Budidaya Tanaman Melon

budidaya tanaman melon

Manfaat budidaya tanaman melon secara ekonomi adalah meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan pemenuhan gizi keluarga dan masyarakat. Dalam skla besar, meningkatkan ekspor nonmigas, berupa buah segar yang berkualiata. 

Manfaat budidaya melon secara teknologi atau keterampilan yaitu ikut menyukseskan swasembada produk hortikultura, merupakan sarana pendidikan pertanian modern. Tanaman ini menghendaki sinar matahari secara penuh serta membutuhkan kelembaban yang relatif rendah, suhu udara berkisar antara 25-30 derajat celcius.

Tanaman melon dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, yang subur, gembur, dan memiliki (tata air) drainase yang baik. Derajat keasaman tanah pH berkisar antara 6-7. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang baik, ketersediaan unsur hara makro dan mikro dalam tanah, struktur tanah di daerah perakaran perlu mendapatkan perhatian yang serius.

Alat dan bahan yang digunakan menanam melon

Dalam budidaya melon, diperlukan bahan-bahan berupa benih bermutu, tersediannya sarana produksi lain, seperti pupuk yang lengkap (hara makro dan mikro), pestisida yang sesuai dengan jasad sasaran, tepat dosis dan jenisnya serta tepat cara dan saat aplikasinya.

Mengingat melon adalah tanaman semusim dengan umur yang relatif pendek, kehidupannya sangat memerlukan kondisi lingkungan tempat tumbuh yang sangat mendukung, seperti keadaan struktur tanah, pH tanah, cara pemupukan, pengairan, dan pemeliharaannya (pemangkasan dan lain-lain).

Dari berbagai perkembangandan pengalaman cara bertanam melon dilapangan, beberapa hal yang belum biasa dilakukan oleh petani dalam artikel ini diuraikan, mengingat pengaruh dan dukungannya, baik dalam pertumbuhan maupun produksinya sangat menggembirakan.

1. Struktur tanah

Pada prinsipnya setiap tanaman memerlukan struktur tanah yang gembur atau poreus. Butir-butir tanah dihaluskan dengan cara dicangkul. Namun, hal ini belum cukup untuk menjamin struktur tnah tetap poreus selama musim tanam berlangsung.

Hal itu disebabkan oleh perlakuan pengairan dan penyiraman butir-butir tanah dapat menjadi mampet sehingga udara tanah menjadi jelek. Jika pengairan penyiraman berikutnya, air akan mudah meluap sehingg keadaan air tidak mencukupi bagi pertumbuhannya.

Untuk menjaga agar struktur tanah tetap dapat membuang kelebihan air dan udara dalam tanah tetap baik, gunakanlah abu sekam. Selain dapat mengatasi hal tersebut, penggunaan abu sekam ada manfaat lain.

2. Abu sekam

Abu sekam di pedesaan masih merupakan limbah yang belum banyak dimanfaatkan. Pengalaman ini dalam budidaya tanaman melon, memberikan pengaruh dan hasil yang sangat menggembirakan. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari pemanfaatan abu sekam adalah sebagai berikut :
  • Abu sekam merupakan bahan yang steril (jasad-jasad yang dapat merugikan ikut terbunuh sekam).
  • Abu sekam menambah unsur Kalium (K) lebih kurang 30% adalah tanah.
  • Abu sekam memperbaiki struktur dan aerasi tanah.
  • Abu sekam merupakan buffer atau penahan terhadap perubahan suhu antara siang dan malam sehingga daerah perakaran memiliki suhu yang stabil.
  • Abu sekam meningkatkan daya cekam terhadap air pada saat tanah diairi.
  • Abu sekam meningkatkan daya serap akar terhadap unsur hara.
Dengan beberapa manfaat dan keuntungan yang diberikan oleh abu sekam, para pembudidaya atau petani melon perlu memasyarakatkan pemakaiannya dalam upaya meningkatkan produksi.

