- merupakan sumber unsur hara tanaman.
- memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi kecambah biji dan akar.
- memudahkan penyerapan air hujan.
- memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat air.
- mengurangi terjadinya erosi.
Dari beberapa kelebihan itulah pupuk kandang membuat tanah menjadi lebih subur, gembur, dan lebih mudah ketika akan diolah untuk ditanami berbagai jenis tanaman. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki pupuk kandang tersebut tidak dapat digantikan fungsinya oleh pupuk buatan sekalipun.
Perlu diketahui, kotoran ternak yang dimanfaatkan untuk pupuk kandang kandungan unsur haranya terbatas. Dalam kotoran ternak, terkandung beberapa unsur hara yang penting untuk tanaman, yaitu antara lain unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).
Walaupun hanya sedikit, tetapi ketiga unsur inilah yang paling banyak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Ketiga jenis unsur hara ini sangat penting diberikan, karena masing-masing memiliki fungsi yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
Itulah mengapa manusia membuat pupuk buatan yang dinamakan NPK, yang tidak lain merupakan singkatan dari Nitrogen, fosfor dan Kalium. Unsur nitrogen (N) sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman, terutama berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman secara keseluruhan, terutama akar, batang, dan daun.
Di samping itu, untuk pembentukan zat hijau daun atau yang lebih dikenal dengan istilah klorofil juga berkaitan erat denan unsur nitrogen ini. Unsur nitrogen juga dibutuhkan untuk membantu protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya pada organ tanaman.
Lain halnya dengan unusur fosfor (P). Unsur ini bagi tanaman lebih banyak berperan untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar tanaman muda. Beberapa jenis protein tertentu membutuhkan unsur fosfor sebagai bahan mentahnya.
Selain itu unsur fosfor dan respirasi (pernapasan) tumbuhan, dan sekaligus mempercepat pembungaan, serta pemasakan biji dan buah. Satu unsur lagi yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah cukup banyak, yaitu unsur kalium (K). Peranan utamanya untuk membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
Pemberian unsur ini dapat memperkuat organ tanaman seperti daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. Selain itu, kalium juga dapat membuat tanaman tahan terhadap kekeringan dan penyakit.
Beberapa jenis pupuk kandang yang sudah lazim digunakan para petani sebagai pupuk, antara lain pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing, sapi, kerbau, dan kotoran ayam. Setiap jenis pupuk kandang tersebut memiliki kandungan unsur hara yang berbeda.
Ketika menggunakan pupuk kandang tidak ada aturan tertentu. Yang perlu diperhatikan, yaitu pupuk kandang yang akan digunakan sudah dalam keadaan matang. Kotoran ayam memiliki susunan unsur hara yang cukup tinggi.
Namun, jika anda berada bukan di daerah peternakan ayam, untuk mendapatkan pupuk ini cukup sulit, dan jika terpaksa harus membeli lebih mahal harganya dibandingkan pupuk kandang jenis lainnya.
Pupuk kandang cair kadar unur haranya juga lebih tinggi. Namun, karena jenis pupuk ini berupa urin ternak yang lebih sulit penanganannya, maka orang segan menggunakannya. Dalam prakteknya, pemilihan oleh ketersediaan jenis pupuk tersebut di dekat lokasi pertanian.
Selain pupuk kandang, untuk pertumbuhan yang lebih baik, tanaman perlu juga di beri pupuk buatan. Hal ini disebabkan kandungan unsruh hara dalam pupuk kandang belum mencukupi, kecuali pada lahan yang benar-benar subur.
Penambahan unsur hara dalam tanah meliputi penambahan unsur-unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Jenis pupuk ini dapat berupa pupuk majemuk (seperti NPK) atau kombinasi dari pupuk tunggal (campuran dari pupuk urea, TSR dan KCI).
B. Mengumpulkan kotoran ternak untuk pupuk kandang
Cara ketika anda akan mengumpulkan kotoran ternak yang akan dijadikan pupuk kandang berkaitan erat dengan sistem perkandangan yang dipakai. Caranya tentu saja berbeda untuk masing-masing jenis ternak, karena keadaan perkandangannya pun berbeda-beda.
