Cara beternak ayam jawa super

Hampir desa di seluruh Indonesia terdapat peternakan ayam, terutama ayam lokal atau ayam kampung walaupun sebagai pengisi waktu luang atau pekerjaan sampingan. Cara beternak ayam jawa super semacam ini tidak hanya makan waktu dan menambah beban pekerjaan, tetapi hasilnya tidak seberapa.

Karena sebagai pekerjaan dalam pemberian makan, minum, kebersihan kandang dan pemberantasan hama dan penyakit sangat menyita waktu dan tenaga apalagi jika dalam waktu peternakan ayam tersebut tidak memilih bibit ayam unggul, makanan tidak pernah teratur, sehingga ayam tidak banyak mencarai sendiri di sekeliling rumah sehingga pertumbuhan ayam menjadi terhambat, minuman sangat kurang sehingga ayam minum air kotor.

Hal ini menyebabkan ayam mudah terserang penyakit. Kandang juga tidak ada tempat yang khusus bagi ayam untuk melindungi dirinya dari panas dan dingin atau hujan belum lagi adanya gangguan dari binatang buas, akhirnya ayam berkeliaran kesana kemari dan merusak kebun tanaman orang.

Akibat tidak adanya pemeliharaan secara khusus dan teratur maka produksi daging dan telur sangat rendah. Walaupun ayam sudah dewasa namun keadaan tetap tampak kecil. Maka perlu diatur bagaimana cara beternak ayam yang baik.

Sementara itu yang sudah berkembang dalam masyarakat di kalangan masyarakat adalah beternak ayam kampung atau ayam ras. Berawal dari itu maka perlu dibudidayakan adanya peternakan ayam dari hasil persilangan ayam kampung dengan ayam ras hasil persilangan dari itu akan menghasilkan ayam jawa super. Dengan teknik dan peternakan yang baik diharapkan memperoleh produksi yang super banyak produksi daging super berat dan menghasilkan super besar.

Jenis ayam ini sekarang lebih dikenal karena memiliki keunggulan-keunggulan dibanding ayam kampung maupun ayam ras. Keunggulan yang banyak dijumpai adalah jumlah telur banyak, pertumbuhan cepat, bobot lebih dari rata-rata ayam ras atau bukan ras, bahkan kotorannya dapat dijadikan sebagai pupuk dan bulunya bermanfaat sebagai bahan suttle cook, bahan lukisan mozaik dan kerajinan sulak.

Keuntungan beternak ayam jawa super adalah :

  1. Sebagai penghasil daging dan telur.
  2. Sebagai tambahan pendapatan.
  3. Mudah cara pemeliharaannya.
  4. Modal relatif mudah.
  5. Cepat berkembang dan tubuh.
  6. Dapat sebagai tabungan harian mingguan atau bulanan.

Jenis-Jenis Ayam

Jenis-jenis ayam di Indonesia ini dikenal ada 2 yaitu ayam ras yang berasal dari luar negeri atau ayam lokal atau bukan ras yang memang ayam asli Indonesia. Namun karena perkembangan sistem dan budaya beternak ayam di Indonesia, maka budayakan adanya hasil persilangan antara ayam ras dan lokal. Bertolak dari penjelasan di atas maka jenis ayam dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
  1. Ayam ras.
  2. Ayam bukan ras (buras).
  3. Ayam blesteran (super).
a. Ayam Ras
ayam ras


Ayam ras merupakan ayam yang didatangkan dari luar negeri karena itu dinamakan ayam negeri. Ayam jenis ini adalah jenis petelur dan pedaging. Untuk konsumsi lauk maka dikatakan sebagai ayam sayur. Adapun jenis ayam ras yang sudah masuk ke Indonesia adalah.

1. Ayam White Leghorn (WL)
bentuk ayam White Leghorn

Ayam ini termasuk kelas mediterania, yang berasal dari italia, ciri-cirinya adalah :
  • Ukuran badan kecil.
  • Warna bulu putih.
  • Jengger tunggal berwarna merah, untuk jantan jengger tegak, untuk betina jengger jatuh menyamping.
  • Kaki paruh kuning, sesudah dewasa memutih.
  • Tabiatnya gembira, aktif mencari makan, mudah terkejut.
  • Mulai bertelur umu 5-6 bulan, produksinya mulai 250-300 butir pertahun, kulit telur putih.
  • Kondisi ayam cepat dewasa dan tidak mempunyai sifat pengeram.
  • Ras WL mirip dengan ras minorca dari Spanyol cuma bedanya bulu cokelat kehitaman.
2. Ayam Rhode Islan Red (RIR)
jenis ayam red

Ayam ini termasuk kelas Amaricania yang asal-usulnya dari inggris, sampai ke dataran Amerika karena dibawa oleh imigran Inggris ke Amerika. Adapun ciri-cirinya yang pokok pada ayam RIR adalah sebagai cerikut.
  • Ukuran badannya sedang.
  • Tipe pedaging dan petelur.
  • Jengger tunggal merah.
  • Kaki dan paruh kuning kehijauan.
  • Bulu merah tua atau kecokelatan.
  • Tabiat tenang, dan gerak lambat.
  • Mulai bertelur umur 6-7 bulan, warna telur cokelat muda, produksi mulai 200-500 butir per tahun.
  • Ras RIR sama dengan ras newshampshir (NHR) dan Polly Mounth Rock (PRR).
3. Ayam jenis Australorp
ciri ayam Australorp

Ayam jenis ini termasuk kelas Inggris yang berasal dari Australia, keturunan dair jenis Orping tom black dari Inggris. Pada ciri umumnya sama dengan ciri jenis-jenis RIR hanya bedanya terdapat pada :
  • Bulu berwarna hitam kumbang atau mengkilat.
  • Produksi telur sekitar 200 butir per tahun.
  • Suka mengeram.

b. Ayam lokal atau bukan ras

Jenis ayam lokal atau bukan ras, biasa disebut ayam buras, merupakan ayam dalam negeri yang sejak lama telah diternak oleh masyarakat di pedesaan-pedesaan atau kampung-kampung. Oleh karena itu dengan jenis ini disebut juga ayam kampung, setiap jenis daerah memiliki ciri sendiri-sendiri, namanya pun diambil dan disesuaikan dari daerah penangkaran. Misal ayam jenis Kedu, ayam jenis jawa, ayam jenis Kalimantan, ayam jenis Balik dan sebagainya.