3. Pupuk TSP Tepung (puder)

Formulasi pupuk TSP dalam bentuk granula (butiran) bertujuan memudahkan dalam cara penggunaannya di lapangan. Namun, dalam budidaya tanaman melon, pemakaian dalam bentuk tepung (puder) akan sangat membantu. Hal itu sangat erat hubungannya dengan umur tanaman melon yang cukup pendek 60-75 hari.

Pupuk Posfor (P) diketahui merupakan pupuk yang sangat lambat tersedianya bagi tanaman. Pelarutan dan tersedianya bagi tanaman. Pelarutan dan tersedianya bagi tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan air tempat tanaman tumbuh. Penggunaan dalam tepung (puder) akan mempercepat kelarutan dan ketersediaannya bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan efektivitasnya pada tanaman. 

Pupuk P dalam bentuk butiran dapat digunakan. Akan tetapi, karena tanaman melon diusahakan dengan memakai penutup tanah dengan plastik (black silver plastic), tidak mengherankan kalau setelah masa tanam usai, dan penutup tanah dengan plastik dibuka, banyak ditemukan butiran-butiran TSP yang belum terhancurkan.

4. Kapur dan terusi (CuSO4)

Kapur, baik dalam bentuk dolomit, siolit maupun CaO, dalam budidaya tanaman dimaksudkan untuk menetralkan kondisi (keasaman atau kebasaan) yang rendah. Oleh karena itu, dosisnya bergantung pada pH tanahnya.

Adapun terusi merupakan senyawa tembaga (Cu) yang beracun bagi bakteri dan jamur yang sangat merugikan bagi tanaman melon. Selain itu, Cu merupakan unur hara mikro yang diperlukan untuk meningkatkan penyerapan terhadap unsur hara makro (N,P,K).

Secara bersama-sama, kapur dan terusi merupakan senyawa kimia (fungisida) atau menjadi bubur bordeaux (bordeaux mixture)  yang sangat efektif untuk mengendalikan bakteri dan jamur. Jadi, kapur dan terusi dalam budidaya tanaman melon akan memberi manfaat sebagai berikut.

  • Kapur dan terusi menetralkan derajat keasaman pH tanah dan penambahan unsur mikro.
  • Secara bersama-sama, kapur dan terusi merupakan fungisida yang sangat efektif untuk mengendalikan bakteri dan jamur.
  • Karena pemakaian sebagai pupuk dasar, kapur dan terusi sekaligus melakukan disinfeksi pada tanah.

5. Borate (borax)

Borate merupakan unsur hara mikro yang keberadaannya dalam tanah sangat dibutuhkan oleh tanaman melon. Oleh karena itu, borate berperan sebagai aktifator dalam proses penyerapan dan pemanfaatan unsur hara makro dari Urea, TSP, KCI,ZA yang dipergunakan dalam budidaya tanaman ini.

6. Zat pengatur tanah (ZPT) dan pupuk cair pelengkap

Zat pengatur tanah adalah senyawa organik yang bukan hara; dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat, dan mengubah proses kedalaman dalam tanah. Adapun pupuk pelengkap cair adalah senyawa kimia yang mengandung beberapa unsur hara makro dan mikro serta dilengkapi dengan endapan vitamin dan protein yang berbentuk cairan, mudah diserap dan tidak beracun bagi tanaman..

Dalam zat pengatur tanah dan pupuk cair pelengkap terkandung tiga unsur penting sebagai berikut.