Keadaan kandang sapi berbeda dengan kandang kambing, apalagi bila dibandingkan dengan kandang ayam. Pada prinsipnya kandang yang baik memiliki sistem perbuangan kotoran yang baik. Kandang yang seperti ini paling tidak memiliki dua keuntungan.
Pertama, kandang tersebut akan terjaga kebersihannya, baik dari kotoran maupun limbah lainnya sehingga ternak yang dipelihara tetap dalam keadaan sehat. Kedua, kotorannya dapat dikumpulkan dengan mudah sehingga akan memudahkan proses pengolahan kotoran itu selanjutnya.
Berdasarkan kemiripannya dan untuk memudahkan penjelasan selanjutnya, kita golongkan ternak menjadi empat, yaitu golongan ternak besar, sedang, kecil, dan unggas. Termasuk ke dalam golongan ternak besar antara lain sapi, kerbau, dan kuda.
Golongan ternak sedang, antara lain kambing dan domba. Tergolong ke dalam ternak kecil, antara lain kelinci dan marmut. Adapun kelompok ternak unggas adalah ayam dan bebek. Namun, untuk golongan ternak kecil, jumlah kotoran yang dihasilkan masih sedikit sehingga tidak mencukupi untuk digunakan sebagai pupuk kandang.
Oleh karena itu, berikut ini hanya akan dijelaskan tiga golongan utama ternak penghasil kotoran yang lazim digunakan sebagai pupuk, yaitu ternak besar, ternak sedang, dan ternak unggas.
1. Cara mengumpulkan kotoran ternak besar
Ternak besar umumnya merupakan penghasil kotoran yang banyak dibandingkan golongan ternak lainnya. Pada keadaan perkandangan ternak besar yang baik, cara mengumpulkan kotorannya cukup mudah. Misalnya pada kandang sapi perah, yang baik umumnya telah dilengkapi dengan saluran pembuangan kotoran berupa selokan kecil yang memanjang di bagian belakang posisi sapi.
Sedangkan dibagian depannya, terdapat tempat pakan. Dengan model kandang seperti ini, kandang sapi seolah-olah dirancang seperti saluran, makan dari depan dan kotorannya keluar di bagian belakang dekat selokan pembuangan.
Waktu yang tepat untuk menggumpulkan kotoran ternak sapi perah, yaitu pada pagi hari. Menggumpulkan kotoran pada ternak sapi perah umumnya dilakukan dengan cara mengguyur kotoran yang berserakan di dalam kandang ke tempat pembuangan kotoran dengan menggunakan air ke arah parit.
Selanjutnya, dari selokan ini kotoran digiring ke suatu bak penampungan. Setelah terkumpul, kotoran diambil menggunakan serok untuk disimpan di tempat penampungan. Apabila jumlah sapinya tidak terlalu banyak, pengambilan dapat dilakukan secara langsung dengan menyerok kotoran yang berserakan di lantai kandang.
Cara mengumpulkan kotoran ternak sapi potong ada sedikit perbedaan dengan kotoran ternak sapi perah, karena keadaan kandangnya juga berlainan. Umumnya sapi potong dibiarkan berkeliaran di dalam kandang yang cukup luas, tidak di sekat-sekat seperti hanya kandang sapi perah.
Lantai kandang biasanya dilapisi dengan serbuk gergaji sehingga kotoran yang berserakan telah tercampur dengan serbuk gergaji. Untuk mengumpulkan kotorannya dilakukan dengan cara menyerok atau menyekop kotoran yang telah tercampur dengan serbuk gergaji secara langsung, yang selanjutnya diangut keluar kandang.
Lain halnya untuk mengumpulkan ternak kerbau dan kuda. Untuk mengumpulkan kotorannya hampir sama dengan pengumpulan kotoran sapi, tetapi agak lebih sulit karena sistem perkandangannya masih bersifat sederhana. Selain itu, kerbau dan kuda kebanyakan dilepas di luar kandang sehingga kotorannya bererakan di mana-mana yang tempatnya cukup berjauhan.
