lain adalah susun, sukun, sitokong, petruk, mas, kene (chanee), dan otong (Monthong).

Penempelan

  1. Penempelan (okulasi) pada batang bawah sudah dapat dilakukan pada batang yang berumur 4 bulan.
  2. Calon tempel yang baik digunakan untuk penempelan adalah mata tunas yang sudah membesar dan padat. Sumber mata tempel ini diambil dari ranting pohon induk yang warnanya masih cokelat muda (cerah) dan sebaiknya berukuran hampir sama dengan ukuran batang bawah.
  3. Mata tempel dari cabang entres yang tangkai daunnya sudah lepas menunjukan kecenderungan keberhasilan penempelan. Karena calon mata tempel pada umumnya terdapat pada ujung-ujung ranting dimana daun-daun masih utuh, kira-kira seminggu sebelum pengambilan entres dilakukan perompesan daun.
  4. Posisi mata tempel yang terbaik dalam penempelan durian adalah pada bagian epikotil batang bawah. Penempelan ini dapat dilakukan dengan okulasi hijau atau okulasi mata berkayu. Akan tetapi, penempelan dengan menggunakan mata berkayu memberikan hasil yang lebih rendah dibanding dengan okulasi hijau.
  5. Pemberian zat pengatur tumbuh pada bidang okulasi durian ternyata juga dapat berpengaruh baik. Pemberian BA pada tanaman yang telah berhasil diokulasi dapat mempercepat saat pecah tunas (pertumbuhan mata tunas). BA (Benzyl Adevin) dengan dosis 250 ppm dengan pelarut alkohol atau air sudah mampu meningkatkan persentase jadi okulasi dan mempercepat pertumbuhan mata tunas.
  6. Selain penggunaan BA, pemakaian kinetin juga menunjukkan hasi yang baik. Pemberian kenetin sebanyak 500 ppm dapat meningkatkan persentase pecahnya mata tunas pada okulasi durian yang mata tempelnya berasal dari mata yang belum padat (masih kecil). Pemberiannya dapat dilakukan dengan cara mencelupkan entres pada larutan kinetin sebelum penempelan dilakukan.
Penyambungan

  1. Selain teknik perbanyakan secara okulasi hijau, teknik penyambungan juga memberikan harapan untuk dikembangkan dalam budidaya bibit durian secara cepat. Penyambungan pada batang bawah yang masih berumur kurang dari 3 bulan sudah dapat memberikan hasil yang menggembirakan.
  2. Penyambungan yang terbaik adalah pada bagian epikotil. Penyambungan dengan cara sambung sisi cenderung memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan sambung celah.

b. Tanaman rambutan

rambutan sinyonya

Tanaman rambutan umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Selain itu, rambutan dapat tumbuh dan berkembang pada segala jenis tanah asal ketersediaan unsur-unsur hara makro dan mikro memadai. 

Curah hujan yang dikehendaki tanaman rambutan berkisar antara 1.500 - 2.500 mm dan merata sepanjang tahun. Rambutan dapat diperbanyak secara vegetatif dengan cara okulasi, penyambungan, dan penyusuan. Berikut ini adalah cara-cara budidaya tanaman rambutan.

