Manfaat pupuk organik

Manfaat pupuk organik untuk tanaman antara lain karena kebutuhan akan unsur hara zat yang diperlukan untuk pertumbuhan dapat terpenuhi. Unsur hara yang diperlukan tanaman tersedian dalam tanah. Unsur hara merupakan kebutuhan mutlak untuk pertumbuhan seluruh organ tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah.

Manusia dan hewan dalam kelangsungan hidupnya memerlukan organ-organ tanaman, baik untuk komsumsi maupun keperluan yang lain. Padahal organ-organ tanaman ini dapat terbentuk karena akar menyerap unsur hara yang ada dalam tanah.

Ini berarti bahwa unsur hara yang ada dalam tanah makin lama makin berkurang karena tersusut akibat keperluan manusia. Memang diakui sebagian hasil panen dikembalikan ke dalam tanah. Contoh pada padi, para petani mengembalikan batang padi setelah dipanen ke dalam tanah.

Lain lagi dengan kubis yang daunnya dimakan dan batang serta akar terbuang sebagai sampah. Demikian pula ubi kayu yang umbi dan daunnya dikomsumsi serta batangnya untuk kayu bakar. Ini berarti tidak ada bagian-bagian tanaman yang kembali ke tanah.

Manusia akhirnya sadar bahwa keseimbangan unsur hara dalam tanah harus tetap terjaga kelestariannya dengan cara memberi pupuk. Semula manusia dengan nalurinya memberi pupuk dengan bahan yang tersedia di alam. 

Namun, dengan meningkatnya kebutuhan serta didukung oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, akhirnya manusia mampu membuat pupuk buatan. Pengolahan pupuk lebih lanjut didasarkan pada asal terjadinya, menurut kandungan unsurnya atau menurut ikatan kimiawinya.

Menurut asal terjadinya dibedakan menjadi pupuk alami yaitu pupuk yang dihasilkan oleh alam sendiri seperti pupuk kandang, sampah dan sejenisnya serta pupuk buatan yaitu pupuk yang dibuat melalui proses pabrik, seperti Urea, TSP, dan lain-lain.

Menurut kandungan pupuk organik dibedakan menjadi pupuk tunggal yaitu pupuk yang hanya mengandung satuunsur primer, seperti urea serta pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur primer, seperti superstikfos.

Menurut ikatan kimianya dibedakan menjadi pupuk organik ialah pupuk yang berasal dari jasad hidup, seperti pupuk hijau, pupuk kandang, kompos serta pupuk organik, seperti Urea, ZA, TSP, dan sebagainya.

Didalam artikel ini disajikan mengenai pupuk organik yang terdiri atas tanaman panghasil pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos. Kelebihan dari pupuk organik dibanding dengan pupuk anorganik adalah kemampuannya memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah. 

Pupuk Organik

pupuk organik

1. Pupuk hijau

Yang dimaksud dengan pupuk hijau adalah bagian tanaman segar dan jika dibenamkan dalam tanah dapat memperkaya hara terutama nitrogen. Umumnya tanaman yang dapat berfungsi sebagai pupuk hijau mempunyai ciri-ciri.
  • cepat tumbuh dan banyak menghasilkan bahan hijauan.
  • mengandung nitrogen dalam jumlah yang cukup.
  • tanah terdapat pengaruh kekeringan.
  • bukan tanaman merambat.
Hijauan tanaman yang baik jka digunakan sebagai pupuk hijau harus berasal dari tanaman muda terutama jaringan daun. Jaringan tanaman muda mempunyai kandungan nitrogen (N) dan protein tinggi dengan lignin dan nisbah C/N rendah. Cara memupuk ke dalam tanah antara lain sebagai beriku.
  • Tanaman direbahkan, diikuti dengan pembajakan tanah sampai hijaunya terbenam dalam tanah. Cara ini sesuai untuk lehan kering maupun sawah.
  • Tanaman dicabut dan diletakkan di dalam saluran-saluran bekas bajakan atau galian cangkul. Dengan cara ini diharapkan pada pengolahan tanah berikutnya, hijauan tanaman telah bertimbun tanah. Cara ini sesuai untuk lahan kering.
  • Tanaman dipotong-potong kecil dan disebarkan merata di tanah yang telah diolahkan, kemudian diinjak-injak sampai terbenam dalam tanah. Cara ini sesuai untuk lahan sawah irigasi.
Hijauan tanaman selain digunakan sebagai pupuk hijau dapat juga digunakan sebagai mulsa (bahan sejenis jerami untuk melindungi akar tanaman). Penggunaan hijauan tanaman sebagai mulsa dapat dilakukan dengan membabat atau memangkas tanaman kemudian dipotong-potong dan dihamparkan.

