Manfaat vaksinasi pada ayam

Penyakit yang menyerang ayam ada yang dapat diobati dan ada yang tidak dapat diobati. Penyakit yang tidak dapat diobati biasanya dicegah dengan vaksin. Manfaat vaksinasi pada ayam dan cara lain dalam mencegah serta mengobati penyakit pada ayam akan diuraikan dalam pembahasan ini.
Vaksinasi adalah salah satu cara atau kegiatan memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak dengan tujuan untuk melindungi ternak terhadap serangan penyakit tertentu.
Vaksin adalah suatu mikroorganisme bibit penyakit yang telah dilemahkan dan apabila diberikan pada ternak, tidak akan menimbulkan penyakit, tetapi justru merangsang pembentukan antibodi (zat kekebalan) yang sesuai dengan jenis vaksinnya.
Tujuan vaksinasi adalah membuat ternak mempunyai kekebalan yang tinggi terhadap suatu penyakit tertentu. Ada dua macam vaksin, yakni.
- vaksin aktif atau hidup adalah vaksin yang dibuat dengan menggunakan mikroorganisme bibit penyakit yang masih hidup.
- vaksin inaktif atau mati adalah vaksin yang dibuat dengan menggunakan mikroorganisme bibit penyakit yang telah dimatikan.
a. Faktor tata laksana
b. Faktor vaksin
c. Faktor individu
d. Cara melakukan vaksinasi
- Larutkan 1 ampul vaksin dengan 1 ampul pelarut yang telah tersedia.
- Bukalah tutup botol aluminium dan karetnya dari ampul vaksin dan pelarut. Cegahlah adanya pencemaran, baik terhadap vaksin maupun pelarutnya.
- Tuangkan pelarut ke dalam botol vaksin sampai 2/3 bagian dari botol tersebut. Tutuplah botol vaksin tersebut dan kocoklah sampai terlarut dengan baik atau sampai rata bercampur.
- Setelah itu, masukkan vaksin yang telah dilarutkan ke dalam botol pelarut dan tutuplah kembali. Kemudian kocoklah kembali sampai benar-benar rata.
- Botol vaksin dibilas 1-2 kali.
- Bukalah tutup botol pelarut tersebut dan gantilah dengan tutup alat tetes yang tersedia besama vaksin.
- Peganglah ayam dan tutuplah salah satu mata atau hidungnya dengan jari, kemudian teteskanlah satu tetes ke matau atau lubang hidung lainnya. Ayam baru dilepaskan bila matanya telah dikejapkan atau hidungnya telah menghirup vaksin sehingga vaksin dapat masuk dengan sempurna.
- Lepaskanlah kembali ayam tersebut setelah vaksin benar-benar masuk atau terhidup dengan sempurna.
- Gunakan aiar bersih, dingin, dan segar. Jangan menggunakan air ledeng atau air yang telah terklorinasi.
- Kosongkan tempat minum 1-2 jam sebelum melakukan vaksinasi supaya anak ayam merasa haus dan akan minum secepatnya setelah disediakan air vaksinasi.
- Tambahkan 2-3 gr susu skim dalam setiap 1 liter aiar yang digunakan untuk mencampur vaksin. Hal ini dilakukan untuk memperpanjang umur vaksin.
- Sediakan sejumlah tempat minum dan air yang cukup agar jumlah vaksin dan air yang diminum ayam dapat merata. Jumlah air minum untuk vaksinasi pada ayam di bawah umur 4 minggu sebanyak 1.000 ekor adalah antara 10-20 liter. Untuk ayam umur 4-8 minggu sebanyak 1.000 ekor, dibutuhkan air minum antara 20-40 liter. Kalau mungkin vaksinasi diberikan dalam dua bagian atau dua kali. Bagian kedua diberikan setelah 30 menit dari yang pertama.
- Jangan mencuci tempat minum dengan obat cuci hama atau disinfektan selama 72 jam sebelum vaksinasi sampai 24 jam setelah vaksinasi (3 hari sebelum vaksinasi dan 1 hari setelah vaksinasi).
- Hindarkan tempat minum dari sinar matahari pada waktu melakukan vaksinasi.
- Puasakan ayam untuk tidak minum 2 jam sebelum vaksinasi dilakukan.
- Bersihkan tempat minum dengan air bersih.