Persiapan batang bawah

  1. Batang bawah yang sering digunakan dalam pembibitan rambutan adalah sinyonya.
  2. Biji rambutan sinyonya yang telah masak segera dibersihkan dari daging buahnya. Setelah dibersihkan, biji siap disemaikan atau dapat disimpan terlebih dahulu untuk sementara waktu.
  3. Penyimpanan biji rambutan pada media sabut kelapa yang lembab merupakan cara yang baikuntuk mempertahankan biji sampai 3 minggu. Untuk menghindari serangan jamur, biji rambutan sebaiknya dicelup dalam larutan Dithane M-45, Antracol 70 WP, atau fungisida lainnya.
  4. Biji-biji dikecambahkan pada bedengan pesemaian yang telah disiapkan. Biji rambutan disemaikan dengan jarak 10 x 10 cm atau 10 x 15 cm. Untuk menjaga agar pertumbuhan kecambah ini lebih baik, tempat penyemaian sebaiknya diberi naungan.
  5. Setelah semai berumur 2-3 bulan, dilakukan penjarangan atau pemindahan ke bedengan lain dengan jarak tanam 20-30 cm, sambil dilakukan seleksi terhadap semai tadi. Pemeliharaan seperti penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama, penyakit, dan gulma dilakukan sebaik-baiknya sampai semai siap ditempel.
Persiapan batang atas
  1. Sumber batang atas yang digunakan dipilih dari pohon induk unggul yang subur, sehat, atau pohon yang sudah diketahui produktivitasnya dan mutunya.
  2. Varietas yang dipilih sesuai dengan keinginan dan permintaan pasar. Cabang entres yang baik sebagai sumber mata tempel adalah yang telah berumur 1 tahun, yang besarnya hampir sama dengan batang bawah.
  3. Calon mata tempel dipilih dari mata-mata tunas yang terletak pada pertengahan cabang antara pucuk dan pangkal cabang entres, daun-daun calon cabang entres sebaiknya dirompes seminggu sebelum pelaksanaan okulasi untuk merangsang menonjolnya mata tunas.
  4. Apabila tempat pengokulasian jauh dari pohon induk, entres dapat dibungkus dengan kertas koran yang telah dilembabkan kemudian dibungkus lagi dengan kelopak batang pisang agar entres tidak mengalami kekeringan selama pengangkutan.
Penempelan
  1. Pada umumnya penempelan rambutan dilakukan pada batang bawah yang telah berumur 7-8 bulan.
  2. Pemeliharaan mata tempel sangat penting diperhatikan sebelum pelaksanaan okulasi. Posisi mata tempel pada penempelan dapat dilakukan dengan cara okulasi biasa.
  3. Pemakaian zat pengatur tumbuh berpengaruh baik dalam meningkatkan keberhasilan penempelan. Penggunaan Benzyl Adenin 600 ppm dan Kinetin 9 ppm dapat mempercepat saat pecahnya mata tunas.
Cara penyambungan tanaman 

Sampai sekarang penyambungan seperti sambung pucuk dan sambung sisi pada rambutan masih sulit dilakukan dan belum memberikan hasil yang menggembirakan. Akan tetapi, cara penyusuan tanaman dapat memberikan pesentase keberhasilan yang tinggi. Hanya saja, cara ini kurang efisien untuk pengadaan bibit dalam jumlah banyak.

c. Tanaman mangga

Tanaman mangga dapat tumbuh di berbagai jenis tanah asalkan tidak pada lapisan cadas yang dangkal. Ketinggian tempat yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi yang baik adalah 0-300 meter di atas permukaan laut.

Berbagai jenis mangga dapat tumbuh di daerah yang mempunyai musim kemarau 2-8 bulan dengan air tanah yang tidak lebih dari 150 cm. Mangga dapat diperbanyak secara vegetatif dengan cara okulasi, cangkok, dan penyambungan. Berikut ini adalah cara budidaya tanaman mangga.

