Manfaat vaksinasi pada ayam

vaksinasi ayam

Penyakit yang menyerang ayam ada yang dapat diobati dan ada yang tidak dapat diobati. Penyakit yang tidak dapat diobati biasanya dicegah dengan vaksin. Manfaat vaksinasi pada ayam dan cara lain dalam mencegah serta mengobati penyakit pada ayam akan diuraikan dalam pembahasan ini.

Vaksinasi adalah salah satu cara atau kegiatan memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak dengan tujuan untuk melindungi ternak terhadap serangan penyakit tertentu.

Vaksin adalah suatu mikroorganisme bibit penyakit yang telah dilemahkan dan apabila diberikan pada ternak, tidak akan menimbulkan penyakit, tetapi justru merangsang pembentukan antibodi (zat kekebalan) yang sesuai dengan jenis vaksinnya.

Tujuan vaksinasi adalah membuat ternak mempunyai kekebalan yang tinggi terhadap suatu penyakit tertentu. Ada dua macam vaksin, yakni.

  • vaksin aktif atau hidup adalah vaksin yang dibuat dengan menggunakan mikroorganisme bibit penyakit yang masih hidup.
  • vaksin inaktif atau mati adalah vaksin yang dibuat dengan menggunakan mikroorganisme bibit penyakit yang telah dimatikan.
Vaksin harus dijaga agar tidak menyebar kepada kelompok yang lain atau menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan pada ayam yang divaksinasi. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan vaksinasi ada 3 hal yang saling berkait.

a. Faktor tata laksana

Faktor ini meliputi cara vaksinasi, waktu vaksinasi keterampilan vaksinator dan kondisi lingkungan.

b. Faktor vaksin

Faktor ini meliputi kualitas vaksin, jenis vaksin, dan cara penyimpanan vaksin. Karena vaksin mudah rusak, penyimpanannya sebaiknya dilakukan pada suhu 2-8 derajat celcius. Selama pengangkutan vaksin harus ditambah es ke dalam termos tempat penyimpanan vaksin.

c. Faktor individu

Faktor ini menyangkut kesehatan ayam sendiri. Karena vaksin merupakan bibit penyakit, vaksinasi harus dilakukan pada saat ayam sehat kondisinya.

d. Cara melakukan vaksinasi

Vaksinasi dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung jenis vaksin dan umur ayam sebagai berikut.

a. Vaksinasi melalui tetes mata dan tetes hidung
Cara pemberian vaksin melalui cara ini paling mudah dan praktis, terutama untuk anak ayam yang masih kecil berumur 1-4 hari. Cara vaksinasi tetas mata atau tetes hidung adalah sebagai berikut.
  1. Larutkan 1 ampul vaksin dengan 1 ampul pelarut yang telah tersedia.
  2. Bukalah tutup botol aluminium dan karetnya dari ampul vaksin dan pelarut. Cegahlah adanya pencemaran, baik terhadap vaksin maupun pelarutnya.
  3. Tuangkan pelarut ke dalam botol vaksin sampai 2/3 bagian dari botol tersebut. Tutuplah botol vaksin tersebut dan kocoklah sampai terlarut dengan baik atau sampai rata bercampur.
  4. Setelah itu, masukkan vaksin yang telah dilarutkan ke dalam botol pelarut dan tutuplah kembali. Kemudian kocoklah kembali sampai benar-benar rata.
  5. Botol vaksin dibilas 1-2 kali.
  6. Bukalah tutup botol pelarut tersebut dan gantilah dengan tutup alat tetes yang tersedia besama vaksin.
  7. Peganglah ayam dan tutuplah salah satu mata atau hidungnya dengan jari, kemudian teteskanlah satu tetes ke matau atau lubang hidung lainnya. Ayam baru dilepaskan bila matanya telah dikejapkan atau hidungnya telah menghirup vaksin sehingga vaksin dapat masuk dengan sempurna.
  8. Lepaskanlah kembali ayam tersebut setelah vaksin benar-benar masuk atau terhidup dengan sempurna.
Baca juga : Budidaya ayam petelur

