Manfaat jahe

Jahe merupakan salah satu tanaman herbal obat-obatan yang banyak tumbuh di Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke jahe dapat tumbuh. Pada umumnya orang-orang memanfaatkan jahe dengan cara langsung. Artinya, jahe muda kadang-kadang langsung dimakan, jahe tua dibakar kemudian dimasukkan ke dalam air hangat lalu diminum, atau dengan cara yang lain tergantung daerah setempat.



Jahe biasanya dimakan/diminum oleh orang-orang yang tinggal di daerah dingin karena dengan memakan atau meminum jahe tersebut badan terasa segar dan hangat. Pada zaman penjajah jahe banyak dimanfaatkan oleh penjajah belanda. Dari Indonesia jahe dibawa ke Eropa. Sampai sekarang pun masih merupakan salah satu barang dagangan yang dijual ke luar negeri, baik jahe muda maupun jahe tua.

Saat ini mulai dari pengembangan, yakni menjual jahe ke luar negeri dalam bentuk jahe olahan, misalnya jahe instan atau manisan jahe. Apabila mempunyai keterampilan khusus membuat jahe instan atau jahe bubuk. Anda akan mengalami kemudahan untuk memulai berwirausaha karena hampir diseluruh daerah jahe mudah didapat dan hampir semua orang menyukai minuman yang berasal dari jahe. Selain itu, masih sedikit orang yang memproduksi jahe instan (jahe bubuk) secara industri di rumah tangga.

Dalam perbuatan jahe bubuk secara home industri atau industri rumah tangga ada persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat berlangsung secara terus-menerus.

Ketersediaan Bahan Baku Jahe

Jahe harus tersedia secara terus-menerus karena masa panen jahe bersifat musiman. Pada saat musim kemarau jahe mulai dapat dipanen, sehingga pada saat itu bahan baku jahe akan melimpah, sedangkan pada awal musim penghujan jahe sangat sulit untuk diolah. Untuk itu, perlu dilakukan penyimpanan jahe pada saat panen jahe, yaitu dengan cara menyimpan jahe di dalam karung dan diletakkan pada tempat yang kering.


Perlengkapan Yang Diperlukan

Untuk membuat sari pati jahe diperlukan beberapa alat. Alat-alat dan kegunaannya akan diuraikan dibawah ini.

1. Pisau

Sebelum diblender atau digiling dihilangkan dahulu kotorannya memakai pisau atau sikat yang bersih. Jenis-jenis pisau atau sikat seperti berikut dapat dipakai untuk membersihkan kotoran yang menempel pada jahe.

2. Wadah

Jahe yang sudah dibersihkan ditempatkan pada ember yang sesuai dengan keperluan

3. Parut dan blender

Untuk mengukur jahe dapat digunakan parut. Sedangkan untuk menghancurkan jahe hingga halus dapat digunakan blender.

4. Alat penyaring

Agar dapat terpisah antara cairan dan ampasnya, perlu dilakukan penyaringan. 

5. Kompor

Kompor adalah salah satu alat untuk memasak yang menggunakan minyak tanah, gas, atau listrik, sebagai bahan bakar.

6. Wajan atau kuali

Pemasakan memakai wadah yang permukaannya luas. Untuk itu, digunakan wajan, 

7. Pengaduk

Pengaduk berfungsi untuk mengaduk jahe yang telah diparut agar penguapan air dapat lebih cepat. Pengaduk dapat berasal dari kayu maupun alumunium atau stainles steel atau besi putih anti karat.

8. Timbangan

Timbangan berfungsi untuk menimbang jahe yang akan dibuat jahe bubuk. Timbangan berfungsi juga untuk menimbang gula dan untuk menimbang hasilnya.

9. Sendok

Sendok berfungsi untuk menakar gula ke dalam wajan juga untuk memasukan tepung ke dalam wadah plastik pembungkus.

10. Penumbuk

Penumbuk adalah alat untuk menghaluskan tepung bubuk jahe agar tampak bagus. Penumbukan yang sederhana atau blender dapat digunakan untuk menumbuk bahan-bahan kering.

11. Plastik

Plastik, digunakan sebagai pembungkus jahe bubuk apabila jahe bubuk itu tidak langsung disajikan.

12. Lilin atau pengepres

Nyala lilin dapat merapatkan plastik pada saat pembungkusan. Lampu dari minyak tanah dapat juga dipakai untuk mengepres plastik.