Tujuan dari pemeliharaan ayam pun berbeda, ada yang diambil telur dan daging, ada yang dijadikan ayam aduan, ada yang diambil bulunya atau dijadikan ayam hias. Misal ayam pelung di Kaumi karena kokoknya yang keras. Ayam kate dikagumi bentuknya yang mini dan berbulu indah, ayam bekisar dan sebagainya.

c. Ayam blester

Jenis ayam blester merupakan ayam hasil persilangan antara ayam ras dan ayam buras yang dikhususkan untuk meningkatkan produksi daging dan telur karena hasil produksi daging dan telurnya lebih banyak maka sering dikatakan ayam super.

Jenis persilangan tersebut bervariasi. Misalnya ayam jawa betia dan RIR, atau sebaliknya, hasil dari persilangan tersebut kita kawinkan lagi, maka pertumbuhannya akan membawa gen masing-masing induk dan pejantannya.

Ayam Jawa super biasanya diambil hasilnya berupa daging ayam jantan  dan telurnya dari ayam betina, oleh karena harus disilangkan jenis-jenis ayam yang memiliki keunggulan baik telur maupun dagingnya.


Pemilihan Bibit

Bibit yang diharapkan adalah hasil persilangan dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Calon pejantan
  • ayam harus sehat dan lincah.
  • tubuh tegap, gagah, dan tinggi besar.
  • bulu bersih mengkilap.
  • mata bulat jernih.
  • jengger dan pial berwarna kemerah-merahan.
  • kaki kuat dan besar.
  • umur antara 1 sampai 3 tahun.

b. Calon induk
  • ayam harus sehat dan lincah.
  • tubuh tegap, gagah, dan tinggi besar.
  • bulu bersih mengkilap.
  • jengger berwarna kemerah-merahan dan roboh menyamping.
  • memiliki kaki yang kuat.
  • muka segar jernih dan halus.
  • tulang pinggul basa besar dan lebar.
  • jarak tulang pinggul minimal tiga jari.
  • umur 6 bulan sampai 2 tahun.

c. Perbandingan jumlah pejantan dengan induk
  1. Paling sedikit 1 pejantan dewasa mengawini 1 sampai 15 induk.
  2. Paling ideal adalah 1 pejantan dengan 10 ekor induk.
  3. Ayam-ayam betina harus dijaga agar tetap berkumpul satu kandang dengan pejantan.
Karena tujuan beternak ayam jenis ini untuk diambil daging dan telurnya, maka perlu regenerasi melalui penetasan alamiah atau dengan cara mesin penetas. Untuk regenerasi perlu diambil ayam-ayam yang produksi tinggi, yang ciri-cirinya sebagai berikut:
  1. Jengger dan pial : lebar, kemerah-merahan hangat tampak bercahaya basah seperti lapisan lilin dan roboh menyamping.
  2. Kepala/muka : lebar lurus bersih.
  3. Mata : Bulat, cerah bercahaya.
  4. Dubur : lebar, basah, elastis, berwarna merah muda keputih-putihan.
  5. Perut : Halus penuh berisi dan elastis atau lunak.
  6. Kulit : tipis halus dan longgar.
  7. Bulu : padat lengkap dan mengkilap.
  8. Kaki : putih dan kuning.
Sifat-sifatnya :
  • Tingkah lakunya lincah ringan, suka berkotek, aktif mencari makan.
  • Lekas dewasa dan cepat bertelur.
  • Masa betelurnya lama (dalam 1 bulan bertelur antara 20 sampai 28 butir).
  • Bentuk badan panjang punggung halus tumbuh penuh dada lebar dalam.
  • Keadaan perut lunak, halus dan penuh.
  • Kaki dan paruh agak kecil, rata dan berwarna cerah pucat.
Hasil telur yang dijual atau dikomsumsi adalah telur pertama sampai ke 20 tiap satu periode bertelur, sedangkan telur ke 21 sampai terakhir dieramkan. Hasil penetasannya untuk regenerasi dan dijual.


Cara Pemeliharaan

Sepintas dalam dekade terakhir memelihara ayam, jenis apapun tidak menjadi daya tarik dalam kehidupan para peternak di pedesaan. Hal ini disebabkan oleh perasaan pesimis sebagai akibat ancaman penyakit tetelo dan flu burung, namun hal itu sebetulnya janganlah menjadi kendala untuk tetap beternak ayam.

Karena penanganan pencegahan sudah dipahami bagi setiap peternak, baik dengan obat-obatan tradisional maupun kimiawi. Beberapa cara pemeliharaan ayam Jawa Super berdasarkan pengalaman dijumpai penulisan adalah sebagai berikut :

A. Pemeliharaan Cara Alamiah
  1. Ayam dipelihara dengan cara dilepas begitu saja di pekarangan sekitar rumah untuk mencari makan sendiri.
  2. Sarang untuk induk bertelur dibuat mengerucut ke bawah agar daya tetas telur yang dierami tinggi dan tempatnya di pojok-pojok rumah dapur atau bangunan kandang.
  3. Induk ayam bertelur 3 kali/periode dalam setahun rata-rata 28 butir telur setiap periode bertelur.
  4. Biasanya peternak hanya mengeramkan 10 butir telur, selebihnya dijual atau dikomsumsi.
  5. Setiap induk ayam menghasilkan sekitar 84 butir telur setahun dengan hasil penetasan antara 15 sampai 24 ekor anak ayam petelur.
  6. Cara pemeliharaan ini, kerusakan telur cukup tinggi, misalnya karena pecah, dimakan hama dan sebagainya. Kematian anak ayam juga tergolong tinggi oleh berbagai sebab, seperti serangan tetelo, serangan binatang buas, kedinginan dan kecelakaan. Kematian anak ayam kandang mendekati 50% bahkan lebih, sehingga yang selamat sampai besar menjadi hanya sedikit.

B. Pemeliharaan Cara Sederhana
  1. Cara ini lebih kepada cara alamiah, hanya bedanya perlu ada kandang khusus untuk istirahat dan pengalaman di waktu malam hari serta di tempat bertelur. Induk ayam yang baru menetas dan anaknya dipelihara dalam satu kelompok dan diberi makan minum kurang lebih selama dua minggu sambil menunggu anak ayam berbulu lengkap dan kuat kondisi badannya. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil tingkat kematian.
  2. Dengan cara ini ayam dapat selamat dewasa sampai sekitar 75-90%.
  3. Induk ayam dibiarkan mengerami telurnya dan mengasuh anaknya dalam satu tahun, masa bertelurnya 3 kali.
  4. Dengan jumlah telur yang dieramkannya 10 butir setiap kali masa bertelur dan resiko kematian kecil dalam satu tahun. Setiap ekor untuk anak ayam akan menghasilkan ayam siap potong atau siap jual sekitar 30 butir.