b. Vaksinasi melalui air minum drink water
Hal-hal yang harus diperhatikan bila vaksinasi dilakukan melalui air minum adalah sebagai berikut. Berikan vaksin ini pada anak ayam yang berumur di atas 5 hari. Jangan diberikan pada anak ayam yang berumur di bawah 5 hari.
  1. Gunakan aiar bersih, dingin, dan segar. Jangan menggunakan air ledeng atau air yang telah terklorinasi.
  2. Kosongkan tempat minum 1-2 jam sebelum melakukan vaksinasi supaya anak ayam merasa haus dan akan minum secepatnya setelah disediakan air vaksinasi.
  3. Tambahkan 2-3 gr susu skim dalam setiap 1 liter aiar yang digunakan untuk mencampur vaksin. Hal ini dilakukan untuk memperpanjang umur vaksin.
  4. Sediakan sejumlah tempat minum dan air yang cukup agar jumlah vaksin dan air yang diminum ayam dapat merata. Jumlah air minum untuk vaksinasi pada ayam di bawah umur 4 minggu sebanyak 1.000 ekor adalah antara 10-20 liter. Untuk ayam umur 4-8 minggu sebanyak 1.000 ekor, dibutuhkan air minum antara 20-40 liter. Kalau mungkin vaksinasi diberikan dalam dua bagian atau dua kali. Bagian kedua diberikan setelah 30 menit dari yang pertama.
  5. Jangan mencuci tempat minum dengan obat cuci hama atau disinfektan selama 72 jam sebelum vaksinasi sampai 24 jam setelah vaksinasi (3 hari sebelum vaksinasi dan 1 hari setelah vaksinasi).
  6. Hindarkan tempat minum dari sinar matahari pada waktu melakukan vaksinasi.
Cara melakukan vaksinasi melalui air minum adalah sebagai berikut.
  1. Puasakan ayam untuk tidak minum 2 jam sebelum vaksinasi dilakukan.
  2. Bersihkan tempat minum dengan air bersih.
  3. Jangan menggunakan tempat minum otomatis dan bak atau alat-alat yang dipergunakan untuk pengobatan.
  4. Sediakan tempat minum yang cukup. Usahakan paling tiak 2/3 dari jumlah ayam dapat minum secara bersama-sama.
  5. Tempatkan air yang diperlukan dalam ember plastik.
  6. Campurkan 2-3 sendok makan (2-3 gr) susu skim untuk setiap 1 liter air minum dan aduk sampai tercampur rata.
  7. Bukalah tutup almunium dan tutuplah karet botol vaksin (dosis disesuaikan dengan jumlah ayam yang akan divaksin). Tambahkan air bersih sampai 2/3 bagian botol vaksin.
  8. Tutuplah kembali botol vaksin dengan tutup karetnya dan kocoklah sampai vaksin larut dan rata benar.
  9. Botol vaksin dibilas 1-2 kali.
  10. Campurkan larutan vaksin dengan air bercampur susu skim sesuai dengan ketentuan.
  11. Bagikan air minum yang mengandung vaksin secara merata ke dalam tempat minum dan tempatkan dalam kandang (jangan sampai kena sinar matahari secara langsung).
  12. Setelah semua vaksin terminum habis, kemudan berikan air minum seperti biasa.

c. Vaksinasi dengan suntikan
cara suntik vaksin pada ayam

Vaksinasi dengan suntikan ada dua cara, yaitu:
  1. dalam daging (IM/Intra muscular).
  2. Bawah kulit (Subcutan/SC).
1. Vaksinasi suntikan dalam daging/1 m
  • Tuangkan aquades ke dalam botol vaksin, sampai 2/3 bagian botol terisi lalu tutup dan kocok hingga merata.
  • Tuangkan larutan vaksin tersebut ke dalam botol yang masih berisi sisa aquades, tutup dan kocok sampai merata.
  • Bilas botol vaksin sampai 1-2 kali.
  • Bila kita menghendaki setiap ekor ayam disuntik 0,5 cc, 1.000 dosis vaksin dilarutkan dalam 500 ml/cc aquades. 500 dosis vaksin dilarutkan dalam 250 ml/cc aquades. 100 dosis vaksin dilarutkan dalam 50 ml/cc aquades. Bila kita menghendaki setiap ekor ayam disuntik dengan dosis 1 cc vaksin. Untuk 1.000 dosis vaksin, dilarutkan dalam 1.000 ml/cc aquades. Untuk 500 dosis vaksin, dilarutkan dalam 500 ml/cc aquades. Untuk 100 dosis vaksin, dilarutkan dalam 100 ml/cc aquades.
  • Suntikan vaksin pada otot dada atau paha.
  • Rebus atau sterilkan alat suntik (bila terbuat dari kaca) selama 30 menit dalam air mendidih setiap kali akan dipakai dan selesai dipakai.
  • Jangan membersihkan alat suntk dengan obat disinfektak.
2. Vaksinasi suntikan bawah kulit/SC
  • Siapkan terlebih dahulu vaksin yang akan digunakan. Caranya seperti dada suntikan intramuslular.
  • Setelah siap, peganglah ayam dan tarik kulit di daerah pertengahan bagian belakang leher.
  • Tusukan jarum suntik dari arah kepala ke arah tubuh.
  • Hindarkan menusuk otot , saraf, dan tulang di daerah leher.