Bahan Baku

1. Jahe

Sebaiknya jahe yang digunakan sudah berumur tua, kurang lebih 8 bulan. Semakin tua, jahe yang digunakan akan semakin baik sebab apabila terlalu tua hampir mengalami pembusukan atau kering juga kurang baik. Bahan baku jahe akan mempengaruhi hasil yang didapatkan.

2. Gula

Gula yang digunakan adalah gula pasir atau dapat juga gula merah (gula aren) tergantung selera. Yang sering digunakan di pasaran adalah gula pasir. Gula ini berfungsi sebagai pemanis. Jadi pembubukannya dapat di sesuaikan dengan selera.


Langkah Kerja

  1. Jahe yang sudah dipanen dari lahan atau kebun kemudian dibersihkan dengan cara memasukkan jahe tersebut ke dalam bak air. Sambil digosok-gosok, bagian jahe yang kotor, dibersihkan dengan memakai pisau, sedangkan bagian lainnya disikat terus sampai bersih.
  2. Sebelum jahe diproses lebih lanjut, jilakukan penimbangan terlebih dahulu. Apabila hanya berupa biji coba jahe yang diperlukan sebanyak 1 kg. Kalau produksi sudah meningkat yang lebih besar, diperlukan kurang lebih 10 kg jahe.
  3. Jahe yang sudah bersih kemudian diparut supaya sel-sel (serat) yang ada di dalam jahe hancur sehingga pati jahe yang terlarut semakin banyak. Pemarutan ini dapat dilakukan dengan parut biasa atau blender.
  4. Jika jahe saat diblender agak sulit karena kekurangan air, harus ditambahkan air, tetapi jangan terlalu banyak. Usahakan sesedikit mungkin karena dengan tambahan air ini akan mempengaruhi proses penguapan bubuk jahe nantinya.
  5. Setelah pemarutan selesai, tuangkan parutan jahe ke dalam wadah. Selanjutnya, peraslah dengan kain saring. Pada proses pemerasan diusahakan sebanyak mungkin air yang keluar, karena pati jahe akan berlarut dengan air pada saat pemerasan tersebut.
  6. Dari pemerasan itu akan didapatkan cairan dan sisanya berupa ampas. Cairan tersebut yang nantinya akan diproses lebih lanjut dan ampasnya sampai saat ini belum pernah dimanfaatkan.
  7. Langkah selanjutnya adalah cairan perasan tadi dipanaskan. Caranya adalah cairan dimasukkan ke dalam wajan kemudian dijerang diatas kompor. Tujuan memakai wajan adalah untuk mempercepat penguapan karena wajan mempunyai permukaan yang lebar.
  8. Sambil diaduk-aduk cairan tersebut terus dipanaskan dengan pengaduk yang terbuat dari kayu atau terbuat dari alumunium atau stainles steel. Tujuan pengadukan adalah untuk mempercepat proses penguapan. Pengadukan ini dilakukan terus-menerus sampai cairan tersebut kental dan mengering.
  9. Setelah cairan mulai mengental, kemudian tambahkan gula pasir sebanyak 100%. Caranya apabila bahan baku jahe sebanyak 1 kg gula yang ditambahkan sebanyak 1 kg. Pemberian gula ini dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk terus.
  10. Setelah pemberian gula tidak begitu lama cairan tersebut akan mengental dan mengering. Pada saat itu pengadukan terus menerus dilakukan agar tidak terjadi kerak. Cairan jahe dan gula itu sampai betul-betul kering dan bentuknya tidak bergumpal-gumpal.
  11. Penumbukan terhadap gumpalan-gumpalan jahe dan gula perlu dilakukan agar hasilnya bagus dan jahe bubuk tersebut kelihatan kompak. Penumbukan dilakukan dengan alat penumbuk batu atau dapat juga dipakai blender.
  12. Hasil tumbukan tersebut kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik, kalau akan dijual atau disimpan lebih lama, tetapi dapat juga langsung dibuat minuman jahe instan. Tiap kantong plastik diisi 250 gram atau 1/2 kg atau sesuai dengan selera yang diinginkan.
  13. Jika instan jahe akan disimpan lebih lama atau akan diangkut ke tempat yang lebih jauh, plastik tersebut harus ditutup. Lilin atau pengepres yang lebih sederhana dapat dipakai untuk mengepres plastik tersebut.
  14. Jahe instan siap untuk diangkut atau dimanfaatkan langsung.

Sumber : Ir. Bahrun

No comments for "Manfaat jahe"