Persiapan batang bawah

  1. Varietas mangga yang dapat dipergunakan sebagai batang bawah, antara lain madu, kopyor, gurih, lalijiwo, arum manis, dan golek.
  2. Pelok atau biji mangga yang telah dipisahkan dari daging buahnya dicuci dan kulinya yang keras dibuang. Selanjutnya, biji ini dicelup pada larutan fungisida seperti Benlate 500 ppm kemudian disimpan pada karung yang telah dilembapkan selama kurang lebih 7 hari.
  3. Biji mangga ini sudah dapat ditanam pada bedengan pembibitan atau pot-pot yang telah berisi media tumbuh.
  4. Media yang berupa sekam padi sebagai media tumbuh pembibitan mangga sangat baik. Sekam dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan dasar terbuka yang berukuran tinggi 20 cm dan garis tengah 12,5 cm. Selanjutnya, pot-pot tersebut diletakkan pada media pembibitan yang alasnya berongga.
  5. Biji mangga ditanamkan sedemikian rupa sehingga bagian perutnya menghadap ke bawah dan bagian punggungnya menghadap keatas. Tutuplah dengan sekam sehingga biji tidak tampak. Setelah 1-2 minggu biji mulai berkecambah dan muncul ke permukaan media.
Persiapan batang atas
  1. Batang atas yang digunakan sebagai mata tempel dipilih dari pohon mangga yang unggul, sesuai dengan selera konsumen.
  2. Entres yang digunakan dalam penyambungan adalah yang berasal dari cabang muda atau yang tidak terlalu tua. Cara mendapatkannya adalah dengan memangkas ranting atau cabang dari pohon induk.
  3. Kira-kira 2-3 bulan setelah perompesan akan didapatkan jumlah entres yang tumbuh pada bekas rompesan tersebut sebanyak 3-5 entres. Pemupukan, penyiraman, dan pengendalian hama dan penyakit setelah perompesan perlu dilakukan guna meningkatkan mutu entres.
Penempelan atau okulasi
  1. Penempelan dilakukan pada batang bawah yang berumur sekitar 1 tahun. Penempelan dapat dilakukan dengan okulasi biasa.
  2. Batang atas dan batang bawah biasanya akan bertaut dalam waktu 15-29 hari. Setelah itu, pembalut dibuka dan dilihat keadaan mata tempel.
  3. Apabila penempelan berhasil, batang bawah dipotong kira-kira 10 cm di atas bidang tempelan guna memusatkan seluruh kekuatan tumbuh pada mata tunas. Selanjutnya, luka bekas potongan ditutup dengan parafin.
Penyambungan
  1. Teknik pembibitan dengan cara sambung dini (tunas pucuk) dapat menghasilkan bibit dalam waktu singkat, mudah dikirim, dan murah. Prinsip dasarnya adalah menghentikan pertumbuhan akar tunggang guna merangsang pertumbuhan akar lateral dan menyambung sedini mungkin pada kondisi fisik yang memungkinkan.
  2. Pembibitan mangga dengan cara sambung pucuk dapat dilakukan pada bedengan atau dalam kantong plastik di rumah pembibitan.
  3. Semai yang telah berumur 4-8 minggu sudah siap untuk disambung. Penyambungan dapat dilakukan dengan metode sambung celah maupun sambung samping.
  4. Sambung celah lebih disukai karena pelaksanaannya lebih mudah dan memberikan persentase keberhasilan bibit jadi yang lebih tinggi. Syarat terpenting kecambah yang akan disambung adlah yang mempunyai ukuran garis tengah batang yang sama atau lebih besar sedikit daripada garis tengah entresnya.
  5. Biji mangga madu yang ditumbuhkan pada media sekam setelah berumur 8 minggu dapat disambung secara memuaskan dengan batang atas jenis arum manis yang daunnya telah dirompes 10 hari sebelum penyambungan.
  6. Semakin muda bibit semai yang disambung, proses pertautan antara batang bawah dan batang atasnya berlangsung lebih cepat dan akan mempercepat pertumbuhan kecambah yang muda masih aktif.
  7. Batang bawah yang disambung dengan ketinggian 10-15 cm dari permukaan media menyebabkan kuncup entres membuka lebih cepat dan pertumbuhan bibit lebih baik daripada yang disambung pada ketinggian 5 cm.
  8. Selin itu, pemakaian BA (Benzyl Adevin) yang disemprotkan 2 kali, yaitu pada waktu penyambungan dan 2 minggu setelah penyambungan sebanyak 500 ppm pada pembibitan mangga secara sambung dini dapat memacu terbentuknya kalus.
  9. Pembeliharaan bibit, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan sanitasi tempat pebibitan harus ditingkatkan.
  10. Pemupukan dilakukan setelah penyambungan, yaitu dengan pemberian larutan pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 1.000 ppm yang diberikan setiap minggu.

d. Tanaman duku

Tanaman duku dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0-650 m di atas permukaan air laut. Tanaman duku ini tidak tahan terhadap sinar matahari yang terik. Dalam keadaan terbuka dan terik daunnya mudah terbakar dan tumbuhnya lamban sekali.

Tanaman duku dapat tumbuh baik di daerah beriklim lembab dengan curah hujan 1.500-2.500 mm per tahun dan merata sepanjang tahun. Duku dapat diperbanyak secara vegetatif dengan cara penyambungan.

Cara budidaya duku adalah sebagai berikut.

Persiapan batang bawah

  1. Jenis batang bawah yang digunakan adalah biji tanaman duku yang sehat. Biji duku diperoleh dari buah yang telah tua, masak di pohon, dan berukuran besar.
  2. Sebelum ditanam biji duku perlu dipisahkan atau dibersihkan dari daging buahnya. Pembuangan daging buah dapat dilakukan dengan cara fermentasi selama 24 jam. Kemudian, biji-biji dicuci bersih dan dikeringanginkan.
Persiapan batang atas

Sumber batang atas yang akan digunakan dipilih dari pohon yang sehat dan sudah diketahui produktivitasnya. Pohon-pohon yang unggul dapat dicari dan dipilih pada kebun-kebun petani yang ada.