d. Vaksinasi melalui tusuk sayap
cara vaksin sayap ayam

Vaksinasi dengan tusuk sayap dilakukan dengan cara sebagai berikut.
  • Pelarut yang tersedia dituangkan ke dalam botol vaksin sampai botol terisi 2/3 bagian.
  • Tutuplah botol tersebut dan kocok sampai rata tercampur.
  • Tuangkan larutan vaksin dalam pelarut, bilas 1-2 kali lalu tutuplah botol dan kocok sampai merata.
  • Jarum penusuk yang telah disediakan dicelupkan ke dalam larutan vaksin.
  • Peganglah ayam lalu lipatlah sayap, tusuk dari arah sebelah dalam ke arah luar sampai tembus.
  • Hati-hati, jangan sampai menusuk pembuluh darah, tulang, dan otot (daging) ayam.

e. Vaksinasi dengan semprot
Vaksinasi melalui semprot dilakukan seperti berikut.
  • Tutuplah kandang dan matikan kipas angin (bila menggunakan kipas angin) selama 20 menit sebelum melakukan vaksinasi.
  • Isi alat penyemprot atau sprayer dengan air biasa, lalu semprotkan sampai merata ke udara dengan jarak antara 10-15 cm di atas kepala ayam yang akan divaksin. Hal ini bertujuan untuk pemerataan jumlah aquades yang diperlukan untuk vaksinasi.
  • Tuangkan aquades ke dalam botol vaksin sehingga terisi 2/3 bagian dari botol tersebut, tutup dan kocok sampai merata.
  • Tuangkanlah larutan vaksin tersebut ke dalam aquades yang sudah diketahui jumlahnya. Sebelumnya, tambahkan gliserin 20% (sebanyak 30 cc/ml) ke dalam aquades.
  • Gunakan alat penyemprot dengan ukuran terkecil atau ukuran kabut.
  • Semprotkan vaksin dengan jarak 10-15 cm di atas kepala ayam.
  • Vaksinator atau orang yang melakukan vaksinasi seharusnya menggunakan sarung tangan dan tutup muka masker.
  • Buka tutup kandang kurang lebih 20 menit setelah vaksinasi.
  • Jangan mencuci sprayer dengan obat disinfektan.
  • Jangan lupa membakar botol-botol vaksin yang sudah dipakai.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan vaksinasi adalah sebagai berikut

  1. Ayam yang divaksin harus ayam yang sehat. Jadi, ayam yang sakit jangan divaksin.
  2. Sebelum vaksinasi dilaksanakan, kita harus tahu vaksin apa yang akan diberikan, berapa jumlah ayam yang akan divaksin, dan umur ayam tersebut sehingga kita dapat menentukan atau memilih jenis vaksin dan dosis atau isi kemasannya.
  3. Vaksin yang akan digunakan harus diketahui jenisnya, cara pemberiannya, dosis atau isi kemasannya, dan kapan kadaluwarsanya.
  4. Lakukan vaksinasi pada pagi hari sebelum matahari terbit atau sore hari setelah matahari terbenam.
  5. Lakukan vaksinasi secepat mungkin, meskipun 1 jam untuk 1.000 dosis. Untuk vaksinasi dengan suntikan, sebaiknya digunakan suntikan atau spuit otomatis.
  6. Botol vaksin (sisa vaksin), juga spuit (plastik) yang sudah tidak digunakan lagi harus dimusnahkan atau dibakar.
  7. Vaksin yang berupa cair jangan disimpan dalam freezer melainkan dalam lemari es.

Cara sterilisasi peralatan

Peralatan yang digunakan untuk vaksinasi sebelumnya harus disterilkan terlebih dahulu. Cara sterilisasi peralatan untuk keperluan vaksinasi sebaiknya dengan menggunakan air mendidih. Cara melakukan sterilisasi sebagai berikut.
  1. Periksa alat suntik dapat bekerja dengan baik sebagaimana mestinya dan tidak bocor atau rusak.
  2. Periksa jarumnya, apakah lubangnya tidak tersumbat, apakah ujungnya masih tajam dan tidak rusak.
  3. Sebelum dimasukkan ke dalam panci yang berisi air mendidih, semua alat suntik harus dalam keadaan terlepas, dan semua peralatan di dalam panci harus terendam di dalam air.
  4. Biarkan air mendidih kurang lebih 15 menit.
  5. Buanglah airnya dan tunggu sampai dingin.
  6. Peralatan yang sudah steril harus kita jaga agar tidak terkontaminasi atau terkotori oleh bibit penyakit. Oleh karena itu, tangan kita harus bersih.