Namun pada ternak kuda pekerja (penarik andong), walaupun sebagian waktunya kebanyakan di luar kandang, biasanya kotorannya dapat ditampung. Hal ini disebabkan andong kereta kuda biasanya telah dilengkapi dengan penampung kotoran.
2. Cara mengumpulkan kotoran ternak sedang
Kandang untuk ternak kambing dan domba ada dua macam. Ada kandang yang menggunakan panggung ada pula yang tidak menggunakan panggung. Umumnya lantai kandang panggung dibuat secara singkat. Adapun kandang tidak berpanggung, lantainya langsung di tanah dengan ditembok atau bahkan langsung berlantaikan tanah.
Dari kedua macam kandang tersebut, yang paling baik adalah kandang yang menggunakan berpanggung. Namun, karena untuk membuat kandang panggung biayanya cukup mahal, maka para peternak kecil lebih banyak memilih menggunakan kandang lantai saja.
Pada kandang lantai, kotoran biasanya bercampur dengan sisa-sisa pakan dan air kencing. Cara mengumpulkan kotoran pada kandang seperti ini dengan menyerok atau menyekop langsung dari lantainya. Selanjutnya, kotoran tersebut dibawa ke tempat pengolahan.
Sedangkan mengumpulkan kotoran ternak pada kandang panggung lebih mudah dilakukan. Karena kotoran umumnya telah terkumpul di bawah kandang sehingga pengambilan kotoran tidak mengganggu aktivitas hewan ternak.
Di samping itu, kotoran yang terbentuk tidak bercampur dengan sisa pakannya, karena tempat pakan dan kotoran terpisah. Pengumpulan dilakukan setelah dirasa kotorannya cukup banyak, dan dapat dilakukan ketika membersihkan kandang.
3. Cara mengumpulkan kotoran ternak unggas
Sebagai contoh perkandangan ternak unggas dapat kita misalkan kandang ternak ayam. Dikenal dua jenis kandang ternak ayam, yaitu kandang liter dan kandang baterai. Kandang liter digunakan untuk peternakan ayam pedaging, sedangkan kandang baterai digunakan untuk peternakan ayam petelur.
Kandang liter juga ada dua macam, yaitu kandang liter panggung dan kandang liter bukan panggung. Cara mengumpulkan kotoran ternak pada kandang liter panggung biasanya dilakukan bersamaan dengan saat membersihkan kandang. Pada kandang liter panggung, kotoran terdapat di dua tempat, yaitu di bawah kandang dan di lantai kandang.
Pada saat membersihkan kandang, kotoran yang menempel di lantai panggung dijatuhkan ke bawah kandang. Selanjutnya, kotoran yang sudah berada di bawah kandang tersebut dikumpulkan dengan cara menyeroknya. Selain cara itu, ada pula peternak yang memasang plastik untuk menahan kotoran agar tidak berserakan.
Dengan cara seperti itu kotoran akan terkumpul di karung tersebut sehingga memudahkan dalam pengumpulannya. Umumnya pada kandang liter bukan panggung, lantainya dilumuri dengan dedak kasar padi (gabah) atau sebuk gergaji. Maksud dari perlakuan ini yaitu untuk menyerap aiar sehingga lantainya tidak becek atau kotor.
Dengan demikian, kotorannya berserakan di lantai dan telah bercampur dengan dedak kasar atau serbuk gergaji tersebut. Untuk mengumpulkannya yaitu dengan cara menyerok au menyekopnya, yang selanjutnya disimpan di tempat yang aman.
Pengambilan kotoran ternak pada kandang baterai hampir sama dengan pengambilan kotoran pada kandang liter yang dilengkapi panggung. Pada kandang ini pun dapat dilakukan dua cara, yaitu dengan menampungnya pada penahan di bawah kandang atau mengambilnya dari bawah kandang.