  • Kompleks hidrolisa protein merupakan sumber asam-asam amino yang nantinya dapat berfungsi sebagai sumber hara.
  • Enzim-enzim dapat berfungsi sebagai penghantar yang mempercepat proses perombakan molekul-molekul kompleks organik yang terdapat dalam tanah menjadi bentuk-bentuk yang sederhana sehingga dengan mudah diserap oleh akar-akar tanaman.
  • Bahan-bahan untuk mempercepat pertumbuhan berfungsi mempercepat tingkat perkecambahan benih dan kemudian meningkatkan daya tumbuh bibit tanaman.
Penggunaan zat pengatur tanah dan pupuk pelengkap cair dalam budidaya melon adalah pada saat setelah dilakukan pemangkasan,pembesaran hingga pematangan buah. Beberapa contoh zat pengatur tanah dan pupuk pelengkap cair yang dapat dipergunakan adalah :

  • ZPT : atonik, cytozyme (sitozim), metalix mixtalol, dharmasri.
  • PPC : vitablom-B, hepanec-B, unggul-B, Gandasil0B.


7. Mulsa plastik hitam

Mulsa plastik ini dirancang sedemikian rupa untuk tujuan-tujuan khusus dalam dunia pertanian. Mulsa ini memiliki dua permukaan dengan warna yang berbeda, yaitu bagian permukaan berwarna hitam unuk ditempatkan pada bagian bawah atau penutup tanah, sedangkan pada bagian permukaan berwarna perak berada pada bagian permukaan atas tanah.

Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan mulsa plastik ini adalah sebagai berikut.

  • Permukaan yang berwarna perak mempunyai fungsi memantulkan cahaya matahari yang diterima oleh permukaan bawah daun menjadi tidak lembab. Kondisi seperti itu sangat bermanfaat untuk mengendalikan serangga-serangga hama (terutama golongan kutu atau Aphids sp) yang hidupnya pada bagian bawah permukaan daun.
  • Mulsa plastik dapat meredam terjadinya kenaikan suhu tnah dan penguapan air tanah (evaporasi) akibat panas matahari sehingga suhu di daerah perakaran menjadi stabil dan air tanah tidak banyak hilang oleh penguapan.
  • Pada malam hari, bumi melepaskan panas, sedangkan pada proses ini biasanya akan diikuti oleh terlepasnya butir-butir air yang berada dalam tanah. Dengan adanya penutup mulsa, pelepasan air tersebut akan dihalangi oleh hamparan mulsa plastik di atas bedengan sehingga kumpulan-kumpulan uap atau butir air tersebut akan dikembalikan lagi ke dalam tanah.
  • Dengan kejadian seperti tersebut pada a dan b, struktur tanah terjaga pada kondisi remah dengan aerasi yang baik.


8. Peralatan dan alat bantu yang dipergunakan

Peralatan yang diperlukan dalam budidaya melon cukup sederhana, yaitu seperti berikut :
  • Polybag ukuran 7 x10 cm untuk menyemai dan mengecambahkan biji.
  • hand sprayer untuk menyiram dan melembabkan media dalam pesemaian serta keperluan pengendalian hama dan penyakit tanaman.
  • timba, gembor, dan drum untuk menyiram tanaman dan melarutkan pupuk.
  • gelas untuk mengukur dan menakar kebutuhan pestisida, ZPT dan PPC.
  • gayung penyiraman ukuran 250 cc, 500 cc, 750 cc, dan 1.000 cc.
  • tali rafia.
  • pisau atau silet untuk memangkas.
  • masker.


Proses produksi dan cara pengerjaan

pengolahan bedengan untuk tanaman melon

1. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah untuk tanaman melon dibedakan atau dilakukan dalam dua tahap :

a. Pengolahan tanah tahap I

Pada tahap ini, tanah dibajak satu kali, dicangkul, dan dilanjutkan dengan membuat bedengan. Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal, tanah dicangkul hingga diperoleh struktur yang gembur atau poreus, karena tanaman ini berakar lembut yang berkembang di bagian lapisan atas dengan kedalaman berkisar 30 cm hingga 40 cm.