Mengenal Penyakit Pada Ayam

Berdasarkan penyebabnya penyakit pada ayam dapat digolongkan menjadi empat, yakni penyakit karena virus, bakteri parasit, dan kekurangan zat makanan.

1. Penyakit yang disebabkan oleh virus

a. Tetelo (ND/Newcastel Disease)
Penyakit tetelo merupakan penyakit yang paling ganas dan paling ditakuti oleh peternak. Penyakit ini terutama berjangkit pada peralihan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Penyakit tetelo menyerang semua umur ayam. Penyebabnya adalah virus ND atau virus Tortorfurens.

Tanda-tanda ayam yang terserang penyakit tetelo sebagai berikut.
  • Nafsu makan berkurang, ayam lesu, gangguan pernapasan, ngorok, kotoran encer berwarna putih, bulu kusam dan berdiri, produksi telur turun drastis, kematian sampai 58%, dengan tingkat kesakitan atau penyebaran penyakit dapat mencapai 100%.
  • Gangguan pada syaraf tandanya gerak tidak normal, seperti jalan berputar dan leher berputar-putar. Tanda pada ayam yang sudah mati terjadi pendarahan pada tenggorokan dan ampela.
Penyabab penyakit tetelo pada ayam :
  • Melalui kontak langsung dengan ayam-ayam yang sakit dan melalui kotorannya.
  • Melalui pakan dan air minum, kandang, tempat pakan atau dan peralatan lainnya yang tercemari oleh kuman-kuman penyakit.
  • Melalui tamu atau pengunjung, burung, serangga, dan angin yang membawa penyakit ini.
Pencegahan penyakit ini dengan cara :
  • Melakukan sanitasi dengan baik dan benar.
  • Menjaga kebersihan kandang dan peralatannya serta lingkungan.
  • Melakukan program vaksinasi ND secara teratur dan baik.
Pengobatan pada ayam yang terkena penyakit ini tidak dapat karena obat belum ada.

b. Cacar ayam (Diptheria Avium/Fowl Pox)
Penyakit ini menyerang ayam dan kalkun. Serangan biasanya terjadi pada waktu ayam dara dipindahkan ke kandang petelur. Penyakit ini selain menyerang kulit juga kerongkongan atau tenggorokan.

Penyebab penyakit itu adalah virus Berreliota avium. Tanda-tanda pada ayam yang terserang penyakit cacar  ayam adalah :
  1. Bintil-bintil kecil timbul yang pada jengger, pial, dan kelopak mata.
  2. Selaput kuning menebal pada mulut dan tenggorokan sehingga dapat menyumbat pernapasan.
Penyebaran penyakit cacar ayam ini melalui 
  1. Virus masuk tubuh ayam atau unggas hanya melalui luka-luka atau goresan pada kepala atau dalam mulut.
  2. Nyamuk yang merupakan penyebar virus.
Pencegahan penyakit ini dengan cara
  1. Memasukkan ayam jangan terlalu banyak dalam satu kandang.
  2. Melakukan sanitasi dengan baik dan teratur.
  3. Menjaga jangan sampai ayam atau unggas terluka.
  4. Melakukan vaksinasi.
Pengobatan pada ayam yang terkena penyakit cacar ayam adalah melepas benjol-benjol akibat fowl fox sampai bersih, bagian-bagian luka diolesi Terramycin, anitiseptik atau yodium atau obat merah.

c. Infeksi bronkhitir (IB)
Penyakit ini sangat mudah menular, terutama pada anak ayam dan ayam dara. Penyebab penyakit ini adalah virus Coronasp. Tanda-tanda pada ayam yang terserang infeksi bronkhitir adalah.
  • Tanda yang umu adalah ayam megap-megap, batuk, dari hidung keluar ingus dan nafsu makan menurun.
  • Mortalitas atau kematian pada anak ayam cukup tinggi, bila menyerang ayam dewasa yang sedang bertelur, produksi telur menurun, kulit telur menjadi kasar, dan daya tetas juga menurun.
Penyebab penyakit Infeksi Bronkhitir adalah.
  1. Melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit.
  2. Melalui pakan atau minum dan peralatan pakan atau minum yang terkotori penyakit ini.
  3. Melalui ingus dan kotoran ayam yang sakit.
Pencegahan penyakit Infeksi Bronkhitir dengan cara.
  1. Melakukan sanitasi yang ketat dan benar.
  2. Membersihkan kandang dan alat-alat lainnya dengan obat suci hama.
  3. Melakukan vaksinasi IB.
Pengobatan pada ayam yang terserang Infeksi Bronkhitir sampai saat ini belum dapat karena obat untuk penyakit IB belum ada.

d. Ngorok (Chronic Respiratory Disease atau CRD)
Ngorok merupakan penyakit pernapasan yang kronis atau menahun. Serangan penyakit ini dapat terjadi secara kompleks, yakni serangan bersama penyakit yang lain. Penyakit ini lebih dikenal orang dengan nama CRD. CRDakan menyerang ayam semua umur, terutama pada ayam yang sedang menetas.