Penyambungan

  1. Penyambungan dilakukan pada batang bawah yang berumur 8-12 bulan. Penyambungan dapat dilakukan dengan metode sambung celah.
  2. Pengeratan cabang entres, sebelum disambung, memberikan pengaruh yang baik dan dapat meningkatkan persentase bibit sambung yang jadi.

e. Tanaman sawo

Tanaman sawo ada dua jenis, yaitu sawo manila dan sawo apel. Golongan sawo manila juga terdiri dari bermacam-macam jenis, seperti yang dikenal dengan sawo kulon, sawo betawi, dan sawo karat. Jenis sawo apel juga memiliki beberapa macam, diantaranya sawo apel (benar) dan sawo apel lilin.

Tanaman sawo dapat diusahakan di dataran rendah hingga 700 m di atas permukaan air laut. Hampir setiap jenis tanah dapat ditanami sawo, tetapi yang baik adalah tanah yang subur dan gembur serta cukup lembab. Sawo dapat diperbanyak secara vegetatif dengan cara penempelan atau okulasi, penyambungan, dan pencangkokan.

Cara perbanyakan sawo adalah sebagai berikut.

Persiapan batang bawah

  1. Batang bawah dalam pembibitan sawo dapat digunakan pohon bassia yang merupakan satu keluarga dengan tanaman sawo.
  2. Biji bassia yang telah dibersihkan dari daging buahnya ditanam dalam kantong plastik yang telah berisi media tumbuh.
  3. Pertumbuhan kecambah bassia cukup cepat. Dalam waktu 6 bulan sudah dapat mencapai garis tengah 0,5 cm dan sudah dapat disambung.
  4. Dengan bassia sebagai batang bawah diharapkan tanaman sawo tahan dikembangkan pada daerah-daerah kering tanpa mengalami gangguan pertumbuhan.
Persiapan batang atas

Batang atas dipilih sesuai dengan permintaan. Saat ini beberapa jenis sawo yang sudah banyak dibudidayakan, antara lain betawi, kepala, dan manila.

Penempelan atau okulasi

Perbanyakan tanaman sawo dengan cara penempelan atau okulasi sebetulnya juga dapat dilakukan. Masalah yang sering ditemukan adalah pertumbuhan mata tempel yang lambat.

Penyambungan

  1. Penyambungan dilakukan pada batang bawah yang telah berumur lebih kurang 6 bulan.
  2. Penyambungan dapat dilakukan dengan cara sambung celah.
  3. Keberhasilan penyambungan sawo dengan menggunakan bassia sebagai batang bawah sudah dapat mengatasi masalah dalam memperbanyak tanaman sawo secara cepat.
Pencangkokan

Tanaman sawo dapat juga diperbanyak dengan cara pencangkokan.

f. Tanaman manggis

Manggis dapat ditanam di daerah dataran rendah sampai ketinggian 600 m di atas permukaan air laut dalam iklim basah. Suhu udara untuk pertumbuhannya berkisar antara 22-32 derajat celcius dengan curah hujan 1.500-2.500 mm/ tahun yang merata sepanjang tahun.

Tanaman manggis sampai sekarang masih diperbanyak dengan biji. Memang dengan cara ini tidak timbul penyimpangan dari sifat induknya, tetapi masih mempunyai masa remaja yang panjang. Tanaman ini pun termasuk tanaman yang pertumbuhannya lambat. Tumbuhnya daun muda hanya setahun sekali. Pada umumnya tanaman manggis akan berbuah setelah berumur di atas 15 tahun.

Untuk mengatasi tanaman manggis agar cepat berproduksi, dapat dilakukan perbanyakan secara vegetatif. Melalui cara perbanyakan tersebut tanaman manggis sudah dapat berbuah pada umur 5-7 tahun. Manggis dapat diperbanyak secara vegetatif dengan cara penempelan atau okulasi dan penyambungan.