Bersamaan dengan pembajakan dilakukan juga pengapuran dengan dolomit, siolit atau kapur pertanian yang lain sebanyak 5 kwintal/hektar atau tergantung derajat keasaman tanahnya. Setelah pengolahan dan pembuatan bedengan, tanah dibiarkan istirahat minimal selama 15 hari.

b. Pengolahan tanah tahap II

Pada pengolahan tahap ini, tanah dicangkul lagi hingga diperoleh struktur yang lebih baik. Lanjutkan dengan pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak yang dikehendaki, misalnya 100 cm x 50 cm, 100 cm x 60 cm, 100 cm x 70 cm, dan jarak tanam lain yang dikehendaki.

Tiap-tiap lubang tanam diberi pupuk dasar berupa campuran pupuk kandang, urea, ZA, TSP, KCI, dolomit atau sitolit, borate, terusi, furadan 3 G, dan abu sekam yang dicampur secara merata, tancapkan tanah dengan plastik (black silver plastic).

2. Menyemai benih melon

penyemaian tanaman melon

Lakukan penyemaian benih dengan urutan sebagai berikut.
  • Siapkan media lahan berupa campuran pupuk kandang, tanah lapisan atas (top soil), kapur, dan furadan serta isikan pada polybag-polybag tempat menyemai benih.
  • Lakukan perbersihan tempat terlebih dahulu sebelum penyemai benih dengan insektisida ditambah fungisida, boraks atau dengan formalin dengan cara menyemprot.
  • Sebelum disemai, rendam biji terlebih dahulu dengan air  hangat selama satu jam dan lanjutkan merendamnya lagi dalam larutan fungisida selama 30 menit.
  • Siram tanah hingga basah, tetapi tidak sampai becek, tancapkan biji dengan bagian yang meruncing terletak di bawah dan jangan terbalik.
  • Atur polybag-polybag dalam bedengan pesemaian dan beri sungkup dari plastik transparan berwarna putih untuk menjaga kelembapannya, melindungi dari air hujan yang lebat dan gangguan-gangguan lain yang mungkin timbul.
  • Lakukan penyiraman jika diperlukan dengan menggunakan penyemprotan (sprayer) atau gembor berlubang halus.
  • Pada umur 5-7 hari, biji sudah mulai berkecambah. Bantulah melepaskan kanopi atau kulit biji dari calon daunnya agar lebih cepat pertumbuhannya.
  • Pada umur 10-14 hari atau setelah bibit berdaun 4-5 helai, bibit telah cukup kuat untuk dipindahkan ke lahan pertanaman.

3. Penanaman

a. Pengeluaran bibit dari polybag

Terlebih dahulu siram bibit di pesemaian hingga cukup basah medianya, rendam atau semprot dengan menggunakan larutan fungisida (Dithane M-45, Benlate T-120, Antracol) sebanyak 2 gram/liter air selama 5 menit. 

Agar tidak merusak air, tekan perlahan-lahan atau kepak dengan telapak tangan media bibit dalam polybag hingga keadaannya menjadi lebih longgar. Dengan cara demikian, bibit akan mudah dikeluarkan dari polybag.

b. Membuka atau menyobek (penutup) plastik

Dua atau tiga helai sebelum proses penanaman, lubang-lubang tanam yang telah dibuat perlu dibuka penutupnya dengan cara mengiris dengan pisau yang tajam atau menggunakan pisau silet. Iris menyilang atau bulat dengan diameter 10-15 cm.

c. Menanam bibit

Setelah penutup dari plastik itu terbuka, lakukan penyiraman pada lubang tanam, kemudian lakukan penugalan. Tanam bibit pada lubang (tanam) dan siramlah.

4. Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman melon dapat dilakukan seperti berikut.

a. Pengairan

Selama proses pertumbuhan, perkembangan, pembungaan, dan pembuahan pengairan mutlak diperlukan. Pengairan atau penyiraman diberikan dengan tujuan untuk melarutkan unsur hara yang tersedia dan disediakan, pengangkutan zat hara, dan untuk proses fisiologi tanaman yang lain.

Pengairan atau penyiraman yang teratur sangat mendukung keberhasilan tanaman dalam pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitasnya. Pengairan dapat dilakukan dengan cara berikut.

