Teknik dasar mencangkok tanaman

Teknik dasar mencangkok tanaman merupakan salah satu perbanyakan tanaman secara vegetatif yang tertua di Indonesia. Memperbanyak tanaman buah dengan mencangkok dapat dibedakan menjadi dua. Petama, cangkok sayat. Kedua, cangkok belah. Cangkok belah termasuk kurang umum dilakukan.


Tanaman buah yang dapat dicangkok relatif banyak jumlahnya. Di antaranya, manggga, beberapa jenis jeruk, beberapa jenis jambu, delima, belimbing manis, dan kelengkeng. Tanaman buah cangkok telah terbukti mempunyai banyak keunggulan. Keuntungan dari cangkok, antara lain seperti berikut.
  1. Sifat tanaman baru sama persis dengan induknya.
  2. Tanaman dari hasil cangkok dapat menghasilkan buah dalam waktu sekitar 4 tahun.
  3. Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan sekitar 1-3 bulan.
  4. Perakarannya dangkal sehingga dapat tumbuh pada tanah yang permukaan airnya tinggi.
Sebaliknya, tanaman cangkok mempunyai beberapa kelemahan antara lain, seperti berikut.
  1. Tidak dapat dilakukan secara besar-besaran.
  2. Bibit cangkok sulit bertahan hidup pada daerah yang air tanahnya rendah.
Waktu mencangkok tanaman dapat dilakukan pada musim penghujan maupun musim kemarau. Pengcangkokan pada musih hujan tentu tidak akan direpotkan dengan penyiraman. Sementara itu, mencangkok tanaman pada musim kemarau sangat memerlukan penyiraman pada media cangkok.

Penyiraman pada media cangkok dimaksudkan agar media cangkok tetap lembap. Kelembapan ini sangat dibutuhkan oleh cabang yang dicangkok untuk membantu pertumbuhan akar.


A. Cangkok sayat 

Sebelum melakukan cangkok sayat, perlu dipersiapkan alat dan bahan media serta pemilihan cabang yang diperlukan. Alat yang sangat diperlukan dalam cangkok sayat berupa pisau tajam. Pisau ini diharapkan mampu menghasilkan keratan yang halus, bersih, dan rapi.

Adapun bahan media cangkok dapat menggunakan mos, sabut kelapa, pupuk kandang, kompos, ataupun tanah yang lembek. Media cangkok ini dapat dipilih menurut kebutuhan atau berdasar ketersediaan bahan yang ada dan mudah diperoleh.

Bahan lain yang diperlukan berupa tali untuk mengikat dan plastik bening bila tidak menggunakan sabut kelapa. Pemilihan cabang dari pohon induk yang telah diketahui keunggulannya merupakan hal penting. 

Selain diketahui bahwa pohon induk telah berproduksi sampai tiga kali dengan buah berkualitas unggul, pohon induk harus bercabang banyak sehingga setelah dilakukan pencangkokan pohon induk tidak kehabisan cabang.

Ukuran cabang yang dipilih ialah bukan cabang yang tidak terlalu besar. Lebih baik bila cabang yang akan dicangkok sebesar jari kelingking atau pensil. Paling besar, cabang berdiameter 2 cm sekalipun pencangkokan dapat dilakukan pada cabang yang lebih besar.

Kulit cabang mulus dan berwarna cokelat muda. Bentuk cabang lurus arah ke atas atau ke samping. Pemilihan cabang yang tidak terlalu besar ini bertujuan agar sebuah pohon induk bersar ini dapat dicangkok sampai belasan atau puluhan tanpa merusak bentuk pohon induk.


Cara mencangkok sayat


a. Menyayat

Penyayatan hendaknya dilakukan pada sekeliling yang akan dicangkok. Lebar sayatan 2-3 cm. Usahakan pada saat menyayat tidak melukai kayu. Mengingat kayu yang banyak terluka dapat menjadikan usaha mencangkok gagal. Setelah penyayatan selesai, bersihkan lendir-lendir yang ada di sekeliling kayu dengan kain atau kertas bersih.

b. Mengeringanginkan

Mengeringanginkan cabang yang disayat bisa memerlukan waktu 2-4 hari atau bahkan lebih. Waktu yang digunakan tergantung pada jenis tanaman. Apabila tanaman tidak bergetah banyak, waktu yang digunakan untuk mengeringanginkan cukup 2-4 hari.

Pada tanaman yang bergetah banyak, seperti nangka atau sawo maka waktu yang dibutuhkan untuk mengeringanginkan bisa mencapai 2-3 pekan. Selama mengeringanginkan cabang yang luka sayat dibiarkan saja hingga kering dengan sendirinya.

Sebelum kering tuntas oleh angin jangan dibungkus dengan media cangkok. Dikhawatirkan luka sayatan terserang oleh cendawan atau bakteri sehingga pencangkokan tidak berhasil.

c. Memberi ZPT

ZPT merupaka zat perangsang pertumbuhan akar dan bibit cankok yang dibuat pun lebih cepat tumbu. Dalam waktu 1-3 bulan cangkokan sudah dapat dipotong dan dipindahkan ke pot. ZPT baik yang berupa serbuk, kristal maupun cairan dicampur dengan air hingga berbentuk pasta.