C. Pemeliharaan Cara Semi Intensif
  1. Caranya sama dengan pemeliharaan pada cara sederhana, perbedaannya adalah induk tidak mengsuh anaknya tetapi begitu penetasan anak ayam dipisahkan dari induknya dan dipelihara atau dengan induk buatan selama kuran lebih satu bulan.
  2. Induk buatan berupa kurungan kerucut terbuat dari seng dengan penghangat bahan lampu. Selama dalam kandang induk ayam buatan anak ayam sudah kuat dan besar serta bisa mencari makan sendiri di alam bebas.
  3. Induk ayam sebagai penetas diamankan paling tidak 3 hari sekali dan dalam waktu seminggu di kandang sendiri dan diberi makan dan minum yang bergizi.
  4. Setelah seminggu dalam karantina, induk ayam dicampur dengan penjantan agar kawin lagi.
  5. Dengan cara ini induk ayam akan cepat bertelur lagi, sehingga 1 tahun dapat bertelur 5 kali berarti tiap induk per tahun menghasilkan 20-28 telur. Jika dieramkan antara 8-19 ekor = 40-50 ekor.

D. Pemeliharaan Cara Intensif
  1. Ayam dipelihara dalam kandang atau taman yang dipagar keliling dan tidak dibiarkan agar tidak lepas mencari makan.
  2. Ayam diberi makan campur konsentrat, dedak dan jagung dalam perbandingan tertentu.
  3. Cara seperti ini lebih banyak membutuhkan modal dan menyita waktu untuk memberi makan dan minum.
  4. Ayam dapat dipelihara dalam jumlah besar.
  5. Biaya produksi, seperti makanan obat-obatan dan kadang-kadang cukup besar.
  6. Tanah untuk kandang dan pemeliharaan harus tersedian khusus.
  7. Untung dan ruginya tergantung pada perimbangan biaya produksi dan harga jual.
  8. Cara pemisahan telur komsumsi dan telur untuk tetas.
Dalam setiap perteluran, ayam yang bergizi baik akan bertelur sekitar 20-28 butir maka dapat ditelurkan bahwa telur keluaran pertama diambil dan dijual atau dikomsumsi, sedangkan telur yang ke 21-28 selebihnya dieramkan untuk ditetaskan.

Pembibitan Ayam Jawa Super ini sebaiknya dengan cara dierami induknya agar naluri mengerami induknya dapat ditiru anaknya. Sehingga jika dijadikan bibit akan siap mengerami telurnya.


Pembuatan kandangan

Pembuatan kandang sebaiknya ditinjau dan berbagai segi teknis estitis, bentuk. Kesehatan dan lain-lain. Namun, yang penting di dalam membangun kandang tidak lepas dari fungsi kandang yaitu sebagai .
  • Perlindungan ayam dari bahaya.
  • Perlindungan dari panas, dingin, hujan.
Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan prinsip dan kebutuhan kandang.

A. Prinsip-prinsip pembuatan kandang
1. Kontruksi kandang harus serasi dan ada
  • Alat, baik yang ada di dalam kandang maupun yang ada di luar dapat dengan mudah dibersihkan. Cepat dikerjakan dan tidak mengganggu tata laksana.
  • Vertilasi, harus cukup. Adanya peredaran udara segar dari luar ke dalam kandang akan menghindari udara lembab yang disebabkan oleh penguapan air yang berasal dari kotoran dan pernapasan ayam serta mengeluarkan gas yang timbul di dalam kandang.
  • Dinding bagian harus terbuka, dibuat dari kawat kota atau bila-bila bambu. Pada sisi depan bagian bawah harus dibuatkan kisi-kisi dari kayu atau bilah-bilah bambu yang tingginya 30 cm dan lebar 5 cm supaya kepala atau leher ayam dapat keluar atau mematuk makanan yang ada di luar.
  • Cahaya matahari dapat masuk ke dalam kandang sebanyak mungkin pada waktu pagi hari maka kandang harus menghadap ke timur.
  • Ukuran luar kandang memadai dan mencukupi kebutuhan gerak ayam LM2 untuk maksimal 4 ekor.
  • Alas kandang terbuat dari tanah atau semen yang ditutup dengan campuran pasir kering sekam dan kapur. Dengan perbandingan 3:2:1 dengan ketebalan sekitar 20 cm.
2. Tempat Kandang
Untuk mendirikan kandang harus dipilih tempat:
  • Yang tertinggi antarkomplek atau lingkungan peternakan itu, dengan maksud supaya tempat tersebut selalu ada dalam keadaan kering pada waktu hujan, ait dapat mengalir, dan mengering.
  • Yang jauh dari gudang makanan yang selalu didatangi tikus atau jauh dari bangunan yang mengganggu keleluasaan gerak ayam.
  • Yang dapat sewaktu-waktu diperluas.
3. Alat-alat dalam kandang
a. Tempat makanan dan minuman
  • Bahan bisa berasal dari plastik, kayu atau bambu dan mudah dibersihkan.
  • Tempat makanan ditaruh di luar supaya tidak mengotori dan membasahi lantai.
  • Semua pelayanan dapat dilakukan dari luar dengan baik dan tidak mengganggu ayam.
b. Sarang tempat bertelur
Sarang tempat bertelur terbuat dari kotak kayu yang diberi jerami kering atau serutan bambu, sarang sebaiknya ditaruh di belakang kandang supaya mudah diambil dari luar lewat belakang.

c. Tempat bertengger
Tempat bertengger berupa sebatang tongkat bulat yang bergaris tengah sekitar 5 cm selebar 5 cm. Dan tebal 5 cm jarak satu dengan yang lain 30-35 cm. Dan tinggi dari atas 80-100 cm.

d. Selimut
Pada musim dingin dan pada musim penghujan kandang harus dibuatkan selimut penutup. Dari lembaran goni dan plastik untuk menahan hawa dingin dan terpaan angin hujan ini diusahakan menyeluruh sekeliling kandang, sedangkan bagian depan cukup 2/3 bagian bawah ke atas.