Berbeda dengan kotoran ternak lainnya, kotoran ternak unggas lebih cepat matang. Oleh karena itu, cara merubah kotoran teran ternak menjadi pupuk kandang pun lebih mudah. Tanpa harus menimbunnya, kotoran ini otomatis telah menjadi pupuk kandang.
Hal ini disebabkan pengumpulan kotoran ternak unggas biasanya dilakukan dua minggu setelah pemanenan. Oleh karena itu, kotoran telah mengalami proses pematangan, sedangkan kotoran yang baru telah mengalami pematangan minimal dua minggu.
C. Mengolah kotoran ternak menjadi pupuk kandang.
Seperti telah diketahui pada jenjelasan diawal, bahwa kotoran ternak memiliki segudang mangaat bagi keburura tanah dan pertumbuhan tanaman. Namun demikian, agar benar-benar bermanfaat, ketika akan menggunakannya harus berhati-hati.
Ketika kotoran masih dalam keadaan baru keluar dari perut hewan ternak, kotoran masih belum dapat dikatakan sebagai pupuk kandang. Jika kotoran ternak seperti itu segera digunakan untuk memupuk tanaman, maka yang terjadi bukanya menyuburka tanaman, melainkan dapat menyebabkan tanaman menjadi layu atau bahkan mati.
Hal tersebut terjadi karena kotoran ternak yang masih baru masih mentah atau menurut istilah petani masih panas. Matinya tanaman karena diberi kotoran ternak yang masih mentah dapat dijelaskan secara ilmiah. Walaupun penjelasan agak sedikit rumit, ada baiknya untu diketahui.
Setiap kotoran ternak mengandung unsur karbon (C) dan nitrogen (N). Pada kotoran yang masih mentah, kandungan karbonnya lebih tinggi dari kandungan nitrogennya. Dengan kata lain perbandingan C dan N (C/N ratio) kotoran itu bernilai tinggi.
Jika kotoran ternak dalam kondisi seperti ini diberikan ke tanaman maka dapat merangsang pertumbuhan berjuta-juta bakteri yang dapat menguraikan ratio karbon. Proses inilah yang disebut dengan proses dekomposisi (penguraian). Proses seperti ini di alam dapat menaikkan suhu tanah.
Jika pupuk seperti itu diberikan pada tanaman, akan menyebabkan kelayuan atau bahkan tanaman dapat mengalami kematian karena kepanasa. Kerugian lain dari akibat proses dekomposisi tersebut, yaitu bakteri yang tumbuh di tanah akan melakukan persaingan dengan tanaman dalam hal mengambil unsur nitrogen dari tanah.
Bahkan jika nitrogen di dalam tanah tidak mencukupi bagi kebutuhan bakteri, maka bakteri dapat mengambil nitrogen dari tanaman. Tentunya hal ini dapat merugikan bagi pertumbuhan tanaman, alasannya dapat mengurangi persediaan nitrogen bagi tanaman tersebut. Akibatnya, daun tanaman pun akan menguning karena kekurangan nitrogen.
Proses dekomposisi yang dilakukan yang dilakukan bakteri akan segera berhenti setelah kandungan karbon yang terdapat pada kotoran ternak tinggal sedikit atau pebandingan C/N nya sudah rendah.
Dalam keadaan seperti ini, kotoran ternak dapat dikatakan telah mengalami proses pematangan atau menurut istilah petani sudah dingin. Kotoran ternak yang telah mengalami pematangan inilah yang baik untu memupuk tanaman. Dengan kata lain, kotoran ternak tersebut telah berubah menjadi pupuk kandang.
Pupuk kandang yang sudah matang dapat dilihat dari cicinya yang antara lain sebagai berikut.
- Pada kebanyakan pupuk kandang yang sudah matang, wujudnya telah berubah dari wujud aslinya.
- Bau aslinya kotoran telah hilang.
- Jika diraba, akan terasa dingin.
- Jika diremas, akan mudah rapuh.
Mengolah kotoran ternak untuk dijadikan pupuk kandang cukup mudah. Sebenarnya jika dibiarkan begitu saja di dalam kandang dalam waktu tertentu, kotoran ternak itu otomatis akan berubah menjadi pupuk kandang.