Pata itu dioleskan pada bagian atas luka sayatan sampai rata. Mengapa yang dioleskan pasta ZPT pada bagian atas luka sayatan? Zat-zat makanan yang mengalir dari atas akan bertahan di bagian atas sayatan karena jalur yang dipakai untuk mengalirkan zat makanan terpotong oleh sayatan.

Pada batas bagian kulit sayatan atas akan terjadi pengembungan dan di dalamnya akan tumbuh daging baru. Dari daging baru itu akan keluar sejumlah akar baru.

d. Membungkus sayatan

Membungkus sayatan merupakan langkah akhir dalam membuat cangkok. Cara membungkus sayatan bergantung pada media yang digunakan. Apabila menggunakan media MOS yang telah dicampur dengan pupuk, pembungkusnya akan menggunakan plastik bening. Pertama-tama plastik bening diikatkan pada pangkal sayatan sekitar 6 cm di bawah sayatan.

MOS yang telah dicampur dengan pupuk dan dalam keadaan basah ditempelkan pada sekeliling sayatan. Setelah itu, cabang sayatan dibungkus plastik bening pada media cangkok dan diikat dengan tali di ujung sayatan. Pada tengah bungkusan dapat juga diikat dengan tali.

Sementara itu, media cangkok yang menggunakan sabut kelapa dicampur tanah dan kompos atau pupuk cara pembungkusannya tidak jauh berbeda dengan media MOS. Pertama-tama, sabut kelapa diikatkan dahulu pada pangkal sayatan. Kemudian, media lain yang berupa tanah yang telah dicampur pupuk dalam keadaan basah ditempelkan ke seluruh sayatan.

Setelah seluruhnya terbalut oleh media, kemudian sabut kelapa dibungkuskan dan diikat dengan tali pada ujung sayatan. Keberhasilan kegiatan pencangkokan dapat ditandai dengan terlihatnya sejumlah akar terlihat dari luar.


B. Cara cangkok belah

Cangkok belah memerlukan alat berupa pisau tajam. Media yang digunakan berupa campuran tanah dengan kompos atau pupuk. Adapun bahan yang diperlukan dapat berupa pot tanah. Pot plastik, kaleng bekas, bambu, pecahan genting atau koral, dan tali.

Pelaksanaan pencangkokan ini termasuk sederhana. Caranya, keratlah cabang yang dipilih sampai separuh lingkaran. Selanjutnya, cabang dibelah ke arah atas sepanjang 15-20 cm. Sebenarnya panjang belahan bergantung besar kecilnya cabang. Semakin besar cabang semakin panjang pula belahannya.

Cabang yang baru saja dibelah tentu mengeluarkan getah. Oleh karena itu, dikeringanginkan seperti pada cangkok sayat. Setelah kering, belahan cabang diolesi dengan zat perangsang akar. Pengolesan zat perangsang akar ini dilakukan antara kayu dan kulit.

Tahap berikutnya, belahan cabang di masukkan pada pot yang sudah diberi media yang sudah terlebih dahulu lubang bawah pot diisi dengan pecahan genting atau koral. Hal ini dimaksudkan agar kelebihan air penyiraman dapat disalurkan ke luar. Setelah yakin belahan cabang berada pada posisi di tengah, kemudian pot diikat dengan batang pokok atau cabang di sekitarnya yang dinilai cukup kuat agar tetap pada posisinya. 

Cangkok belah sebenarnya mempunyai satu keuntungan yang lebih besar daripada cangkok sayat karena pada cangkok belah, begitu diketahui akar cangkokan keluar dari bagian bawah pot bisa langsung dipotong.

Tentu saja cangkok belah yang dipotong itu masih ada potnya sehingga tidak perlu penyesuaian dengan lingkungan baru. Bibit cangkokan yang ada potnya itu disimpan di tempat yang teduh.


C. Cara penyemaian cangkokan

Cangkok yang baru dipotong, sebaiknya tidak langsung ditanam di kebun, tetapi perlu disemaikan lebih dahulu. Tujuannya adalah agar bibit cangkok benar-benar menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, terutama pada cangkok sayat.

Begitu cangkok sayat dipotong mestinya dipindahkan ke pesemaian berupa pot, keranjang, polibag atau tempat lain yang sudah diberi media yang berupa campuran lapisan tanah bagian atas dengan pupuk kandang atau kompos. Perbandingannya 3:1.

Tanaman cangkok yang baru disemaikan di suatu tempat, sebaiknya jumlah daun dikurangi hingga separuh. Tujuannya adalah untuk memperkecil penguapan air dalam daun karena daya serap akar terhadap air dan unsur hara belum banyak.

Waktu yang diperlukan untuk menyemaikan tanaman cangkok lebih kurang 4 bulan. Pada tiga bulan pertama, jumlah akar pada cangkok diperkirakan sudah banyak. Mulai saat itu, tanaman cangkok dapat dilatih untuk membentuk jaringan yang kuat dan mampu menghadapi terik matahari. Oleh karena itu, peneduh sedikit demi sedikit dikurangi.


Sumber : Pracoyo, Mujiyanto

No comments for "Teknik dasar mencangkok tanaman"