B. Bentuk kandang

1. Bentuk ren 
model bentuk kandang ren

yaitu kandang yang mempunyai halaman pengumbaran sehingga ayam dapat bergerak leluasa. bebas bentuk ini memerlukan lahan yang agak luas.

2. Bentuk postal
model kandang postal

Bentuk postal yaitu bagunan kandang yang tidak memiliki halaman pengumbaran, ayam tidak dilepas tetapi selalu berada di dalam kandang maka harus memenuhi syarat:
  • lahan harus ada penutup dari pasir, sekam dan kapur.
  • lantai harus selalu kering.
  • perlu penggantian bahan penutup sekitarnya sudah terlalu banyak kotoran.
3. Bentuk kandang battery
conoto kandang battery

Bentuk bettery yaitu bangunan kandang yang berbentuk rumah sangkar berderat-deret menyerupai bettery dan memiliki ruangan yang hanya dapat menampung seekor ayam dengan ukuran kotak 40 x 40 x 45 cm. Semua kandang dibuat seragam berderet dan bersap. Bentuk semacam ini cocok untuk peternakan yang dikota-kota karena tempat yang relatif sempit.


Makanan Ayam

Sebagai peternakan ayam harus mengetahui jenis dan fungsi makanan, oleh karena itu kita harus mengetahui makanan bermutu dan bergizi bagi ayam, dengan perhitungan gizi makan yang tepat untuk itu kita harus mengetahui makanan yang dibutuhkan dan teknik pembuatan ransum ayam.

A. Makanan yang dibutuhkan ayam

1. Makanan sumber energi 
Makanan sumber energi ialah makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan lemak, makanan ini dibutuhkan ayam untuk menimbulkan tenaga dan kekuatan sumber energi dapat diperoleh dari :
  • jagung, beras, gandum, singkong.
  • kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, kedelai.
  • dedak (bekatul) halus, tepung ikan dan tepung daging.
2. Makanan sumber pembangun
Makanan sumber pembangun adalah makanan yang banyak mengandung zat protein dan mineral. Makanan ini dibutuhkan untuk pertumbuhan atau perkembangan ayam, menjadikan tulang besar, urat-urat, daging dan kulit, dan berproduksi makanan jenis ini diperoleh dari :
  • Tepung daging, tepung ikan, tepung udang, susu daging keong/bekicot, siput, kerang, cacing.
  • Kacang tanah, kacang hijau, kacang panjang, kacang koro.
  • Tepung tulang, kulit kerang, kulit siput bekicot.
  • Garam dapur, karang, batu kapur, garam kapur.
  • Mineral mangan.
3. Makanan sumber vitamin
Makanan sumber vitamin untuk mengatur dalam tubuh, mempertahankan kesehatan tubuh, meningkatkan produksi. Makanan ini dapat diperoleh dari apotek atau banyak campuran sayuran atau hijau-hijauan.

4. Air
Air merupakan unsu penting karena tubuh ayam terdiri kurang lebih 60% berupa cairan. Fungsi air adalah sebagai berikut :
  • Untuk melancarkan makanan dalam proses pencernaan.
  • Untuk membawa semua bahan makanan.
  • Untuk mengatur suhu badan ayam.
  • Untuk menyerap (membuang) zat-zat di dalam tubuh yang tidak berguna. Oleh karena itu pemberian minum setiap 10-20 menit sekali.

B. Pembuatan ransum ayam

Ransum ialah makanan ayam yang terdiri dari satu atau lebih bahan makanan untuk kebutuhan sehari-hari. Ransum dikatakan bermutu (sempurna), apabila, mengandung semua zat yang diperlukan ayam karena setiap peternak mengharapkan hasil yang besar, maka dalam pemberian ransum tidak asal-asalan.

Untuk kelompok ayam dari umur tertentu dan diternakan untuk tujuan tertentu pula sehingga ramuan ada yang khusus untuk anak ayam, ayam petelur, ayam pedaging, maupun ayam bibit, yang masing-masing kadar proteinnya tidak sama. Berikut ini data kandungan gizi untuk setiap fase ayam.
  1. Phase I umur 1-1,5 bulan kadar protein yang diperlukan lebih kurang 18-22%.
  2. Phase II umur 1,5-3 bulan kadar protein yang diperlukan  lebih kurang 16-18%.
  3. Phase III umur 3-6 bulan kadar protein yang diperlukan lebih kurang 15-16%.
Cara menghitung kadar protein :

1. Untuk ayam phase I
  1. jagung 20 kg = 25/100 x 7,1 % = 1,775%
  2. bungkil kelapa 20 kg = 20/100 x 16,8% = 3,360%
  3. dedak halus 10 kg = 10/100 x 6,9% = 0,690%
  4. tepung ikan 10 kg = 10/100 x 43,2% = 4,320%
  5. kacang hijau 5 kg = 5/100 x 19,8% = 0,990%
  6. kedelai 30 kg = 30/100 x 32,8% = 9,9840%
Jumlah makanan tepung 100 mengandung protein 20,975%.

2. Untuk anak ayam phase II
  1. katul 25 kg = 40/100 x 7,9% = 3,16%
  2. kacang panjang 40 kg = 10/100 x 7,1% = 0,71 %
  3. jagung 10 kg = 10/100 x 7,1% = 0,71%
  4. tepung ikan 10 kg = 10/100 x 53,3% = 5,33%
Jumlah makanan tepung 100 mengandung protein 16,96%.

3. Untuk anak ayam phase III atau ayam dewasa
  1. Jagung 30 kg = 30/100 x 7,1% = 2,13%
  2. katul 40 kg =40/100 x 7,9% = 3,16%
  3. kedelai 10 kg = 10/100 x 3,28% = 3,28%
  4. kacang hijau 10 kg = 10/100 x 19,8 =1,98%
  5. tepung ikan 10 kg = 10/100 x 53,3%=5,33%
Jumlah tepung 100 mengandung protein 15,88%