Sebaliknya, pemberian mulsa dilakukan apabila tanaman mulai tumbuh di atas permukaan tanah. Mulsa yang dihamparkan sekitar tanaman bermanfaat unutk.

  • mengurangi volume dan kecepatan aliran air permukaan.
  • menjaga kestabilan suhu dan kelembapan tanah.
  • memelihara dan meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah.
  • menekan pertumbuhan gulma (tumbuhan pengganggu).
Berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pupuk hijau antara lain adalah Lamtoro, Flemingia, Kaliandra, Glirsida, Turi, Orok-orok, Kacang gude, Centro, Sesbania, dan Azolla Sp.

a. Lamtoro (leucaena leucocephala)

tanaman lamtoro atau mandeng

Lamporo berasal dari Amerika Tengah. Di Indonesia dinela dengan nama kemladingan (Jawa), Kalindingan (Madura), Peuteuy selong (Sunda), Pote-pote (Batak Toba), Secara umum lamtoro dapat dikelompokkan dalam tiga tipe.

1. Lamtoro asal peru

Tanaman ini berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 15 m. Batang kecil dan bercabang banyak serta berdaun rimbun. Dengan buah yang lambat masak.

2. Lamtoro asal hawaii

Bentuk perdu dengan tinggi mencapai 2,5 sampai 9 m serta berdaun rimbun. Pada umur 4 sampai 6 bulan mulai berbunga yang terus-menerus tanpa mengenal musim.

3. Lamtoro asal salvador

Lamtoro jenis ini dikenal sebagai Hawaiian Giants. Varetasnya di Indonesia dikenal sebagai lamtorogung. Lamtorogung berakar dalam dengan ketinggian mencapai 20 m.

Pada umumnya, lamtoro dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut. Curah hujan yang dikehendaki 600 sampai 1.700 mm per tahun. Tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman pagar untuk mencegah erosi.

Bintil akar lamtoro yang berisi bakteri rhizobium mampu mengikat nitrogen dari udara dan mengubahnya menjadi senyawa nitrogen yan tersedia dalam tanah. Hasil pangkasan daun lamtoro sangat baik digunakan sebagai pupuk hijau karena mengandung unsur hara terutama nitrogen. Biomas tanaman lamtoro sangat tinggi dengan kandungan unsur hara.

Lamtoro dapat juga digunakan sebagai tanaman naungan dan pelindung dari terpaan angin. Seperti pada tanaman kopi, kakao, dan sebagainya. Daun, buah, bunga, dan biji lamtoro dapat digunakan sebagai pakan ternak yang kaya akan protein. Sedangkan kayunya dapat digunakan sebagai bahan kayu bakar, bahan bangunan serta bahan baku industri untuk pembuatan pulp kertas.

Pertumbuhan lamtoro sangat cepat dan hijauan yang dihasilkan dapat mencapai 28 ton per hektar per tahun. Kandungan unsur nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) masing-masing dapat mencapai 225 kg per hektar; 25,2 kg per hektar, dan 198,8 kg per hektar.

b. Flemingia (Flemingia congesta)

jenis tanaman hahapaan

Flemingia yang dikenal dengan nama hahapaan merupakan tanaman tegak yang menghasilkan hijauan dalam jumlah banyak. Jika dipangkas mudah bertunas kembali. Tumbuhan secara berkelompok dengan perakaran kuat sehingga sangat baik digunakan sebagai tanaman lorong pada lahan berlereng karena dapat memperkuat teras dan mengurangi erosi (pengikisan tanah).