Namun, di samping memakan waktu yang cukup lama, jika tidak segera dikumpulkan dan diolah dengan cara tertentu, dapat menimbulkan pencemaran dilingkungan sekitar kandang dan kandungan unsur hara dalam kotoran tersebut dapat mengalami penyusutan. Oleh karena itu, sebaiknya segera dikumpulkan untuk dioleh menjadi pupuk kandang.
Cara yang sudah lazim digunakan untuk mengolah kotoran ternak menjadi pupuk kandang ada dua cara, yaitu dengan cara yang disebut sistem terbuka dan sistem tertutup. Keduanya akan di jelaskan dibawah ini.
1. Pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk kandang dengan sistem terbuka
Pada cara ini, biasanya kotoran ternak ditumbun terlebih dahulu di tempat terbuka di permukaan tanah. Tempat penyimpanannya berupa tanah yang ditinggikan dan diberi atap. Kelebihan cara ini yaitu pematangan kotoran ternak lebih cepat dibandingkan dengan cara sistem tertutup.
Namun demikian ada pula kekurangannya, yaitu selama proses penguraian bau kotoran akan terbawa angin sehingga menyebar kemana-mana. Oleh karena pengolahan kotoran ternak yang akan diubah menjadi pupuk kandang sejenis, maka penjelasan selanjutnya untuk setiap jenis kotoran ternak hanya akan diberikan salah satu contoh ternak saja.
Cara mengolah beberapa jenis kotoran ternak sebagai berikut :
a. Mengolah kotoran ternak besar untuk dijadikan pupuk kandang dengan sistem terbuka
Pengolahan kotoran ternak besar unuk dijadikan pupuk kandang dengan menggunakan sistem terbuka, dapat kita ambil contohnya kotoran sapi. Pertama kotoran sapi yang akan dijadikan pupuk kandang itu dikumpulkan, setelah terkumpul dijemur di tempat terbuka selama 2-3 hari. Akan lebih baik lagi jika penjemuran dilakukan di atas pasir.
Setelah dilakukan penjemuran, kotoran tersebut selanjutnya ditimbun di tempat terbuka yang diberi atap. Tempat penimbunan kotoran ini alangkah baiknya berada di dekat kandang agar tidak menyulitkan dalam pengangkutannya, dan dilakukan di tempat yang tidak berdinding agar mudah terkena angin.
Hal ini dimaksudkan agar kotoran lebih cepat mengalami proses pematangan. Lantai tempat penimbunan kotoran dibuat lebih tinggi agar tidak terkena aliran air ketika terjadi hujan. Setelah 2 minggu ditimbun, biasanya kotoran ternak itu telah memperlihatkan tanda-tanda pematangan.
Dengan demikian, kotoran tersebut sudah dapat dipastikan berubah menjadi pupuk kandang sehingga siap untuk digunakan. Jika tidak akan segera digunakan, sebaiknya pupuk tersebut dimasukkan terlebih dahulu ke tempat tertutup atau karung.
b. Mengolah kotoran ternak sedang untuk dijadikan pupuk kandang dengan sistem terbuka
Untuk mengolah kotoran domba menjadi pupuk kandang dengan cara sistem terbuka, diperlukan tempat penimbunan. Tempat penimbunan sebaiknya berada di sekitar kandang agar tidak menyulitkan dalam pengangkutannya.
Tempat penimbunan kotoran dapat berupa bangunan yang diberi atap dan tidak berdinding. Tanah di sekeliling tempat penimbunan sedikit ditinggikan untuk mengalangi masuknya air hujan, Kotoran yang terkumpul ditimbun di atas tanah tanpa diberi alas.
Kotoran yang bercampur rumput sekali-kali perlu disiram untuk mempercepat terjadinya pembusukan. Kurang lebih satu bulan setelah penimbunan, kotoran dan rumput telah hancur serta memperlihatkan tanda-tanda kematangan.