Persiapan batang bawah

  1. Sumber batang bawah dapat diperoleh dari semai manggis.
  2. Biji manggis diambil dari buah yang sudah masak di pohon.
  3. Sebelum disemai, terlebih dahulu biji manggis dibersihkan dari daging buahnya. Untuk mencegah serangan jamur, sebaiknya biji dicelup dalam larutan fungisida.
  4. Biji-biji manggis disemaikan pada kotak penyemaian yang berisi media pasir.
  5. Setelah tumbuh, semai dipindahkan ke kantong-kantong plastik yang berisi media berupa campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang (1:1:1).
  6. Perawatan dan pemeliharaan pada semai manggis ini harus dilakukan pada tempat yang mempunyai naungan. Penyambungan atau penempelan sudah dapat dilakukan setelah semai berumur 1-2 tahun.
Persiapan batang atas
  1. Calon batang atas yang akan di gunakan dipilih dari pohon induk yang tumbuhnya baik, sehat, dan sudah pernah berbuah paling tidak 3-4 kali.
  2. Entres diambil dari ujung cabang yang warna kulinya masih hijau muda, tetapi daunya telah mengeras.
  3. Dua minggu sebelum pemotongan, calon entres dapat diolesi dengan Benzyl Adenin 500 ppm yang bertujuan untuk mempercepat tumbuhnya tunas dan meningkatkan keberhasilan penyambungan.
Penempelan

Penempelan pada manggis secara okulasi penyambungan adalah tunas ujung yang masih muda daunnya, tetapi talah cukup keras.

Penyambungan

  1. Entres yang digunakan untuk penyambungan adalah tunas ujung yang masih muda daunnya, tetapi telah cukup keras.
  2. Tunas pucuk yang masih muda umumnya terdiri dari 2-3 ruas. Panjang entres sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penyambungan.
  3. Posisi sambungan pada batang bawah ternyata juga berpengaruh terhadap keberhasilan penyambungan manggis. Bagian batang bawah yang setengah tua lebih baik dibandingkan bagian muda (berwarna hijau) dan bagian yang telah tua (berwarna cokelat).
  4. Model penyambungan dapat dilakukan dengan cara sambung celah atau secara sambung samping. Meskipun dari kedua cara ini secara umum tidak menunjukan perbedaan yang mencolok terhadap keberhasilan sambungan, sambung celah cenderung memberikan hasil yang lebih baik.

g. Belimbing

Belimbing dapat ditanam di tanah dataran tinggi 500 m di atas permukaan laut. Tanah yang dikehendaki adalah tanah gembur, mudah meresap air yang berlebihan, dan juga mampu menahan air sehingga tanah tetap lembab. Tanaman tersebut menghendaki sinar matahari banyak, walaupun dapat tumbuh terlindung.

Belimbing dapat diperbanyak secara vegetatif dengan cara penempelan dan penyambungan. Cara perbanyakan belimbing adalah sebagai berikut.

Persiapan batang bawah

  1. Bibit batang bawah berasal dari biji yang disemaikan.
  2. Biji dipilih dari buah belimbing yang sehat, besar, dan cukup matang.
  3. Sebelum disemaikan, biji-biji dicuci bersih dari lendir yang menempelnya, kemudian dikeringanginkan.
Persiapan batang atas
  1. Batang atas yang digunakan berasal dari pohon induk belimbing yang terpilih, yaitu berproduksi tinggi, mutu buah baik, warna menarik, daging buah halus tidak berserat, kadar air tinggi, dan rasa buahnya manis. Pohon induk harus juga bebas hama penyakit.
  2. Entres diambil dari batang yang sebaiknya tumbuh ke atas dan sudah berwarna cokelat.
Penyambungan

Penyambungan belimbing sudah dapat dilakukan pada batang bawah yang baru berumur 6 bulan. Dalam penyambungan ini, entres yang berwarna cokelat (telah tua) lebih banyak menghasilkan tanaman hidup dibandingkan dengan entres yang berwarna hijau kecokelatan dan entres yang berwarna hijau.

h. Alpukat

Tanaman alpukat dapat tumbuh sampai pada ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Akan tetapi, hasil yang baik diperoleh apabila diusahakan pada ketinggian 200-1.000 meter di atas permukaan laut.

Supaya tumbuh baik, tanaman ini menghendaki tanah yang gembur, pH 5,5-6,5 mempunyai aerasi, dan berdrainase yang baik. Alpukat dapat diperbanyak secara vegetatif denganc ara penempelan dan penyambungan. Cara perbanyakan alpukat adalah sebagai berikut.