  1. Leb adalah pengairan dengan cara membasahi bedeng-bedeng pertanaman secara rembesan. Air dimasukkan dalam selokan atau saluran di antara bedengan dan dihentikan setelah bedengan cukup basah.
  2. Siram langsung adalah mengairi tanaman langsung diarahkan pada lubang-lubang tanaman atau pertanaman hingga tanaman cukup memperoleh air dengan menggunakan alat seperti gayung, canting, timba, atau peralatan lainnya.
Jarak waktu pengairan sangat bergantung kepada cuaca tempat tanaman diusahakan.

b. Pengajiran

cara pengajiran bedengan melon

Melon merupakan jenis tanaman yang tumbuh merambat. Untuk tempat merambat diperlukan ajir yang dapat dibuat dari kayu atau belahan bambu. Pengajiran dilakukan setelah tanaman mulai tumbuh dan mengeluarkan sayur.

Ajir dipasang dekat dengan tempat tumbuhnya tanaman secara menyilang seperti kuda-kuda, ujungnya saling dipertemukan dan diikat. Agar ajir berdiri lebih kuat dan tidak mudah roboh, pada ketinggian lebih kurang 60 cm dari permukaan bedengan atau sekitar ketinggian 10 daun, dipasang belahan bambu secara horizontal. Demikian juga, pada persilangan ujung-ujung ajir.

c. Merambatkan dan mengikat tanaman melon

Sulur-sulur tanaman buah melon tidak cukup kuat untuk membelit pada ajir sebagai rambatannya. Untuk itu, perlu bantuan manusia dengan cara mengikatnya pada ajir. Pengikatan itu juga bertujuan agar tanaman tidak roboh dan terkulai.

Ikatannya jangan terlalu kuat cukup longgar saja karena batang tanaman melon akan terus berkembang menjadi besar. Kalau diikat erat, bagian tersebut akan tertekan sehingga perkembangan bentuknya menjadi abnormal dan dapat mengakibatkan luka pada akhirnya membusuk.

d. Pemangkasan tanaman melon

cara pemangkasan tangkai melon

Pemangkasan tanaman melon perlu dilakukan secara teratur aar terjadi keseimbangan antara tahap vegetatif dan pekembangbiakan. Dengan cara itu diharapkan tanaman dapat berproduksi dengan baik dan optimal.

Pemangkasan pada tanaman melon, ditujukan pada tiga bagian, yaitu :

  1. Pemangkasan bentuk dilakukan agar tanaman memiliki bentuk dan ukuran yang sesuai dan seimbang. Pangkasan dilakukan terhadap tunas-tunas yang tumbuh pada ketiak-ketiak daun. Yang dipangkas dibuang adalah tunas-tunas pada ketiak daun ke 1 hingga ke 8 serta tunas-tunas pada ketiak daun ke 12 hingga ke 25. Tunas-tunas pada ketiak daun ke 9, ke 10, dan 11 dipelihara sebagai cabang-cabang buah atau cabang produksi.
  2. Pangkasan produksi dilakukan agar calon-calon buah pada cabang-cabang produksi dapat berkembang dengan sempurna. Caranya dengan membuang tunas-tunas yang selalu tumbuh pada ketiak-ketiak daun, sedangkan khusus pada cabang-cabang produksi dipangkas pada satu ruas di atas bakal buah atau pentil. Hal tersebut dimaksudkan apabila terjadi infeksi oleh patogen (penyebab penyakit) setelah pemangkasan, proses penjalarannya masih dapat dihambat dengan memotong bagian cabang tersebut sehingga bakal buah atau pentil tidak langsung terkena infeksi (dapat diselamatkan.
  3. Pemangkasan pucuk atau toping dilakukan pada daun ke 25 dengan tujuan agar energi tumbuh yang ada dipergunakan untuk proses produksi secara maksimal. 
Catatan :
  • Untuk menjaga kontaminasi mikro organisme penyebab penyakit, luka bekas pemangkasan dioles dengan susu cair murni atau larutan fungisida.
  • Pangkasan harus secara terus-menerus dilakukan (selama 2-3 hari) sebab setelah pangkasan yang dilakukan terdahulu akan menjorong atau menstumulasi tumbuhnya tunas-tunas baru.