Warnanya menjadi kehitaman mirip warna pupuk kompos. Kotoran yang tidak tercampur rumput biasanya masih memperlihatkan wujud aslinya, tetapi lebih kering. Walaupun masih memeperlihatkan wujud aslinya, kotoran tersebut telah berubah menjadi pupuk dan siap digunakan.
c. Mengolah kotoran ternak unggas untuk dijadikan pupuk kandang dengan sistem terbuka
Pengolahan kotoran unggas untuk dijadikan pupuk kandang dengan sistem terbuka ada sedikit perbedaan dibandingkan dengan jenis kotoran ternak lainnya, karena kotoran unggas seperti kotoran ayam lebih cepat mengalami pematangan.
Hal itu disebabkan perbandingan karbon dan nitrogen (C/N) pada kotoran ayam sudah cukup rendah sejak masih dalam bentuk kotoran sehingga tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk melakukan proses penguraian.
Di samping itu, pengambilan kotoran ternak ayam biasanya dilakukan dua minggu setelah dilakukan pemanenan atau diafkir sehingga kotoran telah mengalami proses penyimpanan di dalam kandang yang cukup lama.
Dengan demikian, kotoran yang diambil dari kandang biasanya telah matang sehingga siap digunakan. Jika akan disimpan terlebih dahulu, sebaiknya pupuk dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di tempat beratap dan tidak lembab.
2. Pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk kandang dengan sistem tertutup
Pada cara ini, kotoran ternak yang akan dijadikan pupuk kandang ditimbun terlebih dahulu di dalam lubang yang diberi atap. Cara ini memiliki kelebihan, yaitu penyebaran bau kotoran ternak dapat dikurangi karena selama proses penguraian, kotoran terlindung di dalam lubang.
Namun, kelemahannya pupuk kandang akan terbentuk lebih lama dan pupuk yang terbentuk tidak kering. Sistem ini lebih efektif digunakan untuk kotoran ternak besar dan sedang yang kotorannya dapat dikumpulkan per hari dalam jumlah banyak.
Pada cara ini, tempat penimbunan kotoran ternak terdiri dari dua bagian utama, yaitu lubang dan atap. Ukuran lubang tempat penimbunan dibuat sesuai dengan jumlah kotoran ternak yang dihasilkan. Atapnya dapat dibuat dari berbagai bahan yang penting dapat melindungi kotoran dari terik matahari dan hujan.
Setelah tempat penyimpanan siap digunakan, kotoran ternak dapat langsung dimasukkan ke dalam lubang. Apabila lubang sudah penuh terisi kotoran ternak, pada permukaannya ditaburi kapur tahor yang telah dihaluskan titip-tipis dan merata agar tidak terjadi pengasaman pupuk.
Selanjutnya, timbunan kotoran ternak tersebut ditutup tanah dan daerah di sekeliling dibuatkan parit kecil agar tidak terjadi genangan air. Pupuk kandang biasanya baru terbentuk setelah 2-3 bulan. Timbunan pupuk tersebut dibongkar dan pupuk siap untuk digunakan.
D. Menggunakan pupuk kandang pada beberapa jenis tanaman
Penggunaan pupuk pada tanaman, termasuk pupuk kandang agar dapat dilakukan secara tepat, tergantung pada tiga faktor, yaitu kegunaan dan kandungan unsur hara pupuk, kondisi dan ketersediaan unsur hara tanah, serta kebutuhan tanaman terhadap unsur hara.
Namun, untuk mengetahui tiga faktor tersebut secara tepat, membutuhkan biaya yang cukup mahal. Hal ini tidak menjadi masalah bagi usaha tani besar, tetapi bagi usaha tani kecil sering menjadi masalah.
Pada usaha tani kecil, pemupukan biasanya dilakukan dengan cara perkiraan saja. Meskipun tidaktepat sekali, namun cukup memberikan hasil yang memuaskan. Berikut akan dijelaskan sekedarnya, namun cupuk untuk memperoleh pemahaman bagai mana menggunakan pupuk kandang yang baik.