Bunganya kecil berwarna putih, daun lunak berbulu serta dapat digunakan sebagai pakan ternak yang kaya protein. Batangnya dapat digunakan sebagai kayu bakar. Hijauan Flemingia dapat mencapai 20 sampai 40 ton per hektar per tahun.

Jika Flemingia digunakan sebagai mulsa dapat meningkatkan kandungan C-organik tanah menjadi 2,16%, sedangkan jika tanpa menggunakan mulsa, kandungan C-0rganik tanah sebesar 0,89%.

Selain itu, pengembalian hijauan tanaman lorong Flemingia sebagai mulsa dapat meingkatkan struktur agregat tanah dan mengurangi engergi kinetik hujan sehingga aliran permukaan dan erosi menjadi berkurang.

c. Kaliandra (calliandra calothyrsus)

jenis tanaman kaliandra

Kaliandra merupakan perdu berasal dari Guatemala, Amerika Serikat. Mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1940 an. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur dengan ketinggian antara 150 sampai 1.500 m di atas permukaan laut. Curah hujan yang dikehendaki minimal 1.000 mm per tahun.

Tinggi tanaman dapat mencapai 10 m dengan diameter 20 cm. Berdaun majemuk dengan bunga berbentuk bundar dan berwarna merah. Kaliandra mudah bertunas kembali setelah dipangkas dan produksi hijauannya dapat mencapai 35 sampai 65 ton per hektar dengan kandungan hara terutama nitrogen yang tinggi, karena itu sangat baik digunakan sebagai pupuk hijau.

Selain itu, hijauan tanaman ini dapat digunakan sebagai pakan ternak dengan kadar protein kasar mencapai 22%. Kaliandra mempunyai sistem perakaran yang dalam. Berbintil akar yang mampu menambat nitrogen dari udara. 

Sebagai tanaman lorong dapat menghasilkan hijauan sebanyak 61,1 ton per hektar dan jika digunakan sebagai mulsa dapat meningkatkan kandungan C-0rganik tanah menjadi 2,53%, sedangkan tanpa mulsa kandungan C-0rganik tanah sebesar 0,89.

Selain itu, peranan, mulsa terhadap pengendalian erosi sangat besar karena mulsa dapat mengurangi energi kinetik hujan hingga laju aliran permukaan dan erosi menjadi berkurang.

d. Glirisidia (Gliricidia maculata)

jenis tanaman kelor

Glirisidia yang dikenal dengan nama gamal, johan cina, kelor laut, makulan, damarwulan, sirisidia, dan kelorwono merupakan tanaman perdu yang berasal dari Amerika Serikat. Glirisidia dapat tumbuh di tanah yang kurang subur pada ketinggian 60 sampai 250 m di atas permukaan laut dengan curah hujan 1.250 sampai dengan 2.030 per tahun.

Tinggi tanaman dapat mencapai 3 sampai 6 meter dan pertumbuhannya cepat. Berdaun rimbun dengan kandungan harga tinggi, sangat baik untuk pupuk hijau serta dapat di gunakan sebagai pakan ternak yang kaya protein.

Glirisidia dapat digunakan sebagai tanaman lorong atau tanaman penguat teras untuk mencegah erosi. Selain itu, dapat berfungsi untuk menahan angin dan naungan pada tanaman kopi, kakao, dan vanili.

e. Turi (Sesbania glandiflora)

tanaman turi

Tanaman turi dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan ketinggian 0 sampai 600 m di atas permukaan laut. Tanaman ini berbatang lurus dengan ketinggian mencapai 10 m. Berdaun majemuk dengan bunga berwarna putih berbentuk kupu-kupu. Buah berbentuk polong dengan sekitar 60 cm. Pembiakan tanaman turi dapat dilakukan dengan pembibitan atau langsung dengan biji.