e. Seleksi buah

Seleksi buah dilakukan dengan tujuan agar ukuran, bentuk, dan kualitas buah yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Pada akhirnya dari ke 3 cabang buah yang dipelihara, yaitu cabang ke 9, ke 10, dan ke 11, dipilih dua cabang saja. Buah yang memiliki perkembangan baik dan sempurna adalah buah-buah yang dibesarkan. Dari kedua buah ini akan diperoleh berat rata-rata 1,5 kg/buah.

f. Manfaat buah

Buah melon berkembang terus menjadi buah yang besar, hingga memiliki berat antara 0,8-1,5 kg. Cabang-cabang melon tidak cukup kuat dibebani buah-buah tersebut. Untuk menjaga agar batang dan cabangnya tidak patah, perlu dilakukan pengikatan buah pada ajir penopangnya.

g. Pemupukan

Pupuk dasar yang diberikan bersaan dengan pengolahan tanah tahap II, dosis dan jenis yang digunakan adalah.
  • Urea 50 kg.
  • ZA 250 kg.
  • TSP 100 kg.
  • KCI 100 kg.
  • Borate 5 kg.
  • terusi 5 kg.
  • Insektisida karbofuran (furadan 3G, dan lain-lain) 0-10 kg. Dosis di atas adalah untuk lahan 1 ha.
Untuk memperoleh struktur tanah lebih baik, perlu ditambahkan pupuk kandang dan abu sekam pada tiap-tiap lubang tanam sebanyak mungkin hingga diperoleh struktur yang diharapkan. 

Pupuk Susulan

  • Pada umur 3-5 hari setelah tanaman tumbuh, tanaman dipupuk dengan pupuk pelengkap cair (PPC), ZPT, insektanisida dengan interval 3-7 hari atau tergantung pada keadaan pertumbuhan tanaman.
Catatan :
Untuk meningkatkan efektivitas, sebaiknya ZPT diberikan tersendiri tanpa campuran bahan yang lain.
  • Sepuluh hari setelah tanam, tanaman dipupuk dengan NPK 15-15-15 yang dicairkan sebanyak 250 cc/tanaman dan pemberian terus ditingkatkan sesuai dengan umur tanaman dengan interval 5-7 hari atau tergantung pada keadaan pertumbuhan tanaman. Cara membuat larutan NPK adalah 1 kg NPK dilarutkan dalam 100 liter air.

h. Perlindungan jasad pengganggu

Sejak bibit tanaman hingga masa produksinya, jasad pengganggu utama pada tanaman melon berturut-turut adalah sebagai berikut.
  • Hama ulat tanah, kepik hijau, kutu pengisap cairan tanaman, lalat buah perusak daun, tunas, dan bunga.
  • Penyakit embun tepung, layu bakteri, busuk akar, virus, dan nematoda.

i. Panen melon

Panen dilakukan apabila tanaman telah berumur kurang lebih 60-70 hari setelah tanam atau apabila pada buah telah terlihat tanda-tanda, seperti tangkai pada pangkal buah sudah mulai retak-retak, jaring buah telah rapat dan terlihat jelas atau menonjol (tergantung varietas tanaman), aroma buah menjadi harum, dan kulit buah mulai terlihat perubahan. Cara memanen dengan menggunakan pisau yang tajam dan diiris pada bagian tangkai buahnya.

Cara penyimpanan dan penjualan

1. Cara penyimpanan

Buah melon merupakan produk hortikultura yang mempunyai sifat mudah rusak. Kerusakan tersebut akan terjadi bila tidak dilakukan penanganan terhadap buah secara hati-hati setelah panen. 

