Budidaya tanaman hidroponik
Budidaya tanaman hidroponik adalah suatu cara pembudidayaan tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media pertumbuhan. Prinsip hidroponik memberikan hara atau nutrisi yang diperlukan tanaman dalam bentuk larutan. Macam tanaman hidroponik pada dasarnya, semua tanaman bisa dihidroponikkan. Jenis tanaman yang dewasa ini banyak ditanam secara hidroponik adalah sebagai berikut.
- Tanaman buah, misalnya melon dan semangka.
- Tanaman sayuran, misalnya tomat, cabai, paprika, dan timun.
a. Keuntungan hidroponik
Beberapa keuntungan budi daya tanaman secara hidroponik, antara lain sebagai berikut.
- Perlakuan budi daya tidak tergantung musim.
- Pertumbuhan tanaman lebih cepat.
- Kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi.
- Lebih mudah untuk menghindari serangan hama dan penyakit.
- Tidak banyak memerlukan tempat.
b. Tempat hidroponik
Pada prinsipnya, tempat yang digunakan untuk budi daya tanaman secara hidroponik adalah di mana saja asalkan tempat itu terlindung dari hujan, cukup sinar matahari, dan bersih.
Persiapan pesemaian

a. Menyiapkan kotak semai
Kotak semai dapat dibuat dari bahan papan atau bahan plastik. Kotak semai yang terbuat dari bahan papan berukuran panjang lebih kurang 10o cm, lebar 15 cm, dan tinggi 5 cm, sedangkan yang terbuat dari bahan plastik dapat dibeli di toko-toko yang ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
b. Membuat arang sekam
1. Menyiapkan tungku pembakar
Tungku yang digunakan terbuat dari bahan kaleng yang sisi-sisinya dilubangi agar nyala api bisa keluar
2. Membakar sekam
Bahan bakar (dapat dari kertas, dari tatal, kayu) diisikan ke dalam tungku pembakar. Bahan bakar yang terdapat dalam tungku tersebut dinyalakan, kemudian sekam padi ditaburkan di bagian luar di sekeliling tungku.
3. Membalik sekam bakar
Membalik sekam bakar padi yang terbakar dengan maksud agar tidak menjadi abu. Biasanya sekam yang sudah terbakar berwarna hitam.
4. Menyiram sekam
Menyiram sekam padi yang terbakar membara dengan air.
5. Arang sekam
Setelah arang sekam dalam keadaan dingin, masukkan ke dalam wadah dan siap untuk digunakan.
c. Membuat pasir steril
1. mencuci pasir
Pasir dimasukkan ke dalam wadah, kemudian dicuci dengan air bersih, sampai air bekas cucian tersebut menjadi jernih.
2. Meniriskan dan menjemur pasir
Pasir yang telah dicuci ditiriskan, kemudian dijemur sampai kering. Setelah itu, pasir dimasukkan ke dalam wadah (pasir siap digunakan untuk media).
Baca juga : cara stek tanaman yang benar
Pesemaian