Manfaat tanaman turi antara lain sebagai tanaman penguat teras. Pangkasan daunnya bermanfaat sebagai pupuk hijau yang kaya akan nitrogen dan dapat digunakan sebagai makanan ternak dengan kandungan protein tinggi.

Selain itu, dapat digunakan sebagai tanaman naungan dan pelindung dari terpaan angin pada tanaman kopi dan kakao. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan bakar dan bangunan serta bahan baku industri untuk membuat plup kertas. Daun muda dan bunganya dapat dijadikan bahan sayuran.

f. Orok-orok (Clotalaria juncea)

Jenis tanaman Clotalaria

Tanaman orok-orok dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, baik pada tanah pasir maupun pada tanah salin. Tinggi tanaman dapat mencapai 1 sampai 2 m, bercabang dan berdaun yang tidak begitu banyak.

Pada umur 1 sampai 1,5 bulan tanaman orok-orok sudah berbunga. Batangnya tidak keras dan cepat lapuk. Tahan terhadap pangkasan asal tidak terlampau pendek. Hijauan tanaman orok-orok dapat digunakan sebagai pupuk hijau untuk meningkatkan produktivitas tanah dengan kandungan hara terutama nitrogen sebesar 2,84% dari bahan kering.

Berkaitan dengan kandungan nitrogen, hijauan tanaman orok-orok sebanyak 16,5 ton per hektar dengan kadar air. 75% mempunyai kandungan nitrogen 3,01% dari bahan kering atau sebanding dengan 134,1 kilogram nitrogen. Ini berarti hijauan tanaman orok-orok sangat baik untuk pupuk hijau serta dapat dijadikan suplemen (pelengkap) pupuk organik.

Manfaat lain sebagai tanaman penutup dan pelindung tanah dari erosi, serta memperbaiki struktur tanah terutama pada lahan-lahan kritis. Kegunaan lainnya adalah sebagai pakan ternak.

g. Kacang gude (Cajanus cajan)

jenis tanaman kacang gude

Tanaman ini berasal dari daerah tropik Afrika, Asia, dan kepulauan lautan teduh. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah-daerah tropik maupun subtropik. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,8 - 4,5 m. Bentuk daun oval (lonjong) meruncing). Bunganya berwarna kuning dan merah. Tahan terhadap kekeringan dengan jumlah curah hujan di bawah 635 per tahun.

Kacang gude mempunyai akar tunggang yang kuat, sangat baik jika digunakan sebagai tanaman penguat teras maupun sebagai tanaman penutup dan pelindung tanah dari erosi. Selain itu, hijauan kacang gude dapat memperbaiki struktur tanah terutama pada lahan kritis. Sehingga produktivitas tanah dapat meningkat.

Hasil hijau kacang gude dapat meningkat. Hasil hijauan kacang gude dapat mencapai 3,6 sampai 7,0 ton per hektar. Hijauan tanaman kacang gude sangat baik sebagai pupuk hijau maupun pakan ternak dengan kandungan protein tinggi.

h. Centro (Centrosema pubescens)

tanaman centro

Tanaman centro berasal dari Amerika Selatan. Tumbuh dengan baik di daerah-daerah tropik maupun subtropik. Tumbuhnya secara merambat dan menjalar dengan batang lunak dan berdaun lebat.

Helaian daun berbentuk elips serta berbulu lembut. Bunga kupu-kupu dengan warna violet keputih-putihan. Buah polong panjang antara 9 sampai 17 cm, tiap potolng berisi 12 sampai 20 biji yang berwarna cokelat bergaris-garis.