- Jangan menggunakan tempat minum otomatis dan bak atau alat-alat yang dipergunakan untuk pengobatan.
- Sediakan tempat minum yang cukup. Usahakan paling tiak 2/3 dari jumlah ayam dapat minum secara bersama-sama.
- Tempatkan air yang diperlukan dalam ember plastik.
- Campurkan 2-3 sendok makan (2-3 gr) susu skim untuk setiap 1 liter air minum dan aduk sampai tercampur rata.
- Bukalah tutup almunium dan tutuplah karet botol vaksin (dosis disesuaikan dengan jumlah ayam yang akan divaksin). Tambahkan air bersih sampai 2/3 bagian botol vaksin.
- Tutuplah kembali botol vaksin dengan tutup karetnya dan kocoklah sampai vaksin larut dan rata benar.
- Botol vaksin dibilas 1-2 kali.
- Campurkan larutan vaksin dengan air bercampur susu skim sesuai dengan ketentuan.
- Bagikan air minum yang mengandung vaksin secara merata ke dalam tempat minum dan tempatkan dalam kandang (jangan sampai kena sinar matahari secara langsung).
- Setelah semua vaksin terminum habis, kemudan berikan air minum seperti biasa.

- dalam daging (IM/Intra muscular).
- Bawah kulit (Subcutan/SC).
- Tuangkan aquades ke dalam botol vaksin, sampai 2/3 bagian botol terisi lalu tutup dan kocok hingga merata.
- Tuangkan larutan vaksin tersebut ke dalam botol yang masih berisi sisa aquades, tutup dan kocok sampai merata.
- Bilas botol vaksin sampai 1-2 kali.
- Bila kita menghendaki setiap ekor ayam disuntik 0,5 cc, 1.000 dosis vaksin dilarutkan dalam 500 ml/cc aquades. 500 dosis vaksin dilarutkan dalam 250 ml/cc aquades. 100 dosis vaksin dilarutkan dalam 50 ml/cc aquades. Bila kita menghendaki setiap ekor ayam disuntik dengan dosis 1 cc vaksin. Untuk 1.000 dosis vaksin, dilarutkan dalam 1.000 ml/cc aquades. Untuk 500 dosis vaksin, dilarutkan dalam 500 ml/cc aquades. Untuk 100 dosis vaksin, dilarutkan dalam 100 ml/cc aquades.
- Suntikan vaksin pada otot dada atau paha.
- Rebus atau sterilkan alat suntik (bila terbuat dari kaca) selama 30 menit dalam air mendidih setiap kali akan dipakai dan selesai dipakai.
- Jangan membersihkan alat suntk dengan obat disinfektak.
- Siapkan terlebih dahulu vaksin yang akan digunakan. Caranya seperti dada suntikan intramuslular.
- Setelah siap, peganglah ayam dan tarik kulit di daerah pertengahan bagian belakang leher.
- Tusukan jarum suntik dari arah kepala ke arah tubuh.
- Hindarkan menusuk otot , saraf, dan tulang di daerah leher.

- Pelarut yang tersedia dituangkan ke dalam botol vaksin sampai botol terisi 2/3 bagian.
- Tutuplah botol tersebut dan kocok sampai rata tercampur.
- Tuangkan larutan vaksin dalam pelarut, bilas 1-2 kali lalu tutuplah botol dan kocok sampai merata.
- Jarum penusuk yang telah disediakan dicelupkan ke dalam larutan vaksin.
- Peganglah ayam lalu lipatlah sayap, tusuk dari arah sebelah dalam ke arah luar sampai tembus.
- Hati-hati, jangan sampai menusuk pembuluh darah, tulang, dan otot (daging) ayam.
- Tutuplah kandang dan matikan kipas angin (bila menggunakan kipas angin) selama 20 menit sebelum melakukan vaksinasi.
- Isi alat penyemprot atau sprayer dengan air biasa, lalu semprotkan sampai merata ke udara dengan jarak antara 10-15 cm di atas kepala ayam yang akan divaksin. Hal ini bertujuan untuk pemerataan jumlah aquades yang diperlukan untuk vaksinasi.
- Tuangkan aquades ke dalam botol vaksin sehingga terisi 2/3 bagian dari botol tersebut, tutup dan kocok sampai merata.
