Setiap Tahun Petani Rohil Dapat Bantuan Bibit Sawit, Karet dan Kelapa

By: On:
Setiap Tahun Petani Rohil Dapat Bantuan Bibit Sawit, Karet dan Kelapa
(Ket foto: Kepala Dinas Perkebunan Rohil Syahril menyerahkan bibit kelapa sawit kepada perwakilan kelompok tani)

ROKAN HILIR, www.Newsriau.com – Sektor perkebunan masih menjadi salah satu faktor dalam penentu kelanjutkan hidup masyarakat. Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam pengembangan pertanian.

Tanaman perkebunan yang merupakan tanaman perdagangan yang cukup potensial di Kabupaten Rokan Hilir ialah kelapa sawit, karet dan kelapa. Tahun 2007 luas areal perkebunan adalah 124.849 ha dengan produksi 109.004 ton kelapa sawit, 11.135 ton karet, 2.592 ton kelapa, 212 ton kopi dan 242 ton kakao.

Perkebunan di Kabupaten Rokan Hilir memiliki potensi yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Wilayah perkebunan yang sangat luas di Kabupaten Rokan Hilir menjadi salah satu faktor pendorong tingginya produktifitas komoditas perkebunan. Produktifitas perkebunan yang ada di Kabupaten Rohil terdiri dari komoditas kelapa sawit, Kelapa, Karet, Kopi, Pinang dan Cokelat. Kepala Dinas Perkebunan Rohil Syahril S.Sos mengatakan, saat ini pihaknya terus mendukung masyarakat dalam hal mengembangkan usaha perkebunan Sawit di Rokan Hilir.

 

Perkebunan Sawit
Produktivitas perkebunan yang paling tinggi berada pada komoditas sawit sebesar 6,38 ton/ha disusul oleh kelapa, karet, pinang, kopi, dan cokelat. Hal ini juga didukung oleh lahan perkebunan sawit yang sangat luas dibanding dengan komoditi perkebunan lainnya. Selain luasnya lahan, tingginya produktifitas sawit juga dipengaruhi oleh perawatan dari tanaman sawit itu sendiri. Untuk komoditi kelapa dan karet nilai produktifitasnya lebih rendah dibandingkan dengan sawit. Hal ini jelas dipengaruhi oleh luas lahan yang tidak seluas kebun sawit.

 

Perkebunan Karet
Karet merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi tanaman perkebunan unggulan. Karet merupakan bahan dasar untuk pembuatan ban dan yang lainnya. Getah karet diambil dari pohon kemudian ditampung di wadah dan kemudian setelah terkumpul diberi larutan H2SO4 agar dapat menjadi karet setengah jadi atau yang lebih dikenal dengan ojol.

Perkebunan karet di Rokan Hilir memiliki potensi luasan yang cukup tinggi dan tersebar di seluruh Kecamatan. Luas tertinggi berada pada Kecamatan Pujud dengan luas 14.225 ha dan tingkat produksi 16.225 ton. Sedangkan luasan terkecil berada pada Kecamatan Pasir Limau Kapas.

Karet yang dihasilkan oleh Rokan Hilir menurut masyarakat dijual ke Pekanbaru dan Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan Rokan Hilir belum memiliki pabrik pengolahan karet sendiri. Harapan masyarakat adalah pemerintah kabupaten Rokan Hilir dapat mendirikan pabrik pengolahan karet, sehingga pemasaran tidak terlalu jauh dan dapat meminimalisir biaya transportasi.

Selain itu produksi karet setengah jadi (ojol) di Rokan hilir juga tergolong tinggi. Informasi dari masyarakat, di daerah Tanah Putih menyebutkan bahwa produksi ojol dapat mencapai 200 ton/minggu, untuk wilayah lain bisa mencapai 500 – 1000 ton/minggu.
Kepala Dinas Perkebunan Rohil Syahril mengatakan, untuk Karet penghasil terbanyak di Kecamatan Pujud dan Tanah Putih. “Ada Pasar kusus di Sekeladi untuk membeli Karet dan itu beroperasi setiap minggunya.” kata Syahril.