Tanaman centro dapat dipergunakan sebagai tanaman penutup dan pelindung tanah dari erosi serta memperbaiki struktur tanah melalui pengembalian limbah tanaman sebagai pupuk hijau. Dalam waktu 4 sampai 6 bulan tanaman ini mampu merehabilitasi lahan kritis sehingga produktivitas tanah menjadi meningkat. Selain itu, hijauan tanaman centro dapat digunakan sebagai pakan ternak dengan kandungan protein tinggi.

i.Sesbania (Sesbania rostrata)

tanaman sesbania

Tanaman sesbania dapat tumbuh di tanah kering maupun tergenang, setelah tanaman ini disemaikan terlebih dahulu selama 2 sampai 3 minggu. Tinggi tanaman sesbania dapat mencapai lebih dari 3 m dengan jumlah biomas segar selama 8 minggu mencapai lebih dari 15 ton per hektar.

Sesbania mampunyai nodula (bintil) pada akar maupun batang yang berfungsi dalam fiksasi (menambat) nitrogen udara. Tanaman sesbania mampu memasok 30% dari kebutuhan nitrogen dalam tanam.

Karena itu, sesbania sangat baik digunakan sebagai pupuk hijau karena kandungan lignin yang rendah sehingga proses dekomposisi berjalan lebih cepat dan unsur nitrogen yang dilepas lebih tinggi. 

j. Azolla Sp

bentuk azolla pinata

Azolla merupakan tumbuhan air yang dapat tumbuh di kolam, saluran air,dan dilahan yang sedang ditanami padi baik di daerah tropis maupun subtropis. Genus Azolla dikelompokkan ke dalam tumbuhan air yang berasosiasi dengan familia Azollaceae.

Secara taksonomi Azolla dikelompokkan ke dalam dua genera yaitu Euazolla dan Rhizosperma. Jenis-jenis yang termasuk ke dalam genera Azolla yaitu Azolla filiculaoides, Azolla caroliniane, Azolla mexicana, dan Azolla microphylla.

Jenis-jenis yang dikelompokkan ke dalam genera Rhizosperma yaitu Azolla pinata dan Azolla nilotica. Siklus pertumbuhan Azolla terdapat tiga tahap yaitu tahap pemunculan kecambah (7 sampai 10 hari setelah berkecambah), tahap  muda (25 sampai 35 hari setelah berkecambah), dan tahap mengembang.

Tumbuhan Azolla dapat hidup pada air dengan derajat keasaman (pH) 3,5 sampai 10 dengan pH optimum 4,5 sampai 7. Suhu optimum untuk pertumbuhan Azolla sekitar 20 - 35 derajat celcius.

Tingkat aktivitas fiksasi nitrogen udara dipengaruhi oleh intensitas cahaya, suhu, dan populasi tumbuhan Azolla. Proses penambahan nitrogen udara dalam simbiosis azolla anabaena dapat mencapai 120 sampai 140 kg per hektar dalam waktu 106 hari atau rata-rata 1,1 sampai 1,3 kg nitrogen per hektar per hari.

Azolla dapat juga dibuat silase untuk makanan sapi dan babi dengan formula 70% Azolla + 25% dedak + 5% molases yang dapat disimpan selama 4 bulan. Azolla yang tumbuh di selokan dan sungai mampu mencegah perkembangbiakan nyamuk dalam kondisi air tenang serta dapat berfungsi sebagai filter terhadap pencemaran logam berat karena sebagian unsur tersebut digunakan untuk pertumbuhannya.

2. Jerami Padi

Teknologi pertanian berkembang cukup pesat sehingga hasil padi berserta jeraminya meningkat pula. Jerami padi banyak dimanfaatkan sebagai pupuk organik oleh petani. Apabila jerami padi dikembangkan ke dalam tanah maka kandungan C-organik serta unsur nitrogen, fosfor, dan kalium dalam tanah dapat meningkat. 

Selain itu, porositas tanah dan kapasitas memegang air meningkat pula masing-masing sebasar 57% dan 42% dibandingkan tanpa pupuk organik yaitu 56% dan 39%. Penggunaan jerami padi sebagai pupuk organik dilakukan dengan cara sebagai berikut.