Penyabab penyakit Infeksi Bronkhitir adalah mycoplasma gallisepticum (MG). Tanda-tanda pada ayam yang terserang penyakit ini adalah sebagai berikut.
  • Nafsu makan menurun.
  • Ayam batuk-batuk, dari lubang hidung keluar cairan, bersin, kepala sering diguncang-guncangkan dan mengeluarkan bunyi ngorok yang jelas pada malam hari.
  • Ayam tampak kurus dan lemah.
  • Angka kematian dapat mencapai 30-40%.
Penyebab penyakit ini dengan cara.
  1. Melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit dan melalui pernapasan.
  2. Melalui telur tetas dari induk yang terkena CRD.
  3. Melalui pakan atau minum, tempat pakan atau minum dan peralatan lain yang tercemar virus penyebab CRD.
Pencegahan penyakit ini dengan cara.
  • Melaksanakantata laksana pemeliharaan yang baik.
  • Melakukan sanitasi dengan benar setiap hari.
  • Memberikan antibiotika, seperti spiramisin dengan dosis 0,02% pada saat ayam stress atau tiamulin dengan dosis, 0,025% lewat air minum.
Pengobatan pada ayam yang terkena penyakit ini dengan cara.
  • Memberi obat, seperti klortetrasiklin, okaitetra siklin, eritromisin, tilosin, spiramisin, doksisi siklin, tiamulin, dan linkospektin. Pemberian obat-obat ini harus selalu memperhatikan petunjuk penggunaannya.

e. Marek (Marek Disease)
Penyakit marek merupakan penyakit ayam yang sangat menular. Penyakit ini biasanya menyerang anak ayam umur antara 3-4 bulan. Penyebab penyakit ini adalah virus Herpes atau virus type DNA.

Ada 4 macam penyakit  marek dan tanda-tanda pada ayam yang terserang penyakit ini adalah sebagai berikut.
  1. Marek syaraf atau neural : jengger pucat, kelumpuhan pada sayap dan kaki kadang-kadang pada leher. 
  2. merek organ-organ dalam atau visceral : ayam terlihat pucat dan terjadi infeksi pada hati, testes, limpa, ovarium, ginjal, dan organ lain sehingga ayam menjadi kurus.
  3. merek ocular atau mata : kebutaan, iritasi pada mata yang berwarna kelabu atau seperti mutiara.
  4. Merek skin form atau kulit dan tulang : terjadi benjol-benjol atau tumor pada kulit dan otot serta pada tulang.
Penyebaran penyakit ini melalui berbagai cara, yakni :
  1. kontak langsung dengan ayam yang sakit.
  2. telur tetas dari induk yang tertular marek.
  3. alat-alat orang yang tercemar.
  4. udara dan pernapasan.
Pencegahan terhadap penyakit ini adalah dengan cara.
  1. melakukan tata laksana dan sanitasi yang baik.
  2. melakukan vaksinasi anak ayam atau DOC pada pembibitan.
Pengobatan terhadap ayam yang terserang penyakit ini belum dapat karena obat penyakit merek sampai saat ini belum ada.

f. Gumboro (IB/Ivectious Bursal Disease)
Peyakit ini menyerang kelenjar pertahanan ayam, yaitu bursa fabrisi yang terletak di bagian atas daerah kloaka. Serangan penyakit ini dapat berakibat hilangnya kekebalan terhadap berbagai macam penyakit. Penyakit ini umumnya menyerang ayam muda, terutama yang berumur di bawah 3 minggu.