Cara untuk mencari hidrat arang, lemak, sama seperti pada protein tersebut di atas. Agar supaya dapat menghitung kadar zat-zat makanan yang dimaksud, di bawah ini diberikan suatu daftar.
  1. Jagung protein 7,1% lemak 42%, martabat pati 81%.
  2. Dedak halus 6,4 lemak 4,9%, martabat pati 81%.
  3. Bekatul (pabrik) protein 7,9 %, lemak 2,9%, martabat pati 79%.
  4. Dedak jagung protein 5,7%, lemak 7%, martabat pati 68%.
  5. Tepung gaplek protein 2,1%, lemak 1%, martabat pati 81%.
  6. Kedelai protein 32,8%, lemak 14,4%, martabat pati 84%.
  7. Kacang hijau protein 19,8%, lemak 1,2%, martabat pari 71%.
  8. Kacang tanah protein 27,1%, lemak 47,7%, martabat pati 140%.
  9. Kacang pancang protein 19,4%, lemak 1,5%, martabat pati 80%.
  10. Bungkil kelapa protein 16,8%, lemak 9,6%, martabat pati 81%.
  11. Ampas tahu basah protein 4,25%, lemak 1,5%, martabat pati 13%.
  12. Ampas tahu kering protein 22,3, lemak 6,6%, martabat pati 62%.
  13. Tepung daging protein 73,7%, lemak 11,3%, martabat pati 94%.
  14. Tepung ikan protein 53,3%, lemak 8,1%, martabat pati 61%.
  15. Tepung ikan kecil-kecil protein 43,2%, lemak 8,4%, martabat pati 61%.
  16. Tepung udang dengan kulit protein 32,5%, lemak 2,7%, martabat pati 26%.
  17. Tepung udang tak berkulit protein 60%, lemak 3%, martabat pati 45%.
Kenapa kebutuhan protein tidak sama? Hal ini perlu dikemukakan di sini, bahwa kebutuhan anak ayam akan protein secara praktis dapat dibagi secara 3 phase :

1. Phase hidup pertama
Yakni umur 0-1,5 bulan, anak ayam sangat cepat pertumbuhannya, oleh karena itu anak ayam memerlukan sangat banyak protein. Makanan yang diperoleh semasa phase hidup pertama ini perlu mengandung protein yang dapat dicerna lebih kurang 20% (18-22% atau dengan perbandingan antara pr.dd : mp)= 1 : 4.

2. Phase hidup kedua
Yakni setelah anak ayam melewati umur 1,5-3 bulan, kecepatan pertumbuhan sudah agak mundur. Pada phase ini makanannya cukup mengandung lebih kurang 17% (16-18) protein. Imbangan protein yand dapat dicerna dengan martabat pati (pr.dd:MP) = 1 : 5.

3. Phase hidup ketiga
Setelah anak ayam berumur 3-6 bulan, kecepatan pertumbuhan badan sudah jauh berkurang. Maka kadar protein seluruh ransum diturunkan secara berangsur-angsur, sehingga pada saat ayam betina mulai hendak bertelur, kira-kira umur enam bulan, makanan hanya mengandung 15-16 protein. Imbangan pr.dd: Mp = 1 : 6.

Setelah ayam umur enam bulan dan seterusnya yang digunakan sebagai ayam petelur harus mendapatkan kadar protein lebih kurang 15%. Sedangkan untuk ayam betina maupun ayam jantan yang akan dipotong cukup diberi kadar protein jauh lebih rendah. Yakni 12 % dengan imbangan pr.dd : MP = 1 : 8.

Di samping makanan maka perlu ditmbahkan dengan vitamin B kompleks (B1,B2,B6,B12) vitamin A, D yang berupa minyak, sebanyak 2% dari makanan halus diberikan selama satu bulan.
  • Mineral, diberikan pada campuran makan halus.
  • Hijauan diberikan mulai umur satu minggu diberikan dalam bentuk cincangan halus seperti bayam, selada, kecambah. Dapat ditambah campuran vitamin dan antibiotika.
Pada umur 1,5- 6 bulan. Di samping makan tepung perlu ditambah hijauan dan mineral. Pada umur 6 bulan ke atas:
  1. Di samping makanan di atas perlu ditambah : hijauan yang diberikan sehari sekali, sekitar jam 09.00 - 10.00 siang. Girit atau mineral.
  2. Untuk ayam petelur perlu diperhatikan : Untuk jenis ringan leghorn makanan cukup diberikan sebanyak 100 gram. Untuk jenis sedang seperti RIR diberikan 120 gram. Kurangi agar ayam tidak terlalu gemuk ayam yang terlalu gemuk tidak akan banyak telurnya.


Pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit

A. Vaksinasi

Vaksinasi pada ayam ialah menanamkan bibit penyakit yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh ayam agar kebat terhadap penyakit tertentu. Vaksinasi pada ayam dilakukan pada ayam petelur dengan ketentuan sebagai berikut:
  1. Pada umur 4 hari diberikan vaksinasi NCD.
  2. Pada umur 7 hari diberikan vaksin caca, hal ini dika diperlukan jika pada umur ini dipandang belum perlu, maka vaksin cacar diberikan pada ayam umur 8-109 minggu.
  3. Pada umur 28 hari, vaksin dilakukan pada setiap 2 bulan sekali.
Vaksinasi dapat dilakukan dengan beberapa cara :
  • melalui tetes mata.
  • melalui tetes hidung.
  • melalui air minum.
  • melalui injeksi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila kita melakukan vaksinasi melalui air minum, antara lain sebagai berikut :
  1. Kosongkan air minum satu jam sebelum melakukan vaksinasi.
  2. Bersihkan tempat air minum dari segala kotoran tetapi jangan gunakan bahan-bahan sanitasi, kalau perlu gunakan air panas dalam pembersihan.
  3. Pakailah air bersih. Siapkan empat pencampuran vaksin, pada ember plastik yang cukup besar yang telah dibersihkan.
  4. Membuat laruan skim milk. Larutan skim milk dengan melarutkan 50 gram liter air bersih ke dalam larutan tersebut. Ke dalam 20 liter larutan tersebut campurkan ke dalam 1.000 dosis vaksin (1 dosis vaksin dapat kita ketahui waktu kita membelinya). Penambahan skim milk tersebut berguna untuk menetralisir bahan-bahan sanitasi yang mungkin masih tertingal dalam ember atau air, yang mana dapt menurunkan daya kerja dari vaksin yang bersangkutan.
  5. Penyimpangan penggunaan vaksin. Simpanlah vaksin pada suhu yang dianjurkan (dalam botol, hindarkan dari panas matahari langsung. Jangan gunakan vaksin-vaksin yang sudah kadaluarsa. Berikan pada dosis yang telah dianjurkan. Bakarlah semua bekas tempat vaksi.
  6. Berikan tempat minum yang cukup, sehingga memungkinkan ayam-ayam tersebut untuk meminumnya dengan leluasa tanpa berebut.
  7. Apabila semua air yang mengandung vaksin tersebut sudah habis diminum, tambahkan segera air minum yang masih segar.
  8. Lakukan pencatatan mengenai jenis vaksin, tanggal vaksinasi maupun vaksin yang dipergunakan.