  • Jerami disebar secara merata diikuti dengan pembajakan tanah sampai jerami terbenam dalam tanah. Cara ini sesuai untuk lahan kering dan sawah irigasi.
  • Jerami diletakkan di dalam saluran hasil bajakan atau galian cangkul pertama. Kemudian tanah diolah kembali sampai jerami bertimbun tanah. Cara ini sesuai untuk lahan kering.
  • Jerami dipotong kecil-kecil dan disebar secara merata pada tanah yang sudah dibajak, kemudian diinjak-injak sampai terbenam dalam tanah. Cara ini sesuai untuk lahan sawah irigasi.
Penggunaan jerami padi sebagai mulsa sebaiknya dipotong-potong lebih dahulu kemudian dihamparkan sekitar tanaman yang telah tumbuh di atas permukaan tanah. Jerami padi yang dibenamkan ke dalam tanah akan mengalami proses pelapukan dan melepaskan unsur-unsur hara, terutama kalium serta meningkatkan kandungan bahan organik tanah.

3. Pupuk kandang

Pupuk kandang terdiri dari kotoran padat dan urine (air kencing). Kotoran ini dapat bercampur dengan sisa-sisa makanan dan jerami alas kandang. Kotoran padat dan urine ternak sebaiknya disatukan untuk memanipulasi unsur hara secara keseluruhan, karena urine juga mengandung unsur hara yang penting terutama unsur nitrogen dan kaliu.

Selain itu, pupuk kandang mengandung unsur kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur (S), mangan (Mn), Zink (Zn) atau seng, cuprum (Cu), dan borium (B). Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan dengan beberapa cara.

  • Disebar merata di permukaan tanah kemudian dibenamkan dengan cara dicangkul sehingga benar-benar tercampur rata dengan tanah.
  • Diletakkan dalam saluran atau larikan kemudian ditutup kembali denga tanah.
  • Diberikan sekitar akar tanaman dengan cara membuat lubang terlebih dahulu dan setelah pupuk dimasukkan ke lubang tersebut kemudian ditutup kembali dengan tanah.
Pemberian pupuk kandang yang sudah matang sebaiknya diebrikan 1 sampai 2 minggu sebelum tanam agar proses dekomposisi berjalan lebih cepat sehingga hara yang dilepas dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. 

Apabila pupuk kandang dijadikan larutan dengan mencampurkan air maka pemberiannya dengan cara meyiramkan larutan pupuk kandang di sekitar tanaman. Pupuk kandang yang berasal dari jenis hewan dengan kualitas pakan dan funsi ternak yang berbeda mempunyai kandungan hara yang berbeda pula.

Kualitas pakan yang baik dapat menghasilkan pupuk kandang dengan kandungan hara lebih tinggi jika bahan pakan tersebut mempunyai kandungan protein tinggi dengan serat kasar rendah.

Selain itu, fungsi ternak mempengaruhi kandungan hara yang terdapat di dalam kotorannya. Kandungan nitrogen di dalam kotoran sapi perah sangat rendah, karena unsur nitrogen diserap dari pakan untuk menghasilkan susu, apabila dibandingkan dengan sapi yang digunakan sebagai tenaga kerja atau diambil dagingnya.

Selain itu, kandungan hara dalam pupuk kandang dipengaruhi juga oleh kadar campuran antara kotoran ternak dengan bahan alas kandang. Sedangkan pupuk kandang yang disimpan terlalu lama menyebabkan terjadinya penguapan unsur hara terutama nitrogen.

Pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan kadar bahan organik. Meningkatnya bahan organik tanah dapat memperbaiki kapasitas infiltrasi sehingga daya tahan untuk menyerap dan memegang air meningkat.

Selain itu, aktivitas mikroba juga meningkat. Dengan meningkatnya aktivitas mikroba akan mempercepat proses dekomposisinya bahan organik tanah sehingga unsur hara yang dikandung terlepas dan tersedia bagi tanaman.

Untuk mengetahui perbandingan antara nitrogen, fosfor, dan kalium pada beberapa hewan, berikut diberikan daftar dari kotoran kering dan urine (air kencing) dari kuda, kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan itik. 