Penyebab penyakit ini adalah virus Gumboro, tanda-tanda pada ayam yang terserang penyakit ini seperti berikut.
  1. Anak ayam lesu dan mengantuk.
  2. Bulu kusut dan bulu sekitar dubur kotor.
  3. Kotoran encer, berlendir, dan berwarna keputihan.
  4. Tubuh ayam kering karena kehilangan cairan tubuh.
  5. Ayam terus-menerus mematuki duburnya sendiri.
  6. Bila ayam tidur,paruhnya diletakkan di lantai.
  7. Angka kematian dapat mencapai 30% dan angka kesakitan dapat mencapai 100%.
  8. Bila dilakukan bedah bangkai, terlihat bursa membesar, berlendir serta berdarah, dan terjadi pembesaran pembuluh darah pada daging paha atau dadanya.
Penyebaran penyakit ini melalui berbagai cara, yakni.
  1. Kontak langsung dengan ayam yang sakit.
  2. Udara, pakan atau minum, peralatan tempat pakan atau minum yang sudah terkotori virus penyakit ini.
  3. Serangan penyakit yang biasanya diikuti oleh penyakit yang lain yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti.
  1. Melakukan sanitasi yang baik.
  2. Membersihkan kandang dan peralatannya dengan obat disinfektan.
  3. Melakukan vaksinasi gumboro.
Pengobatan terhadap ayam yang terserang penyakit ini adalah belum ada, tetapi untuk mengurangi kekurangan cairan yang parah, ayam dapat diberi larutan air gula, tetes atau molasis sebanyak 10% melalui air minum sehingga kematian dapat dikurangi.

g. Avian Encephalomyelites (AE)
Penyakit AE atau disebut epidemi tremor merupakan penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat ayam yang masih muda. Penyakit ini lebih banyak menyerang ayam pada musim hujan.

Penyebab penyakit ini adalah virus AE, tanda-tanda peda ayam yang terserang penyakit ini adalah.
  1. tubuh ayam menjadi gemetar (tremor), terutama pada kepala dan leher.
  2. ayam seperti ketakutan dan mudah terkejut.
Penyebaran penyakit ini melalui cara-cara berikut.
  1. telur tetas yang berasal dari induk yang terkena AE, terutama dari induk muda.
  2. air minum dapat tercemar melalui ingus dari hidung dan kotoran yang mengandung virus ini.
Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan sanitasi yang benar dan vaksinasi pada induk-induk yang menghasilkan telur tetas. Pengobatan terhadap ayam yang terserang penyakit ini sampai saat ini belum dapat karena obatnya belum ada.

2. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri

a. Berak kapur (Pullorum)
penyakit ini merupakan penyakit menular yang ganas, menyerang ayam segala umur, terutama anak ayam di bawah 2 minggu. Angka kematian dapat mencapai 50%. Penyebaran penyakit ini adalah bakteri Salmonella pullorum. Tanda-tanda pada ayam yang terserang penyakit ini sebagai berikut.
  1. Anak ayam kelihatan kedinginan, menggerombol, dan berdesak-desakan walaupun pemanas sudah cukup panas. Kebanyakan anak ayam yang diserang penyakit ini pada umur 4-11 hari.
  2. Dubur tertempel kotoran encer berwarna keputih-putihan dan lama kelamaan mengering seperti kapur.
  3. Nafsu makan hilang, bulu-bulu berkerut, dan anak ayam susah bernapas.
  4. Tanda-tanda yang jelas tidak tampak bila menyerang ayam dewasa.
Penyebaran penyakit ini dapat melalui berbagai cara seperti.
  1. melalui telur tetas dari induk-induk yang sakit atau ternak yang sakit pullorum.
  2. kontak langsung dengan ayam-ayam sakit.
  3. melalui pakan atau minum, kotoran dan mesin tetas, serta alat-alat lain yang terkotori penyakit ini.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, yakni.
  1. menjaga kesehatan dan sanitasi dengan baik.
  2. memelihara anak ayam yang berasal dari induk bebas pullorum.
  3. menjaga kebersihan kandang dan peralatannya.
  4. memisahkan ayam yang terkena penyakit ini segera mungkin.
Pengobatan terhadap ayam yang terserang penyakit ini dengan cara memberi antibiotik yang mengandung sulfa, misalnya noksal, quinoksalin 4, atau caksalin sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatannya.

b. Pilek (Coryza/Snot/Selesma)
Penyakit ini timbul bila kondisi ayam sedang stress atau pada musim hujan. Penyakit ini menyerang ayam semua umur, tetapi lebih peka pada umur 15 minggu. Penyebab penyakit ini adalah bakteri Haemophilus gallinarum.