B. Penyakit, pencegahan, dan pengobatan

Kita sebagai pemelihara ayam sebaiknya mengenal berbagai penyakit, paling tidak sifat-sifat umum diaripada penyakit ayam dan mengetahui juga tindakan penegahannya serta pengobatannya. Penyakit ayam itu bermacam-macam:
  1. Penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin.
  2. Penyakit menular.
  3. Penyakit oleh sebab lain.
1. Penyakit kekurangan vitamin.

a. Penyakit gila ayam
Penyebab : kekurangan vitamin E.
Gejalanya : Jatuh-jatuh ke samping, gerakannya berputar.
Keterangan : penyakit ini banyak terdapat pada anak ayam umur 2-5 minggu.

b. Darmatis
Penyebab : Kekurangan vitamin B6.
Gejalanya : pada sudut mulut timbul keruping-keruping, pada jari dan kaki timbul kutil.
Pencegahan : diberi makanan yang banyak mengandung vitamin B6.

c. Jari berkait
Penyebab : Kekurangan vitamin B2.
Gejalanya : Anak ayam lumpuh jari melengkung.
Pencegahannya : makanan harus banyak mengandung vitamin B2.

d. Rachitis
Penyebab : Kekurangan D3 atau susunan zat kapur dan phospor yang tidak seimbang pada makanan anak-anak ayam.
Gejalanya : Pada anak ayam tulang kai, tulang dada bengkok pertumbuhannya sangat lambat.
Pencegahan : Anak ayam dijemur tiap hari, guna mendapatkan sinar ultra violet, diberi minyak ikan 2% sesudah umur 1 minggu sampai umur 1,5 bulan.

e. Perosos
Penyebab : Kekurangan vitamin E.
Gejala : Kelumpuhan.
Pencegahan : Diberi makan yang mengandung unsur tersebtu.

2. Penyakit menular

Beberapa penyakit menular berdasar penyebabnya ialah :
  • Penyakit virus : NCD, bronchitis, vavar, CRD, (gangguan pernapasan).
  • Penyakit bacteri : Pullorum, Coryza, kolera.
  • Penyakit parasit : Kutu, cacing.
a. NCD (New Castle Deseace

Penyakit NCD ini juga di kenal sebagai penyakit pes, ayam, tetelo, piliren. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang amat membahayakan, yang pertama kali terdapat di New Castle di Inggris pada tahun 1926, maka penyakit ini disebut termasuk Indonesia. NCD merajalela pada masa peralihan, dari musim kemarau kepada musim penhujan maupun sebaliknya.

Penyebab virus.

Virus ini berada pada otak, limpa, paru-paru, darah dan mudah tumbuh dalam telur yang dierami. 

Penularan: Penyebab virus cepat sekali, yaitu pada kontak lansung pada ayam yang sakit, ransuman, udara, air, tikus, burung gereja, tekukur, merpati, sipemelihara, para tamu dan lain-lain.

Gejala :
  1. Tingkat permulaan : lesu, nafsu makan tidak ada, mengantuk, kepala tundukan, kotoran menjadi putih dan padat, bulu berdiri.
  2. Jengger pucat, cuping dan pial menjadi biru.
  3. Tembolok penuh dan membesar.
  4. Pada mulut berlendir dan berbau.
  5. Sukar bernapas, bersin dan batuk-batuk.
  6. Gejala syaraf : tubuh gemetar, lumpuh, berputar-putar, berjalan mundur, leher terluka.
Penjegahan :
  1. Ayam-ayam yang sakit dipindahkan dari kawasan.
  2. Kebersihan kandang, termasuk alat dalam kandang, setiap bulan kandang dapat disemprot dengan anti germ 50.
  3. Vaksinasi tertentu dan teratur.

Vaksinasi dan pelaksanaannya

1. Vaksin NCD aktif Strain F
  • Umur 10 hari, vaksin dengan NCD aktif strain F pelaksanaannya, diteteskan pada mata atau mulut.

Dosis :
  • Umur 1 hari sampai 1 bulan 1 tetes di mata, atau 2 tetes di mulut.
  • umur 2 bulan : 3 tetes di mulut.
  • umur 3 bulan : 4 tetes di mulut.
  • umur 4 bulan : 4 tetes di mulut.
  • umur 5 bulan : 5 tetes di mulut.

2. Vaksin NCD aktif stran komarov
  • Umur 3 bulan, divaksin dengan NCD aktif stran komarov, pelaksanaanya, disuntikan ke dalam daging (paha atau dada).

Dosis :
  • Umur 1 bulan sampai 3 bulan : 0,5 dosis = 0,5 cc.
  • umur 3 bulan ke atas : 1 dosis = 1 cc.
  • Kekebalan enam bulan.
Keterangan : sebaiknya, sebelum umur enam minggu divaksin dengan NCD aktif strin F dahulu baru sesudah 3 bulan divaksin dengan stran komorov.

3. Vaksin NCD In Aktif
  • Kalau yang di vaksin hanya sedikit, sebaiknya menggunakan vaksin NCD in aktif. 
  • Umur mulai 1 bulan.
Dosis :
  • umur 1-2 bulan : 1/4 cc.
  • umur 2-3 bulan : 1/2 cc.
  • umur 3 bulan keatas : 1 cc.
Keterangan : Vaksin NCD in aktif cukup disimpan ditempat yang teduh tidak terkena sinar matahari secara langsung. Lain halnya dengan NCD aktif yang harus disimpan pada temperatur almari es, dan sisanya tidak dapat dipakai atau disimpan.

b. Bronchitis
Bronchitis adalah penyakit pernapasan yang mudah menular, dan menyerang ayam pada segala umur, tapi yang sering terjadi adalah pada anak ayam pada umur 3-4 minggu pada dara muda.

Penyebab virus :
Penularan lewat udara, debu, makanan, minuman.

Gejalanya :
  • Keluar lendir dari hidung, bersin-bersin, waktu bernafas berbunyi mencicit.
  • Kulit telur kasar, bentuknya tidak normal, mutu isi telur buruk, produksi menurun, kesemua ini akibat pada gangguan pertukaran zat kalsium.
Pencegahan : memisahkan ayam yang sakit dari kawasan.