- Tuangkanlah larutan vaksin tersebut ke dalam aquades yang sudah diketahui jumlahnya. Sebelumnya, tambahkan gliserin 20% (sebanyak 30 cc/ml) ke dalam aquades.
- Gunakan alat penyemprot dengan ukuran terkecil atau ukuran kabut.
- Semprotkan vaksin dengan jarak 10-15 cm di atas kepala ayam.
- Vaksinator atau orang yang melakukan vaksinasi seharusnya menggunakan sarung tangan dan tutup muka masker.
- Buka tutup kandang kurang lebih 20 menit setelah vaksinasi.
- Jangan mencuci sprayer dengan obat disinfektan.
- Jangan lupa membakar botol-botol vaksin yang sudah dipakai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan vaksinasi adalah sebagai berikut
- Ayam yang divaksin harus ayam yang sehat. Jadi, ayam yang sakit jangan divaksin.
- Sebelum vaksinasi dilaksanakan, kita harus tahu vaksin apa yang akan diberikan, berapa jumlah ayam yang akan divaksin, dan umur ayam tersebut sehingga kita dapat menentukan atau memilih jenis vaksin dan dosis atau isi kemasannya.
- Vaksin yang akan digunakan harus diketahui jenisnya, cara pemberiannya, dosis atau isi kemasannya, dan kapan kadaluwarsanya.
- Lakukan vaksinasi pada pagi hari sebelum matahari terbit atau sore hari setelah matahari terbenam.
- Lakukan vaksinasi secepat mungkin, meskipun 1 jam untuk 1.000 dosis. Untuk vaksinasi dengan suntikan, sebaiknya digunakan suntikan atau spuit otomatis.
- Botol vaksin (sisa vaksin), juga spuit (plastik) yang sudah tidak digunakan lagi harus dimusnahkan atau dibakar.
- Vaksin yang berupa cair jangan disimpan dalam freezer melainkan dalam lemari es.
- Periksa alat suntik dapat bekerja dengan baik sebagaimana mestinya dan tidak bocor atau rusak.
- Periksa jarumnya, apakah lubangnya tidak tersumbat, apakah ujungnya masih tajam dan tidak rusak.
- Sebelum dimasukkan ke dalam panci yang berisi air mendidih, semua alat suntik harus dalam keadaan terlepas, dan semua peralatan di dalam panci harus terendam di dalam air.
- Biarkan air mendidih kurang lebih 15 menit.
- Buanglah airnya dan tunggu sampai dingin.
- Peralatan yang sudah steril harus kita jaga agar tidak terkontaminasi atau terkotori oleh bibit penyakit. Oleh karena itu, tangan kita harus bersih.
Mengenal Penyakit Pada Ayam
1. Penyakit yang disebabkan oleh virus
- Nafsu makan berkurang, ayam lesu, gangguan pernapasan, ngorok, kotoran encer berwarna putih, bulu kusam dan berdiri, produksi telur turun drastis, kematian sampai 58%, dengan tingkat kesakitan atau penyebaran penyakit dapat mencapai 100%.
- Gangguan pada syaraf tandanya gerak tidak normal, seperti jalan berputar dan leher berputar-putar. Tanda pada ayam yang sudah mati terjadi pendarahan pada tenggorokan dan ampela.
- Melalui kontak langsung dengan ayam-ayam yang sakit dan melalui kotorannya.
- Melalui pakan dan air minum, kandang, tempat pakan atau dan peralatan lainnya yang tercemari oleh kuman-kuman penyakit.
- Melalui tamu atau pengunjung, burung, serangga, dan angin yang membawa penyakit ini.
- Melakukan sanitasi dengan baik dan benar.
- Menjaga kebersihan kandang dan peralatannya serta lingkungan.
- Melakukan program vaksinasi ND secara teratur dan baik.
- Bintil-bintil kecil timbul yang pada jengger, pial, dan kelopak mata.
- Selaput kuning menebal pada mulut dan tenggorokan sehingga dapat menyumbat pernapasan.
- Virus masuk tubuh ayam atau unggas hanya melalui luka-luka atau goresan pada kepala atau dalam mulut.
- Nyamuk yang merupakan penyebar virus.
- Memasukkan ayam jangan terlalu banyak dalam satu kandang.
- Melakukan sanitasi dengan baik dan teratur.
- Menjaga jangan sampai ayam atau unggas terluka.
- Melakukan vaksinasi.