Tanda-tanda pada ayam yang terserang penyakit ini adalah sebagai berikut.
  1. Mula-mula ayam bersin dan menggelengkan kepala.
  2. Ayam lesu dan keluar cairan yang jernih dari hidung, makin lama makin kental.
  3. Pernapasan terganggu dan kadang-kadang disertai bersin.
  4. Nafsu makan turun.
  5. Terjadi pembengkakan pada muka.
  6. Produksi telur turun sampai 50% pada ayam masa bertelur.
Penyebaran penyakit ini dapat melalui berbagai cara, yakni.
  1. kontak langsung dengan ayam sakit.
  2. melalui pakan atau air minum.
  3. melalui peralatan yang sama-sama dipergunakan antara ayam yang sehat dan ayam yang sakit.
  4. melalui karyawan atau tamu yang terkotori bakteri penyebab penyakit ini.
Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan cara.
  1. melaksanakan tata laksana pemeliharaan yang baik.
  2. melakukan sanitasi dengan benar.
  3. melakukan vaksinasi coryza atau snot atau pilek,
Pengobatan terhadap ayam yang terserang penyakit ini adalah menggunakan antibiotika, gram negative, seperti sreptomisin. Obat-obat yang tersedia di toko misalnya, antisnot kapsul atau powder,coryvit powder, agribon powder, dan tetrastrep powder atau kapsul, dan lain-lain.

c. Kolera (fwol cholera)
Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sangat ganas atau kronis dan menyerang semua jenis ayam. Penyebab penyakit ini adalah bakteri Pasteurrela avicida. Tanda-tanda pada ayam yang terserang penyakit ini adalah sebagai berikut.

Pada bentuk yang ganas ayam akan mati mendadak tanpa diketahui tanda-tanda sebelumnya, sedangkan pada serangan yang kurang ganas tandanya berupa mencret, kotoran berwarna kuning kecokelatan atau kehijauan, suhu badan tinggi, nafsu makan kurang, ayam lesu serta jengger dan pial lemas atau roboh dengan warna biru tua.

Penyabab penyakit ini dapat melalui berbagai cara, seperti.
  1. melalui pakan atau air minum yang sudah tertular.
  2. melalui udara dan pernapasan.
  3. melalui kotoran dan unggas lainnya.
Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan cara seperti.
  1. melakukan sanitasi dan tata laksana pemeliharaan yang baik setiap hari.
  2. memelihara ayam dengan sistem all in all out.
  3. melakukan vaksinasi kolera.
Pengobatan terhadap ayam yang terserang penyakit ini adalah memberi antibiotik yang mengandung sulfa (sufonamida), seperti coxalin, trisulfa, cocci 32, trimiksin 480, dan teramisin. Penggunaan obat-obat tersebut harus selalu memperhatikan petunjuk dari pabrik pembuatannya.

3. Penyakit yang disebabkan oleh parasit

a. Parasit yang terdapat di dalam tubuh ayam

1. Berak darah

Penyakit ini menyerang alat pencernaan, terutama usus halus dan usus buntuk. Penyakit ini menyerang ayam semua umur, terutama anak-anak ayam umur 1 hari sampai 4 minggu. Penyebab penyakit ini adalah protozoa Eimeria spp.

Tanda-tanda pada ayam jika terserang penyakit ini sebagai berikut.
  1. Ayam mengantuk, sayap agak tergantung ke bawah dan ayam berjejal-jejal serta meringkuk di sudut kandang.
  2. Sayap tergantung, bulu kusam, dan mata terpejam.
  3. Ayam mencret dengan kotoran berwarna kecokelatan dan merah darah.
Penyebaran penyakit ini dapat melalui cara berikut.
  1. kotoran ayam atau anak ayam yang menderita.
  2. pakan atau air minum, litter dan perlengkapan lainnya yang mengandung bibit penyakit ini.
Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan cara.
  1. menjaga sanitasi dan tata laksana pemeliharaan dengan baik dan benar.
  2. menjaga agar litter jangan sampai lembab atau basah.
  3. memberi coccidiostat pada ransum.
  4. memberi vaksin pada anak ayam bila ransumnya tidak diberi coccidiostat.
Cara pengobatan terhadap ayam yang terserang penyakit ini adalah mencampur 3 sendok makan (45 ml) voxal ke dalam 3,8 liter (1 galon) air minum, diberikan selama 2 atau 3 hari. Hentikan pemberian campuran noxal dan air minum selama 3 hari, lalu teruskan pemberiannya dengan 2 sendok makan (30 ml) untuk 3,8 liter air selama 2 hari. Kalau tanda-tanda timbul lagi dapat diulangi pemberian itu.

2. Cacing bulat

Penyakit ini biasanya menyerang anak ayam di bawah umur 3 bulan. Dalam jumlah antara 75-100 ekor, cacing ini akan menyebabkan gangguan kesehatan pada ayam sebab cacing-cacing tersebut akan mengambil zat makanan dari dalam usus ayam.