Setelah dipanen, buah-buah melon masih melakukan kegiatan hidup yaitu suatu proses respirasi (pernapasan) yang dilakukan oleh sel-sel buah melon dengan cara memanfaatkan cadangan makanan yang terdapat dalam buah.

Hasil pernapasan dapat berupa panas air, terbentuknya ethyl alkohol dan acetaldehyde. Hasil respirasi ini dapat dimanfaatkan oleh jasad renik perusak buah melon melakukan kegiatannya. Keadaan yang kurang bersih, baik yang terdapat pada buah  maupun pada tempat penyimpanan, sangat mendukung pertumbuhan jasad renik perusak. 

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan buah melon adalah sebagai berikut.

a. Pembersihan

Buah melon harus dibersihkan ari tanah dan kotoran karena keduanya merupakan sumber hama dan penyakit.

b. Pengepakan

Untuk melindungi buah melon dari kerusakan dan memudahkan dalam pengangkutan, buah yang akan diangkut atau dipindah sebaiknya dimasukkan ke dalam wadah dengan ketentuan sebagai berikut.
  • Gunakanlah wadah berupa peti yang terbuat dari kayu atau papan. Kemudian lapisi bagian dalam wadah dengan daun pisang kering, kertas, atau jerami. Tujuannya adalah untuk melindungi buah dari tekanan dari segala arah.
  • Usahakan agar susunan buah di dalam wadah cukup padat dan kompak agar tidak terjadi gesekan dan goncangan yang menyebabkan buah cepat rusak atau luka dan memar.

c. Pengemasan buah melon

Dalam kemasan yang dilakukan untuk pengiriman tanpa ruang pendingin, harus dijaga agar kemasan harus tetap mempunyai ventilasi pada dinding kemas. Hal ini penting artinyaagar panas yang dihasilkan akibat pernapasan buah melon di dalam kemasan dapat keluar.

Untuk tujuak jarak dekat, gunakanlah keranjang yang cukup kuat. Pengisian keranjang terlalu penuh, pada bagian bawah, atas, pinggir keranjang dilapisi kertas, kain, daun kering, atau jerami.

d. Pengangkutan

Untuk pengangkutan yang tidak menggunakan suhu dingin, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
  • Ventilasi dalam sistem pengangkutan harus cukup.
  • Peti atau keranjang haru diatur, jangan sampai goyang.
  • Alat transportasi yang digunakan tidak boleh tertutup rapat.
  • Jika buah melon diangkut tanpa di kemas dalam peti atu keranjang dasar bak harus benar-benar kering dengan dialasi jerami setebal 10-15 cm. Jerami harus betul-betul kering. Jerami basah dapat menyebabkan buah menjadi busuk. Buah melon disusun 4-5 lapis, kemudian ditutup dengan jerami lagi.

e. Penyimpanan buah melon

Jika penyimpanan untuk jangka waktu yang agak lama, kondisi gudang harus sehat dan bersih, suhu ruangan harus dingin (antara 8-10 derajat celcius) dan kelembaban udara sekitar 80-90%.

2. Cara penjualan buah melon

Banyak cara penjualan yang dapat ditempuh untuk memasarkan buah melon, antara lain sebagai berikut.
  • Tebas langsung adalah penjualan yang dilakukan dengan cara pedagang datang ditempat-tempat petani melon, membayar dengan harga yang telah disepakati pada saat buah masih di pertanaman.
  • Skala kelic adalah penjualan dengan cara memasarkan langsung kepada konsumen di pasar-pasar, toko buah, supermarket atau pasar swalayan, rumah makan, dan hotel.
  • Skala besar adalah penjualan kepada perusahaan-perusahaan yang melakukan pengolahan buah-buah secara besar-besaran di bagian kota besar.

Sumber : Ir. Iskandar Hadiyanto

No comments for "Budidaya Tanaman Melon"