4. Kompos

Kompos berasal dari bahan organik yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroba (mikroorganisme atau jasad renik). Pengomposan umumnya dilakukan pada bahan organik yang mempunyai kandungan C/N tinggi, seperti jerami, daun kacang-kacangan, sampah kampung atau kota yang mudah membusuk.

Apabila bahan organik mempunyai kandungan C/N rendah, seperti bungkil kapuk, daun tephrosia muda, dan daun dadap dapat langsung dibenamkan ke dalam tanah karena proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat sehingga mempercepat pelepasan hara yang dibutuhkan tanaman.

Pembuatan kompos hendaknya dilakukan pada tempat yang teduh dengan cara membuat atap penutup agar terhindar dari teriknya matahari dan curah hujan. Drainase (pembuangan air) harus baik untuk menghindari terjadinya genangan air. 

Tempat pembuatan kompos sebaiknya berada agak jauh dari rumah agar baunya tidak mengganggu. Bahan kompos dapat berasal dari jerami, daun kacang-kacangan, dau pisang, rumput-rumputan atau sampah yang bebas dari benda-benda keras.

Sebaiknya bahan kompos dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil dan dipisahkan dari bahan yang tidak mudah membusuk, seperti plastik, karet dan kaleng. Bahan dibuat dengan cara menumpuk bahan kompos dengan panjang 3 m dan lebar 1,5 m. Usahakan tumpukan bahan kompos selalu dalam keadaan lembab dan tidak becek.

Cara lain, tumpukan bahan kompos yang telah didapatkan dilapisi dengan kapur atau abu dapur secara merata setebal 15 cm. Di atasnya diberi tanah yang dicampur pupuk kandang. Jika perlu tambahan pupuk urea tau ZA untuk mempercepat proses perombakan bahan kompos oleh jasad renik.

Pembuatan cara ini berjalan baik jika suhunya telah mencapai lebih kurang 60 derajat celcius kemudian mulai menurun setelah memasuki dua minggu dari saat pembuatan kompos. Jika suhu tetap dingin segera disiram dengan air sampai lembab dan balik-balik lapisan bawah ke atas agar suhu lebih merata.

Setelah berumur 2,5 bulan kompos telah masak dan berwarna kehitaman dengan perbandingan C/N mendekati 10-12. Perombakan atau dekomposisi yang terjadi dalam pembuatan kompos akibat aktivitas jasad renik adalah terjadinya penguraian hidrat arang (sellulosa, hemisellulosa danyang sejenis), lemak dan lilin, serta protein melalui perombakan amida-amida dan asam amino menjadi ammoniak (NH3), karbon dioksida (CO2), dan air (H2O).

Selanjutnya, terjadi pengikatan beberapa unsur hara di dalam tubuh jasad renik terutama nitrogen, fosfor, kalium, dan lain-lain yang akan terlepas kembali jika jasad renik mati sehingga menjadi tersedia bagi tanaman. 

Terjadinya perubahan tersebut dapat menyebabkan berat dan isi bahan organik menjadi berkurang. Untuk satu ton bahan organik diperoleh sekitar 0,4 ton kompos dengan kandungan hara cukup tinggi.

Penurunan C/N rasio kompos sampai di baha C/N rasio tanah lebih kurang 10 dapat menyebabkan kandungan hara dalam kompos menjadi cepat tersedian bagi tanaman. Apabila jumlah kompos sebanyak 0,4 ton (kandungan N 5,86%) maka unsur nitrogen yang tersedia bagi tanaman sebanyak 23,44 kg.

Pemberian kompos dapat memperbaiki struktur tanah, memperbesar daya tanah menyerap air dan mempertahankan kadar air tanah dalam kondisi kapasitas lapang. Selain itu, juga meningkatkan daya ikat tanah terhadap unsur hara sehingga tidak mudah tercuci oleh hujan.


Sumber : Ir. M. Hendarsin dan Drs. Srijono



No comments for "Manfaat pupuk organik"