1. Pemberian pupuk kandang pada tanaman semusim
Pupuk kanndang yang diberikan pada tanaman semusim, seperti palawija, sayuran, dan buah-buahan semusim, umumnya dengan tujuan sebagai pupuk dasar saja. Dosis pupuk yang diberikan lebih kurang sekitar 10 ton/ha. Ada dua cara pemberian, yaitu diberikan pada saat penugalan dan saat pengolahan tanah.
Pemberian pupuk pada cara pertama, dimasukkan ke dalam lubang hasil penugalan bersamaan dengan waktu penanaman. Setelah itu, berulah benih tanaman diletakkan di atasnya dan lubang tugal ditutup kembali dengan menggunakan tanah yang berada di sekitarnya. Cara ini diterapkan terutama untuk tanaman semusim yang cara penanamannya dengan ditugal.
Pemberian pupuk pada cara kedua, dilakukan cukup disebar di tanah bersamaan dengan pengolahan atau penggemburan tanah. Pupuk yang telah disebarkan secara merata tersebut. kemudian dicangkul dan dibali, sambil tanah digemburkan, jika perlu, dibentuk menjadi bedengan atau guludan.
2. Pemberian pupuk kandang pada tanaman tahunan
Pemberian pupuk kandang pada tanaman tahunan, bertujuan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan. Untuk tujuan sebagai pupuk dasar, pupuk kandang diberikan bersamaan dengan pembuatan lubang tanam.
Sedangkan untuk tujuan pupuk susulan, pemberiannya dapat dilakukan sekali atau dua kali setahun, bergantung kebutuhan dan pemantauan. Cara pemberian pupuk sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan selengkapnya dapat anda simak penjelasan berikut ini.
a. Pemberian pupuk kandang sebagai pupuk dasar
Kurang lebih satu bulan sebelum penanaman, lubang tanam sudah harus dibuat. Lubang tanam dibuat sebaiknya jangan terlalu dalam agar akar tanaman tidak berkumpul di bagian dalam. Jika hal ini terjadi, tanaman akan mengalami kerusakan dan terhambat pertumbuannya. Berikut ini cara pembuatan lubang tanam dan pemberian pupuk dasar.
Buatlah lubang yang berukuran 50 x 50 x 50 cm. Tanah lapisan atas sedalam 30 cm diletakkan di sebelah kiri lubang, sedang tanah galian lapisan bawah diletakkan di sebelah kanan lubang. Kemudian dibiarkan terbuka selama dua minggu.
Setelah dua minggu berikutnya, tanah lapisan bawah dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1, dan dimasukkan kembali ke lubang tanam. Demikian pula tanah lapisan atas dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1, lalu ditimbunkan. Dua minggu kemudian lubang tanam telah siap ditanami.
b. Pemberian pupuk kandang sebagai pupuk susulan pada tanaman tahunan
Pupuk kandang yang diberikan pada tanaman tahunan sebagai pupuk susulan caranya dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk buatan atau diberikan secara terpisah. Petani biasanya memberikan pupuk kandang dua kali setahun, yaitu menjelang musim kemarau, dan menjelang musim penghujan.
Pemberian pupuk pada tanaman yang masih muda, caranya dapat dilakukan di sekeliling tanaman secara melingkar. Parit kecil dibuat sesuai dengan besarnya tajuk tanaman. Semakin tua tanaman, semakin besar pula lingkaran paritnya. Cara pemupukannya sebagai berikut.
Buatlah parit kecil secara melingkar dengan menggunakan cangkul kecil. Sedangkan tanah bekas galian dibiarkan di sisi kanan kirinya. Kemudian taburkan pupuk kandang pada parit kecil tadi secara merata, disusul dengan menaburkan pupuk buatan. Lalu timbunlah parit kecil tersebut dengan tanah galian.
Jika tanaman sudah tua dan tajuknya sudah saling menyangkut, pemberian pupuk dapat dilakukan secara memanjang dalam parit kecil. Cara yang sama hanya dibedakan dengan bentuk parit kecilnya saja.
Sumber : Singgih Sastradihardja, S. Si dan Ir. Agus Sutardi
No comments for "Cara mengolah kotoran ternak"
Post a Comment