- Tanda yang umu adalah ayam megap-megap, batuk, dari hidung keluar ingus dan nafsu makan menurun.
- Mortalitas atau kematian pada anak ayam cukup tinggi, bila menyerang ayam dewasa yang sedang bertelur, produksi telur menurun, kulit telur menjadi kasar, dan daya tetas juga menurun.
- Melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit.
- Melalui pakan atau minum dan peralatan pakan atau minum yang terkotori penyakit ini.
- Melalui ingus dan kotoran ayam yang sakit.
- Melakukan sanitasi yang ketat dan benar.
- Membersihkan kandang dan alat-alat lainnya dengan obat suci hama.
- Melakukan vaksinasi IB.
- Nafsu makan menurun.
- Ayam batuk-batuk, dari lubang hidung keluar cairan, bersin, kepala sering diguncang-guncangkan dan mengeluarkan bunyi ngorok yang jelas pada malam hari.
- Ayam tampak kurus dan lemah.
- Angka kematian dapat mencapai 30-40%.
- Melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit dan melalui pernapasan.
- Melalui telur tetas dari induk yang terkena CRD.
- Melalui pakan atau minum, tempat pakan atau minum dan peralatan lain yang tercemar virus penyebab CRD.
- Melaksanakantata laksana pemeliharaan yang baik.
- Melakukan sanitasi dengan benar setiap hari.
- Memberikan antibiotika, seperti spiramisin dengan dosis 0,02% pada saat ayam stress atau tiamulin dengan dosis, 0,025% lewat air minum.
- Memberi obat, seperti klortetrasiklin, okaitetra siklin, eritromisin, tilosin, spiramisin, doksisi siklin, tiamulin, dan linkospektin. Pemberian obat-obat ini harus selalu memperhatikan petunjuk penggunaannya.
- Marek syaraf atau neural : jengger pucat, kelumpuhan pada sayap dan kaki kadang-kadang pada leher.
- merek organ-organ dalam atau visceral : ayam terlihat pucat dan terjadi infeksi pada hati, testes, limpa, ovarium, ginjal, dan organ lain sehingga ayam menjadi kurus.
- merek ocular atau mata : kebutaan, iritasi pada mata yang berwarna kelabu atau seperti mutiara.
- Merek skin form atau kulit dan tulang : terjadi benjol-benjol atau tumor pada kulit dan otot serta pada tulang.
- kontak langsung dengan ayam yang sakit.
- telur tetas dari induk yang tertular marek.
- alat-alat orang yang tercemar.
- udara dan pernapasan.
- melakukan tata laksana dan sanitasi yang baik.
- melakukan vaksinasi anak ayam atau DOC pada pembibitan.
- Anak ayam lesu dan mengantuk.
- Bulu kusut dan bulu sekitar dubur kotor.
- Kotoran encer, berlendir, dan berwarna keputihan.
- Tubuh ayam kering karena kehilangan cairan tubuh.
- Ayam terus-menerus mematuki duburnya sendiri.
- Bila ayam tidur,paruhnya diletakkan di lantai.
- Angka kematian dapat mencapai 30% dan angka kesakitan dapat mencapai 100%.
- Bila dilakukan bedah bangkai, terlihat bursa membesar, berlendir serta berdarah, dan terjadi pembesaran pembuluh darah pada daging paha atau dadanya.
- Kontak langsung dengan ayam yang sakit.
- Udara, pakan atau minum, peralatan tempat pakan atau minum yang sudah terkotori virus penyakit ini.
- Serangan penyakit yang biasanya diikuti oleh penyakit yang lain yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
- Melakukan sanitasi yang baik.
- Membersihkan kandang dan peralatannya dengan obat disinfektan.
- Melakukan vaksinasi gumboro.
- tubuh ayam menjadi gemetar (tremor), terutama pada kepala dan leher.
- ayam seperti ketakutan dan mudah terkejut.
- telur tetas yang berasal dari induk yang terkena AE, terutama dari induk muda.
- air minum dapat tercemar melalui ingus dari hidung dan kotoran yang mengandung virus ini.
2. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
- Anak ayam kelihatan kedinginan, menggerombol, dan berdesak-desakan walaupun pemanas sudah cukup panas. Kebanyakan anak ayam yang diserang penyakit ini pada umur 4-11 hari.
- Dubur tertempel kotoran encer berwarna keputih-putihan dan lama kelamaan mengering seperti kapur.