Penyebab timbulnya penyakit ini adalah cacing Asciris galli atau cacing perut/cacing besar. Tanda-tanda pada anak ayam yang terserang penyakit ini adalah sebagai berikut.
  1. Ayam kurus, pertumbuhannya terganggu, dan ayam terlihat pucat.
  2. Ayam terkena diare.
  3. Sayap terkulai dan menggantung.
  4. Bulu kusam.
Tanda-tanda pada ayam dewasa yang terserang penyakit ini adalah sebagai berikut.
  1. Ayam kurus, pucat, warna kulit pada kaki pucat, dan ayam terkena diare.
  2. Produksi telur merosot.
Penyebaran penyakit ini melalui cara berikut : melalui telur cacing pada kotoran ayam yang termakan oleh ayam sehat. Pencegahan terhadap penyakit ini sebelum ayam diserang dengan cara.
  1. melakukan tata laksana pemeliharaan dan sanitasi yang baik.
  2. memberi obat cacing piperazin dengan dosis pencegahan secara teratur sebulan sekali.
Pengobatan pada ayam yang terserang penyakit ini adalah pemberian obat cacing piperazin dengan dosis 0,1-0,2% dalam air minum. Nama obat cacing di pasaran, antara lain worm x dan antiworm.

3. Cacing pita

Cacing ini mengisap sari makanan pada ayam yang diserangnya. Penyebab penyakit ini adalah cacing Reilleitina cestcillus. Tanda-tanda pada ayam yang terserang penyakit ini adalah ayam kurus, lamban, bulu-bulu saap menjadi kering dan mengerut, napas tersendat-sendat, diare serta ayam menjadi pucat dan kurus kering.

Penyebaran penyakit ini melalui telur cacing yang termakan oleh binatang perantara dan akan menetas di dalam saluran binatan perantara atau hospes. Telur ini berubah bentuk menjadi benda atau kista bulat kecil yang dikenal sebagai cysticercoid.

Kista tersebut akan tetap hidup dalam jaringan tubuh hospes perantara dan tetap aktif selama beberapa bulan. Apabila ayam pemakan hospes perantara, ayam tersebut akan tertular. Pencegahan terhadap penyakit ini dengan cara membasmi binatang perantara atau hospes, seperti lalat rumah dan kumbang tanah sehingga tidak datang ke kandang lagi.

Pengobatan :
Pemberian obat cacing seperti Dibutin dilaurat dan Heksakhlorofen, sesuai dengan petunjuk tiap-tiap obat pada ayam yang terserang penyakit ini.

b. Parasit yang terdapat di luar tubuh ayam
1. Tungau (sier/mite)

Binatang kecil ini dikenal dengan nama tungau. Binatang ini akan merugikan sebab akan menimbulkan gangguan pada ayam yang diserangnya. Tungau juga dapat menularkan penyakit tetelo atau ND, cacar unggas, serta penyakit menular lainnya.

Tanda-tanda pada anak ayam yang terserang penyakit ini adalah sebagai berikut.
  1. Ayam gelisah, nafsu makan berkurang karena gatal-gatal dan sibuk mengurusi serangan tungau.
  2. Pertumbuhan badan terlambat (kurus) karena terserang anemia dan akhirnya ayam mati kelaparan.
Pada ayam dewasa terlihat tanda ayam selalu gelisah, mengais-ngais bulu, nafsu makan berkurang, anemia, kondisi badan merosot dan produksi telur menurun. Pencegahan terhadap penyakit ini dengan cara.
  1. Menjaga kebersihan dan sanitasi kandang dengan baik dan benar.
  2. Menyemprot kandang dan sekitarnya dengan obat disinfektan.
Pengobatan :
Semprotkan atau celupkan ayam yang sakit dengan larutan cyperkiller dan air. Kandang, litter, dan sarang juga disemprot dengan larutan tersebut.

2. Kutu (lice)

Binatang ini mengganggu ayam karena gigitannya. Kutu ini memakan sisik atau kerak kulit, bulu, dan kotoran kulit. Tanda-tanda yang terlihat pada ayam adalah sebagai berikut.
  1. Ayam gelisah, tidak tenang karena gatal sehingga tidak dapat tidur.
  2. Ayam sibuk mematuki tubuh yang kena kutu sehingga bulunya rontok.
  3. Ayam mengalami diare dan nafsu makan turun.
  4. Kondisi ayam menjadi lemah sehingga mudah dihinggapi penyakit.
  5. Produksi telur akan merosot antara 10-20%.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara berikut.
  1. Sanitasi dan kebersihan kandang.
  2. Sistem perkandangan harus baik.
  3. Kandang disemprot sewaktu kosong dengan malathion 0,5%.
  4. Ayam dan litter disemprot cyperkiller.
  5. Litter dan kandang disemprot dengan larutan cyperkiller atau dengan malathion 0,5% suspensi.

Sumber : Ir. Tuti N. Suarto dan Ir. Sutarto

No comments for "Manfaat vaksinasi pada ayam"