Vaksinasi

Pengobatan : belum ada yang mujarab, tetapi yang mungkin dilakukan yaitu meningkatkan temperatur mungkin dilakukan yaitu meningkatkan temperatur dalam kandang, mencegah angin langsung, ventilasi harus baik.

c. CRD (Cronic Respiratory Desease) = radar pernapasan kronis

Penyakit radang pernapasan ini sulit dibedakan dari penyakit Coryza, karena keduanya dapat bercampur dan menyerang sekaligus, pada ayam segala umur, Apabila penyakit ini bercampur dengan virus-virus tetelo, Bronchitis atau bakteri, maka penyakit ini disebut penyakit kantung udara, atau kompilasi CRD. Penyakit ini sukar menular tapi lambat hilangnya.

Penyebab :
PPLO (pleuropneumonia like organism)

Penularan :
  1. lewat telur bibit.
  2. kontak langsung dengan ayam yang sakit.
  3. lewat air minum, makanan, udara alat-alat kandang, pada saat daya tahan menurun akibat stres.
Gejalanya :
  1. Nafsu makan berkurang, batuk-batuk kepada di guncang-guncangkan, bersin keluar lendir dari hidung.
  2. Ayam menjadi kurus produksi telur menurun.
Pencegahan :
  1. Ayam-ayam yang sakit dipisahkan dari kawasan.
  2. Kandang disemprot dengan Antigerm 50.
  3. Jangan mencampur ayam yang berbeda umur dalam satu kelompok.
Pengobatan :
  1. Langsung dalam mulut : Tetrachorina capsule.
  2. Per makanan : TM 10, Aurofac, dosis penyembuhan.

d. Cacar

Cacar yang sering menyerang ternak ayam yang dipelihara pada kandang yang basah dan kotor, serta makanan yang tidak sempurna. Misalnya kurang mengandung antiotica yang dapat mencegah berbagai macam penyakit.

Penyakit ini ada dua bentuk, yakni :
terdapat banyak sekali bintik-bintik kemerahan pada jengger, pial, dan muka.

e. Bentuk tenggorokan (diptheri)

Cacar yang menyerang pada selaput lendir lidah dan batang tenggorokan, sehingga terdapat selaput semu yang berwarna kuning yang sangat lekat, apabila di lepas akan berdarah. Karena ayam yang bersangkutan jalan pernapasannya tersumbat, maka ayam selalu terengah-engah sebagai ciri diptheri.

Penyebab virus

Penularan :
  1. Kontak lansung dengan ayam yang sakit.
  2. Lalat dan nyamuk.
  3. Lewat makanan air minum dan udara.
Gejalanya :
  1. Mula-mula kulit yang terserang tampak bintil-bintil merah kecil, kemudian bertambah menjadi besar dan berwarna kekuning-kuningan yang akhirnya menjadi gelap tua.
  2. Keluar cairan dari mata dan hidung.
  3. Selaput lendir di mulut atau tenggorokan menjadi pecah-pecah dan timbul selaput kuning, pernapasan sesak.
  4. Nafsu makan menurun, produksi telur merosot dan ayam menjadi kurus.
Pencegahan :
  1. Memisahkan ayam yang sakit dari kawasan.
  2. Vaksinasi.
Pengobatan :
  1. Keruping di lepas, kemudian di yodium 2%.
  2. Teraplex satu capsul per ekor/hari.
  3. Pencilin Zalf.

f. Pulloroum mencret putih pada anak ayam

Penyebab :
Bakteri salmonella pullorum

Penularan :
  1. Melalui telur tetas dari babon yang sakit.
  2. Kontak langsung dengan telur yang sakit.
  3. Melalui alat-alat dalam kandang, kotoran binatang, tamu yang kena infeksi pullorum.
Gejalanya :
  1. Mencret, berlendir, bercampur butir-butiran putih, disekitar pantat kotoran kering, berwarna putih, dan seolah-oleh tertutup.
  2. Nafsu makan menurun, haus , lesu, merasa kedinginan, dan selalu mencari tempat yang panas.
  3. Kematian umumnya terjadi setelah seminggu setelah telur menetas.
Pencegahan :
  1. Memisahkan ayam yang sakit dari kawasan.
  2. Menjaga kebersihan kandang.
Pengobatan :

Bagi ternak yang sudah terlanjur terserang sulit diobati.

g. Coryza/pilek/influenza/snot

Cocyza termasuk penyakit pernapasan, yang disebabkan perubahan cuaca, kontruksi atau letak kandang makan yang tidak sempurna.

Penyebab :
Virus dan bakteri.

Penularan :
  1. Kontak langsung dengan yang sakit.
  2. Lewat makanan, air minum, udara.
Gejalanya :
  1. Dari mata dan hidung keluar lendir yang mengental.
  2. Sukar bernapas, mulut keluar terbuka, mengorok.
  3. Nafsu makan berkurang, produksi telur berkurang.
  4. Kepala sering diguncang-guncang untuk mengeluarkan lendir.
Pencegahan :
  1. Mengasingkan ayam yang sakit.
  2. Menjaga kebersihan kadang, tidak lembab dan longgar.
  3. Makanan ditambah TM 10, Aurofac.
Pengobatan :
  1. Langsung dalam mulut, Tetrachorina capcule.
  2. Injeksi, Terramycin Inj/T, Mycin/Tk mycin.
  3. Trisulfa.

h. Kolera (mencret menerus)

Penyakit ini ada yang akut yang menyebabkan kematian tiba-tiba dan ada yang kronis.

Penyebab :
Bakteri pasteurella Multocida.

Penularan :
  1. Kontak lansung dengan yang sakit.
  2. Lewat makanan dan minuman, alat-alat dalam kandang dan si pemelihara.
Gejala yang akut :
  1. Lesu, bulu kusut, isi perut lunak, kotoran encer kekuning-kuningan, kemudian merah coklat, dan akhirnya kehijauan.
  2. Jengger dan pial dan muka menjadi biru.
  3. Ayam erenga-engah, kaku dan kemudian mati.
Gejala yang klinis :
  1. Menderita sakit yang lama, pucat atau kurus, pial bengkok, dan panas.
  2. Setelah tampak sembuh sakit kembali.
Pencegahan :
  1. Kandang harus selalu bersih, disemprot dengan anti germ 50.
  2. Memisahkan ayam yang sakit dari kawasan.
  3. Ayam yang mati segera dikubur.
Pengobatan :
  1. Langsung dalam mulut.
  2. Tetrachorinacapsule.
  3. Injeksi, Terramcycin, Noxal, Sulmet, Sulqnox.

i. Coccidiosis (mencret darah)

Mencret darah ialah penyakit akibat serangan binatang bersel satu (protozoa) yang merusak dinding usus dan alat pencernaan lainnya, sehingga berdarah. Ayam yang terserang biasanya anak ayam umur 1-5 minggu. Biasanya penyakit ini timbul pada musim kemarau.