 

Perkebunan Kelapa

(Ket foto: Kepala Dinas Perkebunan Rohil Syahril membagikan Bibit Kelapa kepada perwakilan kelompok tani)

(Ket foto: Kepala Dinas Perkebunan Rohil Syahril membagikan Bibit Kelapa kepada perwakilan kelompok tani)

Kelapa merupakan tanaman yang mempunyai fungsi ekonomis tinggi. Hal ini disebabkan semua bagian tanaman kelapa apabila diolah lebih lanjut dapat dijual. Mulai dari akar, batang, daun hingga buahnya dapat dimanfaatkan menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.

Sebagai contoh adalah manfaat ekonomis dari bagian buah kelapa. Buah kelapa dapat diolah menjadi kopra, minyak kelapa, bahan makanan dan virgin coconut oil (VCO). Saat ini VCO merupakan produk yang sedang digemari di pasaran.

Wilayah yang memiliki perkebunan kelapa terluas adalah Kecamatan Pasir Limau Kapas dengan luas 6.983 ha dan produksi 6.629 ton/ha. Hal ini mengingat Pasir Limau Kapas merupakan wilayah kepulauan dan berpantai sehingga banyak didominasi oleh tanaman kelapa.

Untuk daerah dengan luasan dan produksi kebun kelapa paling rendah adalah pada Kecamatan Bagan Sinembah dan Simpang Kanan. Sebagian besar penjualan untuk kelapa berupa buah dan kelapa cukil atau kopra. Pemerintah perlu mengembangkan potensi kelapa yang ada di Rokan Hilir. Pendidikan dan pelatihan serta mencari pasar untuk hasil olahan kelapa sangat diperlukan.

 

Perkebunan Coklat
Coklat atau kakao merupakan tanaman perkebunan yang diambil buahnya. Buah kakao diambil untuk kemudian dijemur hingga kering. Kecamatan yang memiliki perkebunan coklat terluas adalah Kubu dan kecamatan yang memiliki luas perkebunan coklat terkecil adalah Bangko dan Rantau Kopar. Kisaran produksi perkebunan coklat di Kabupaten Rokan Hilir adalah 0,4-20,8 ton/ha/tahun. Coklat merupakan komoditi perkebunan yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan coklat sangat dibutuhkan oleh berbagai macam industri, contohnya adalah industri makanan.

Sebagai komoditi yang memiliki potensi, maka coklat harus menjadi salah satu prioritas yang perlu mendapat perhatian untuk dikembangkan. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah Rokan Hilir dalam mengembangkan tanaman coklat adalah keinginan dan kemauan masyarakat dalam membudidayakan tanaman coklat.

Karena selama ini, masyarakat cenderung memilih sawit sebagai tanaman unggulan perkebunan. Untuk mengatasi hal ini, maka Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir harus mampu meyakinkan kepada masyarakat bahwa dengan budidaya tanaman coklat masyarakat dapat memiliki kehidupan yang tidak kalah sejahtera dengan petani/pekebun tanaman yang lain. Selain itu, pemerintah daerah harus mampu menjadikan wilayah Kubu sebagai sentra tanaman coklat.

Untuk mendukung hal tersebut maka pemerintah Kabupaten Rokan Hilir harus mampu menyediakan sarana dan prasarana perkebunan coklat yang memadai, seperti bibit unggul, pupuk, penyuluhan, pemasaran dan kegiatan lain seperti pendidikan dan pelatihan untuk panen dan pasca panen. Hal ini tentu sebagai upaya membentuk sentra tanaman perkebunan coklat yang tangguh.

Namun tidak menutup kemungkinan bagi wilayah kecamatan yang lain untuk dapat mengembangkan tanaman coklat,namun dalam hal ini wilayah tersebut hanya berfungsi sebagai zona atau wilayah pendukung bagi wilayah sentra perkebunan coklat. Hal ini dimaksudkan agar masing-masing daerah memiliki ciri khas dan keunggulan yang spesifik untuk suatu komoditi tanaman perkebunan.