Persiapan batang bawah

  1. Jenis batang bawah yang digunakan biasanya mempunyai ukuran biji besar. Jenis alpukat yang tergolong tipe meksiko banyak digunakan sebagai batang bawah karena relatif tahan terhadap suhu rendah dan penyakit akar.
  2. Setelah dikeluarkan dari daging buahnya, biji dicelupkan ke dalam air hangat bersuhu 52 derajat celcius sampai 30 menit. Tujuannya adalah untuk mengendalikan penyakit busuk akar yang umumnya disebabkan oleh Phythoptora cinnamoni.
  3. Setelah itu, biji dicelupkan ke dalam larutan fungisida selama 5-10 menit, kemudian dikeringanginkan.
  4. Media tumbuh yang digunakan adalah campuran antara pupuk kandang atau humus dan sekam (2:1).
  5. Media tumbuh, bentuk pot, dan ukurannya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan sistem perakaran bibit.
  6. Ukuran pot yang sesuai adalah tinggi 20 cm dengan garis tengah 7,5 cm dengan bagian bawah berlubang. Pot-pot tersebut diletakkan di dalam keranjang plastik berlubang berukuran 30 x 20 cm yang diletakkan dengan posisi miring 60 derajat di atas rak-rak pembibitan. Tujuannya adalah menghentikan pertumbuhan akar tunggang akibat sengatan sinar matahari sehingga merangsang pertumbuhan akar lateral.
  7. Bagian ujung biji alpukat yang meruncing dipotong sepertiga bagian dari tingginya dengan tujuan untuk mempercepat perkembangannya.
  8. Pengelupasan kulit luar biji terbukti juga dapat mempercepat proses perkecambahan biji dan mengurangi kemungkinan terserang penyakit akar.
  9. Setelah 3-4 minggu biji akan berkecambah dan semai siap disambung pada umur 1,5-2,0 bulan.
Persiapan batang atas
  1. Batang atas yang digunakan sebagai sumber entres dipilih dari jenis unggul yang sudah diketahui sifat-sifatnya.
  2. Entres untuk perbanyakan alpukat dapat diperoleh dengan memangkas cabang atau ranting 1,5-3 bulan sebelum saat penyambungan.
  3. Entres yang digunakan dapat berasal dari pucuk yang daunnya telah berkembang sempurna atau yang lebih muda. Pemupukan dan penyiraman setelah pohon dipangkas dapat meningkatkan mutu entres.
Penempelan
  1. Perbanyakan alpukat dengan penempelan (okulasi) memiliki kemungkinan berhasil tidak sebaik pada perbanyakan secara sambung.
  2. Batang bawah siap untuk diokulasi pada umur 8-12 bulan. Calon mata tempel diambil dari dahan yang sehat, tampak jelas matanya, dan baru berumur 1 tahun.
  3. Posisi mata tempel yang baik adalah 10 cm di atas permukaan tanah.
Penyambungan
  1. Penyambungan dilakukan umur 1,5- 2 bulan setelah tanam.
  2. Penyambungan dapat dilakukan dengan sambung celah atau sambung samping.
  3. Perbanyakan secara sambung samping menunjukan keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan cara penyambungan celah.
  4. Garis tengah batang bawah dan entres tidak berpengaruh terhadap persentase sambung jadi selama dua atau salah satu bagian kambiumnya saling bertaut sempurna. Walaupun demikian, entres yang bergaris tengah lebih besar cenderung mempunyai daun yang lebih banyak dibandingkan dengan yang bergaris tengah lebih kecil.
  5. Kelembapan dipertahankan 70% dan suhu ruang 25-30 derajat celcius sangat membantu proses pertautan antara batang bawah dan entresnya.
  6. Pemeliharaan yang meliputi penyiraman, pemupukan, penyemprotan dengan pestisida, dan penyiangan sangat diperlukan selama proses pembibitan berlangsung.
  7. Sanitasi rumah pembibitan perlu mendapat perhatian yang lebih khusus. Sampai semai siap disambung, pemupukan belum diperlukan.
  8. Setelah penyambungan bibit diberi larutan Urea atau NPK (15:15:15) dengan cara melarutkan pupuk ke dalam air.
  9. Bibit yang berumur 2-3 bulan setelah penyambungan siap untuk dikirim atau dipindahkan ke pot plastik yang lebih besar sampai siap tanam.

Sumber : Drs. Srijono, B.Sc dan Drs. Saptomo Djanu Ismoko

No comments for "Budidaya tanaman buah"