- Nafsu makan hilang, bulu-bulu berkerut, dan anak ayam susah bernapas.
- Tanda-tanda yang jelas tidak tampak bila menyerang ayam dewasa.
- melalui telur tetas dari induk-induk yang sakit atau ternak yang sakit pullorum.
- kontak langsung dengan ayam-ayam sakit.
- melalui pakan atau minum, kotoran dan mesin tetas, serta alat-alat lain yang terkotori penyakit ini.
- menjaga kesehatan dan sanitasi dengan baik.
- memelihara anak ayam yang berasal dari induk bebas pullorum.
- menjaga kebersihan kandang dan peralatannya.
- memisahkan ayam yang terkena penyakit ini segera mungkin.
- Mula-mula ayam bersin dan menggelengkan kepala.
- Ayam lesu dan keluar cairan yang jernih dari hidung, makin lama makin kental.
- Pernapasan terganggu dan kadang-kadang disertai bersin.
- Nafsu makan turun.
- Terjadi pembengkakan pada muka.
- Produksi telur turun sampai 50% pada ayam masa bertelur.
- kontak langsung dengan ayam sakit.
- melalui pakan atau air minum.
- melalui peralatan yang sama-sama dipergunakan antara ayam yang sehat dan ayam yang sakit.
- melalui karyawan atau tamu yang terkotori bakteri penyebab penyakit ini.
- melaksanakan tata laksana pemeliharaan yang baik.
- melakukan sanitasi dengan benar.
- melakukan vaksinasi coryza atau snot atau pilek,
- melalui pakan atau air minum yang sudah tertular.
- melalui udara dan pernapasan.
- melalui kotoran dan unggas lainnya.
- melakukan sanitasi dan tata laksana pemeliharaan yang baik setiap hari.
- memelihara ayam dengan sistem all in all out.
- melakukan vaksinasi kolera.
3. Penyakit yang disebabkan oleh parasit
- Ayam mengantuk, sayap agak tergantung ke bawah dan ayam berjejal-jejal serta meringkuk di sudut kandang.
- Sayap tergantung, bulu kusam, dan mata terpejam.
- Ayam mencret dengan kotoran berwarna kecokelatan dan merah darah.
- kotoran ayam atau anak ayam yang menderita.
- pakan atau air minum, litter dan perlengkapan lainnya yang mengandung bibit penyakit ini.
- menjaga sanitasi dan tata laksana pemeliharaan dengan baik dan benar.
- menjaga agar litter jangan sampai lembab atau basah.
- memberi coccidiostat pada ransum.
- memberi vaksin pada anak ayam bila ransumnya tidak diberi coccidiostat.
- Ayam kurus, pertumbuhannya terganggu, dan ayam terlihat pucat.
- Ayam terkena diare.
- Sayap terkulai dan menggantung.
- Bulu kusam.
- Ayam kurus, pucat, warna kulit pada kaki pucat, dan ayam terkena diare.
- Produksi telur merosot.
- melakukan tata laksana pemeliharaan dan sanitasi yang baik.
- memberi obat cacing piperazin dengan dosis pencegahan secara teratur sebulan sekali.
- Ayam gelisah, nafsu makan berkurang karena gatal-gatal dan sibuk mengurusi serangan tungau.
- Pertumbuhan badan terlambat (kurus) karena terserang anemia dan akhirnya ayam mati kelaparan.
- Menjaga kebersihan dan sanitasi kandang dengan baik dan benar.
- Menyemprot kandang dan sekitarnya dengan obat disinfektan.
- Ayam gelisah, tidak tenang karena gatal sehingga tidak dapat tidur.
- Ayam sibuk mematuki tubuh yang kena kutu sehingga bulunya rontok.
- Ayam mengalami diare dan nafsu makan turun.
- Kondisi ayam menjadi lemah sehingga mudah dihinggapi penyakit.
- Produksi telur akan merosot antara 10-20%.
- Sanitasi dan kebersihan kandang.
- Sistem perkandangan harus baik.
- Kandang disemprot sewaktu kosong dengan malathion 0,5%.
- Ayam dan litter disemprot cyperkiller.
- Litter dan kandang disemprot dengan larutan cyperkiller atau dengan malathion 0,5% suspensi.
No comments for "Manfaat vaksinasi pada ayam"
Post a Comment