Penyebab :
Protozoa (binatang bersel satu), Coccidia.

Penularan :
  1. Lawat makanan, air minum, alat-alat perlengkapan yang sudah dikotori ayam penyakit.
  2. Lewat pembawa-pembawa penyakit-penyakit (carrier) seperti, kutu, serangga, tikus, unggas, lainnya.
Gejala :
  1. Jengger dan pial pucat.
  2. Lesu, mengantuk, kurang bergerak, berjongkok.
  3. Bulu kasar atau berdiri, sayap menggantung.
  4. Lubang kotoran tidak bersih, kotoran berdarah.
  5. Mata tertutup.
  6. Anak-anak ayam berkelompok di sudut.
  7. Nafsu makan berkurang.
  8. Pada yang dewasa produksi telur menurun.
Pencegahan :
  1. Memisahkan ayam yang sakit pada kawasan.
  2. Coccidiostat (anti coccidiosis). Dalam air minum, Sui Q-Nox Trisulfa, Agribon, Dalam makanan, TM 10, Aurofac.
Pengobatan :
  1. Langsung pada mulut, Tetrachorina Capsule.
  2. Injeksi, Sulfa strong.
  3. Dalam air minum, Noxal, Sul- qnox, Trisulfa, Zuco, Tablet, dosis pengobatan.

j. Blu comb

Penyebab : belum diketahui dengan pasti.

Penularan :

Penyebab penyakit sangat sedikit yang diketahui rupanya penyakit ini menular, akan tetapi kadang-kadang tak menjalar ke tempat lain.

Gejalanya :
  1. Nafsu makan berkurang, dan produksi menurun.
  2. Kotoran encer, atau mencret berwarna putih dan sangat berbau.
  3. Jengger dan pial menjadi biru tua.
Pengobatan :
  1. Lansung dalam mutul, Tetracycline capsule.
  2. Injeksi, Terramycin, Tmycin.
  3. Permakan, TM 10, Aurofac, Aureomycyn Poultry Formula.
  4. Per air minum, Coridrol, Dodecal,Aureomycin sol powder.

k. Parasit dalam dan luar

Ayam biasa mudah diserang parasit-parasit, baik parasit luar maupun parasit dalam. Akan tetapi tidak semua parasit tidak membahayakan bagi ternak ayam, Oleh karena itu di sini hanya dijelaskan jenis-jenis parasit yang umum menyerang pada ternak ayam yang perlu dicegah dan diberantas.

1. Parasit luar seperti kutu dan tuna

Parasit luar yang banyak terdapat pada ternak dan membahayakan adalah kutu dan tuna. Karena parasit ini menghisap darah maka merekapun dapat memindahkan penyakit-penyakit tertentu, misalnya, kolera, NCD, dan lain-lain.

Tanda-tandanya :
  1. Tidak senang, tidak dapat tidur.
  2. Jengger dan pial cokelat.
  3. Produksi telur menurun.
Pencegahan :
  1. Kebersihan kandang.
  2. Sarang-sarang dibakar.
  3. Untuk mengusir kutu dari kandang diberikan tembakau.
Pengobatan :
  1. Dengan DDT 5%.
  2. Malathion 5%.
  3. Belerang.
2. Parasit dalam seperti cacing.

Adapun parasit dalam yang membahayakan ialah cacing, bunder, cacing pita. Cacing bunder berwarna putih bentuk bulat dan panjangnya 3-11 cm. Cacing pita ciri-cirinya beruas-ruas, tidak bermulut, makanan yang diserap melalui pembuluh tubuh 15-20 cm. 

Yang paling peka pada serangan cacing adalah ayam leghorn, selama jumlahnya belum banyak ayam masih tamak sehat-sehat saja, akan tetapi jika jumlahnya sudah banyak, ayam menjadi kurus dan sakit dan karena makannya diserap.

Gejalanya :
  1. Lesu, pucat dan mencret terus menerus.
  2. Pertumbuhan ayam terbelakang.
  3. Sering menjadi lumpuh, karena radang usus.
  4. Nafsu makan berkurang.
Pencegahan :
Kebersihan kandang (dinding di kapur)

Pengobatan :
Cacing bunder 
  1. Dengan piperazine 10 mg per berat badan.
  2. Vermax powder.
  3. Dengan pinang yang ditumbuk halus menjadi bubuk dosis 1-2 gram/ayam.
  4. Dengan vermax powder.
  5. Dengan phenathiazine 0,5 gr/ayam.
Keterangan :

Tepung pinang itu dapat dicampur dengan nasi, digelintir-gelintir menjadi jagung lalu dimasukkan ke dalam mulut ayam, sedang piperazine, Penothiazine dapat dicampur dengan air minum atau makan.

3. Penyakit yang lain (kanibalisme)

Kanibalisme ialah nafsu untuk mematuk-matuk teman sekandangnya. Kadang-kadang ayam terus dipatuk sampai mati terus dimakannya.

Sebabnya :
  1. Terlalu banyak ayam dalam kandang.
  2. Kekurangan makanan atau minuman, sehingga ayam mudah berkelahi.
  3. Adanya warna merah darah bagian tubuh yang tidak tertutup bulu akibat terkena sinar matahari atau luka-luka, akan menambah nafsu untuk mematuk temannya.
Pencegahan :
  1. Kandang harus cukup longgar.
  2. Kontruksi kandang harus sesuai, sehingga ayam tetap longgar.
  3. Memberikan makanan yang teratur.
  4. Jangan sampai ada sinar matahari langsung terlalu banyak masuk ke kandang yang mengakibatkan kulit ayam tertutup bulu menjadi merah darah.
  5. Mengasingkan ayam yang terkena kanibalisme.
  6. Debeaking (memotong ujung paruh).

Sumber : Suparman


No comments for "Cara beternak ayam jawa super"