 

Pekebunan Pinang
Pinang merupakan tumbuhan yang mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Secara ekonomis, semua bagian tanaman pinang mempunyai nilai jual, dari mulai batang, daun hingga buah. Namun, yang paling mempunyai potensi ekonomi tinggi terdapat pada buahnya.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa buah pinang merupakan bahan dasar untuk membuat kosmetik dan bahan makanan seperti permen/kembang gula.

Selama ini, cara pengolahan dari buah pinang masih sangat sederhana. Para pekebun hanya mengolah dengan membelah pinang menjadi dua bagian kemudian dijemur selama dua sampai tiga hari hingga kering kemudian dijual kepada pedagang pengumpul.

 

Perkebunan Nanas
Di Kabupaten Rokan Hilir, kebun pinang terluas berada di Kecamatan Rimba Melintang dengan luas 21 ha dan produksi mencapai 3,75 ton. Namun produksi pinang di Kecamatan Rimba Melintang, berbeda dengan di Kecamatan Bangko Pusako dan Rantau Kopar. Di Kecamatan Bangko Pusako, dengan luas 17 ha mampu memproduksi pinang sebanyak 4,6 ton dan di Kecamatan Rantau Kopar dengan luas 13 ha mampu memproduksi pinang sebanyak 4,1 ton.

Hasil yang bervariasi ini menunjukkan bahwa antara luas lahan dengan produksi yang dihasilkan tidak berbanding lurus. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut oleh pemerintah daerah rokan hilir untuk mencari penyebabnya. Pinang memang kurang popular dibandingkan dengan sawit, karet, kelapa dan coklat.

Namun dibalik ketidakpopuleran tersebut pinang masih mampu untuk dikembangkan menjadi komoditi unggulan tanaman perkebunan di Kabupaten Rokan Hilir. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tersedianya lahan, iklim yang mendukung dan pasar yang luas. Pemerintah daerah harus jeli melihat peluang tanaman komoditas unggulan untuk dapat dikembangkan dan menjadi sumber pendapatan asli daerah dari sektor perkebunan.

Tanaman buah-buahan yang memiliki produktivitas tinggi dibandingkan dengan tanaman lain diantaranya adalah nenas, pepaya, pisang dan jeruk. Nenas merupakan salah satu tanaman buah yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi tanaman buah unggulan. Nanas mempunyai potensi pasar yang cukup luas.

Pemerintah daerah harus mempunyai terobosan dalam mengembangkan tanaman buah unggulan. Mencari investor yang mau menanamkan modalnya guna mengembangkan perkebunan tanaman buah nenas.

Selain nenas, tanaman papaya, pisang dan jeruk juga mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi tanaman buah unggulan. Papaya merupakan tanaman yang mudah tumbuh pada berbagai daerah dengan iklim yang sesuai. Pertumbuhan pepaya lebih cepat dibandingkan dengan pisang dan jeruk, sehingga pepaya akan lebih cepat panen.

Dari segi perawatan tanaman, buah papaya tidak sesulit seperti tanaman jeruk. Hanya saja, buah papaya yang sudah matang harus segera dipasarkan, karena apabila terlalu lama di rantai pemasaran buah papaya akan membusuk. Sehingga penanganan saat panen dan pasca panen, buah papaya harus selalu terjaga dari sinar matahari dan kelembaban.

Pisang merupakan buah bertandan yang hanya sekali berbuah semasa hidupnya. Berbagai jenis atau varietas dari tanaman pisang mempunyai kualitas yang unggul. Buah pisang merupakan buah yang disukai masyarakat, sebagai makanan penutup setelah makan. Selain mengandung berbagai macam vitamin pisang juga memberikan manfaat kesehatan dengan memperlancar system saluran pencernaan manusia. Pisang mudah tumbuh dihampir semua wilayah di Indonesia, sehingga tanaman ini mudah untuk dibudidayakan. Kelemahan dari buah pisang adalah sifatnya yang mudah busuk, sehingga pada saat panen harus tepat waktu. Selain itu, penanganan pasca panen dari buah pisang juga harus diperhatikan agar kualitas buah tetap terjaga.

