Cara budidaya jamur merang dengan media serbuk kayu
Jamur terdiri dari berbagai macam jenis atau varietas. Ada jenis jamur yang dapat dimanfaatka sebagai makanan, obat-obatan dan lain-lain. Sebaliknya, banyak jamur yang dapat mengakibatkan keracunan.
Jenis atau varietas jamur di muka bumi ini sangatlah banyak. Karena jenis jamur itu banyak sekali, kita harus tahu ciri-ciri jamur yang beracun dan yang tidak beracun. Untuk itu, kita perlu melakukan pengetesan dengan cara sebagai berikut.
Cara mengetahui jamur beracun
- Kita masukkan barang yang terbuat dari perak, seperti sendok atau garpu, pada masakan jamurapabila logam perak tersebut menghitam, kemungkinan besar jamur tersebut beracun.
- Kita masukkan nasi ke dalam masakan jamur beberapa waktu kurang lebih 5 menit, apabila nasi tersebut berubah warna, menjadi kuning, berarti jamur tersebut beracun.
- Hindari memasak jamur yang masih kecil karena pada saat itu kita kesulitan membedakan mana jamur beracun dan mana jamur yang tidak beracun.
- Hindari memasak jamur yang tumbuh pada kotoran binatang dan jamur yang tumbuh pada bagian insang atau bilahnya (bagian bawah tudung jamur yang berserat-serat) yang berwarna coklat atau kehitam-hitaman.
- Hindari memakan jamur yang bila dipotong mengeluarkan cairan berwarna putih susu.
- Hindari memakan jamur yang sudah hampir busuk walaupun jamur tersebut termasuk jamur yang dapat dimakan.
- Hindari makanan jamur yang belum dimasak.
Baca juga : Cara budidaya jamur enoki
Manfaat jamur merang
- Jamur merang mengandung asam folic yang berguna bagi pencegahan penyakit anemia.
- Jamur merang dapat menurunkan darah tinggi.
- Jamur merang dapat mencegah penyakit kanker.
- Dapat ditanam pada lahan yang sempit dengan cara penanaman bertingkat.
- Tidak bergantung pada musim (dapat hidup baik pada musim penghujan maupun musim kemarau).
- Dapat ditanam dengan menggunakan bahan tanaman yang berasal dari limbah pertanian atau limbah yang biasanya terbuang begitu saja.
- Dapat dibudidayakan oleh semua orang, baik yang berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan karena penanamannya tidak terikat oleh waktu.
- Dapat dimanfaatkan untuk mengingkatkan nilai ekonomis dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan.
Cara budidaya jamur merang
Di atas sudah dibicarakan bahwa jamur merang dapat dibudidayakan pada lahan yang sempit dan dapat hidup pada musim apapun. Namun, budidaya jamur merang tidak boleh dilakukan secara asal-asalan karena jamur tersebut memerlukan syarat-syarat tertentu untuk tumbuh.
Syarat-syarat tumbuh jamur merang, antara lain sebagai berikut.
- Ada media untuk tumbuh dari bahan jerami atau merang, bekatul, dan lain-lain.
- Media tersebut harus selalu basah, tetapi tidak ada air yang menggenang.
- Ruang mempunyai kelembaban udara lebih kurang 80%. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyemprot ruang dengan menggunakan air.
- Tanaman jamur terlindung dari sinar matahari langsung.
- Keasaman media untuk tumbuh harus netral (pH 7-8).
a. Persiapan tempat tanaman
Tempat menanam jamur merang dapat dilakukan di beberapa tempat, antara lain :
- Tanah. Apabila penanaman dilakukan di tanah, tinggikan permukaan tanah tersebut lebih kurang 10-15 cm dan taburkan terlebih dahulu kapur untuk mematikan cacing dan binatang lainnya.
- Rak atau gotongan yang dapat dipindah-pindah.
- Lantai yang sudah disemen atau diatas bata.
b. Persiapan bahan atau media tanam
Media tanam jamur merang dapat dibuat dengan beberapa campuran, yaitu:
- Jerami kering atau serbuk kayu kering (formula I 100 kg, formula II 100 kg, formula III 70 kg).
- Kapur tembok (formula I 3 kg, formula II 2 kg, formula III 3 kg).
- Bekatul (formula I 6 kg, formula II 6 kg, formula III 6 kg).
- Pupuk kandang (formula II 10 kg, formula III 10 kg).
- Kapas (formula III 30 kg).
- Pilihlah jerami yang baik (berwarna kuning) kemudian dipotong-potong agar tidak terlalu panjang. Serbuk kayu yang sudah terpotong kecil-kecil dan kering.
- Rendamlah jerami atau serbuk kayu dalam air sampai cukup basah atau menyerap air (tidak boleh lebih dari 1/2 jam). Serbuk kayu juga sama seperti jerami.
- Angkatlah rendaman jerami atau serbuk kayu dan tempatkan pada tempat yang sudah di sediakan, kemudian padatkan hingga setebal lebih kurang 10-15 cm.
- Aduklah kapur dan bekatul menjadi satu hingga rata kemudian taburkan campuran tersebut di atas tumpukan jerami sampai seluruh permukaan menjadi rata. Dengan demikian, telah diperoleh lapisan yang pertama.
- Lakukanlah langkah 3-4 hingga diperoleh lapisan 2 dan seterusnya mencapai tinggi tumpukan minimal 60 cm. Bekatul dan kapur yang tersisa dihabiskan pada lapisan tumpukan yang paling atas.
- Siapkan bibit jamur dan keluarkan dari bungkusnya kemudian dipecah-pecah (disuwir-suwir) dan ditanam dengan cara dimasukkan atau diselipkan pada seluruh permukaan sedalam 3-5 cm dengan jarak tanam 3-5 cm. Sisa bibit ditaburkan pada bagian permukaan atas.
- Tutuplah tumpukan yang sudah ditaburi bibit dengan plastik supaya jamur dapat melakukan fermentasi yang menimbulkan penguapan. Dengan demikian media tidak kering dan tetap lunak, sehingga kasa-kasa mudah menjalar ke dalam serat jerami.
- Pada daerah yang iklimnya kurang dari 27 derajat celius lapisan yang paling atas naikkan kerungkup sekitar 30 cm sehingga agak renggang dari permukaan.
- Pada iklim yang baik, yaitu antara 32-35 derajat celcius, biasanya pada hari ke 8, jamur sudah ada yang dapat dipanen, tetapi daerah yang beriklim di bawah 30 derajat celcius, pertumbuhan jamur akan terlambat hingga hari ke 10 sampai hari ke 12.
- Penyiraman perlu dilakukan 2-3 kali sehari dengan menggunakan semprotan yang halus atau percikan air, bergantung pada kondisi lingkungan setempat. Siraman tidak boleh terlalu basah karena dapat mengakibatkan spora mati.
- Apabila suhu kompos kurang dari 27 derajat celcius, dapat diatasi dengan cara : Kerungkukan plastik kembali pada waktu malam hari, siramlah dengan air hangat, dan lakukanlah penguapan kecil dengan menggunakan ketel pemasak air dan uapnya dialirkan ke dalam tumpukan kompos.
No comments for "Cara budidaya jamur merang dengan media serbuk kayu"
Post a Comment