Tanaman buah jeruk merupakan tanaman buah musiman yang memerlukan perawatan secara khusus dalam budidayanya. Berbagai macam penyakit dan hama akan mudah menyerang apabila tanaman buah jeruk tidak dirawat. Buah jeruk merupakan buah yang sangat digemari masyarakat, sehingga potensi pasar dari buah jeruk masih sangat luas. Namun, saat ini dengan membanjirnya buah impor sabagai akibat era perdagangan bebas membuat persaingan pasar semakin ketat. Jeruk local mulai digantikan oleh jeruk impor dari Cina dan Thailand. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus jeli melihat peluang pasar dari buah jeruk.

Apabila ada jenis atau varietas lokal, maka akan sangat bijaksana apabila pemerintah daerah turun tangan untuk melestarikan varietas tersebut. Dari berbagai jenis tanaman buah-buahan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi tanaman buah unggulan, pemerintah daerah harus mengambil langkah nyata untuk mengembangkan tanaman buah-buahan.

Potensi tanaman buah-buahan yang terdapat di Kabupaten Rokan Hilir berdasarkan sebaran setiap kecamatan adalah tanaman jeruk, pisang, papaya, dan nangka. Hal ini berarti potensi tanaman tersebut dapat dikembangkan sebagai tanaman unggulan dari Kabupaten Rokan Hilir.

 

Pabrik Kelapa Sawit

(Ket foto: Perkebunan sawit di Kecamatan Bagan Sinembah)

(Ket foto: Perkebunan sawit di Kecamatan Bagan Sinembah)

Berdasarkan informasi dari Dinas Perkebunan Kabupaten Rokan Hilir, pabrik Kelapa Sawit (PKS) di wilayah hukum  Kabupaten Rokan Hilir terdata 22 PKS, dengan kapasitas terbesar 80 ton/jam dan yang trendah 15 ton/perjam, dengan kegoatan usahnya pengolahaan Kelapa Sawit dan turunannya. Perusahaan-perusahaan Kelapa Sawit  tersebut menyebar pada 7 (tujuh) Kecamatan.
Dinas Perkebunan Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau terus berupaya mensejahterakan masyarakat petani pekebun, salah satunya dengan memberikan bantuan bibit sawit, karet dan kelapa.

“Tahun ini kita tetap merealisasikan program pembagian bibit sawit, karet dan kelapa. Program ini bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat Rohil melalui potensi daerah perkebunan,” ujar Kepala Dinas Perkebunan Rohil Syahril, Rabu.

Menurutnya, pemberian bantuan bibit tersebut diprioritaskan bagi seluruh desa yang memiliki potensi areal perkebunan di Rokan Hilir. “Bantuan ini diutamakan bagi petani pekebun agar lebih tepat sasaran,” katanya.

Disbun sendiri, terangnya merupakan perpanjangan tangan pemda, namun dalam pemberian bantuan pihaknya terlebih dahulu melakukan survei ke lokasi, areal dan potensi daerah. “Survei dan setiap permohonan kelompok tani yang masuk pasti akan kita lakukan sebelum bantuan diberikan,” kata Syahril.

Dia menjelaskan, tahun 2012 lalu Disbun Rohil telah memberikan bantuan bibit kelapa sawit sekaligus dilakukan perawatan di Kecamatan Bangko Pusako.

Selain di Bangko Pusako, Kecamatan Simpang Kanan juga telah mendapatkan bantuan obat pembasmi hama “Tahun ini akan kita tingkatkan lagi bantuan tersebut bagi desa-desa yang belum mendapatkan bantuan,” katanya.

Ia berharap dengan adanya bantuan yang diberikan oleh Pemkab Rohil melalui Dinas Perkebunan bisa menjadi cambuk untuk memotivasi masyarakat petani. (Advertorial)

Share This:

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

Twitter
Facebook
Google +

No Responses

Leave a Reply