a. Menyiapkan benih
Benih tanaman yang akan disemai secara hidroponik, misalnya benih cabai, paprika, tomat, dipilih benih yang bermutu tinggi. Benih yang bermutu tinggi, yaitu benih yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Benih tersebut utuh tidak cacat, bernas, berwarna cerah, dan kulitnya tidak berkerut atau keriput. Benih yang telah terpilih kemudian direndam ke dalam larutan pestisida dengan konsentrasi 0,02% (2 cc/liter air) selama 15 menit.
b. Menyemai
1. Membuat garitan
Kotak persemaian yang telah diisi dengan media arang sekam dan pasir, kemudian dibuat garitan sedalam lebih kurang 0,5 cm dengan jarak garitan lebih kurang 4 cm.
2. Menabur benih
Benih yang sudah siap disemai ditaburkan secara merata pada garitan-garitan yang ada pada kotak pesemaian, kemudian ditutup dengan arah sekam atau pasir steril, dan disiram dengan menggunakan gembor. Penyiraman ini dilakukan sampai pesemaian basah merata.
3. Merawat pesemaian
Agar pertumbuhan bibit selama dalam pesemaian bisa tumbuh dengan sempurna, perlu adanya perawatan secara intensif, antara lain dilakukan pengontrolan pesemaian dan penyiraman setiap hari (jika kondisi pesemaian sudah mengering). Penyiraman ini dilakukan sampai bibit berumur 15 hari (sampai bibit siap disapih atau dipindah dalam pot).
c. Pemindahan bibit
Bibit yang berumur 15 hari atau sudah berdaun dua atau tiga helai, sudah saatnya dipindahkan dalam pot.
1. Memilih bibit
Setelah bibit berumur 15 hari siap dipindah. Kemudian dipilih bibit yang baik untuk dipindah. bibit yang baik memiliki ciri-ciri, antara lain :
- warna daun hijau.
- bentuk batang lurus dan kekar.
- bibit tidak diserang hama atau penyakit.
2. Memindahkan bibit yang dipilih
Bibit-bibit yang terpilih kemudian dipindahkan ke dalam pot-pot pemindahan, satu pot satu bibit. Pot yang digunakan bisa pot plastik gelas aqua atau kantong plastik kecil berukuran 8 x 12 cm.
3. Merawat bibit
Bibit yang sudah dipindah selalu dilakukan pengontrolan dan penyiraman. Penyiraman ini dilakukan setiap hari (pada waktu pagi hari) sampai bibit berumur 30 hari (telah berdaun 4-5 helai).
Baca juga : dasar okulasi pada tanaman
Penanaman
a. Pembuatan larutan nutrisi
Budi daya hidroponik menggunakan bahan makanan berupa larutan nutrisi. Larutan yang diperlukan bermacam-macam yaitu ada 14 macam. Oleh karena itu, larutan nutrisi dikelompokkan dalam 3 kelompok.
Larutan nutrisi diperlukan oleh tanaman secara kontinu. Oleh karena itu, larutan nutrisi harus dibuat dalam jumlah yang cukup, sebagian diberikan pada tanaman dan sebagian merupakan persediaan.
Larutan nutrisi itu tidak boleh disimpan terlalu lama karena akan terjadi endapan dan tidak boleh dipakai lagi karena tidak dapat diserap tanaman (biasanya pada penyimpanan satu minggu).
Macam-macam larutan nutrisi menurut pengelompokan atau larutan dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok sebagai berikut :
- Stok A : Ca (NO3)2.4h20 (kalsium nitrat), HNO3 (asam nitrat), FeSO4 (ferrum sulfat).
- Stok B : H3PO4 (Asam phosphat), KNO3 (Kalium Nitrat), KH2PO4 (Kalium Hidrogen Phosphat), MgSO4 (Magnesium sulfat/Garam inggris), H3BO4 (Asam borat), (NH4) 6Mo7O4 (Amonium Molibdat), ZnSO4 (Seng sulfat), CuSO4 (Kupri sulfat), K2SO4 (Kalium sulfat).
- Stok C : CO (NH2)2 (Urea).
b. Mengisi polybag dan mengatur jarak tanam
Polybag adalah salah satu wadah yang digunakan untuk penanaman yang terbuat dari bahan plastik. Polybag yang digunakan berukuran 30 x 35 cm. Polybag diisi dengan arang sekam dan atau pasir sebanyak 3/4 bagian. Polybag yang sudah terisi media diatau atau ditata dengan jarak 60 cm secara berseling.
b. Menanam
Polybag yang telah ditata kemudian dibuat lubang tanam tepat di tengah-tengahnya, selanjutnya bibit ditanamkan.
Perawatan tanaman

a. Pemberian nutrisi
Nutrisi diberikan pada tanaman dengan interval 3 kali sehari, yaitu pagi hari dari pukul 06.00 - 08.00, siang hari pukul 12.00 - 13.00, dan sore hari pada pukul 15.00 - 16.00 WIB sebanyak 1 liter tiap tanaman.
b. Pengajiran tanaman
Tujuan pengajiran atau pengikatan tanaman adalah agar tanaman tumbuh tegak ke atas sehingga memperoleh sinar matahari secara optimal. Bahan yang digunakan untu pengajiran adalah benang kasur yang dipotong-potong yang panjangnya disesuaikan dengan tumbuhan.
Dalam pengajiran, hal-hal yang harus dilakukan adalah mengikat salah satu ujung tali kasur ke pangkal batang tanaman (dibawah daun pertama), melilitkan tali kasur pada batang tanaman dengan menghindari semua pangkal tangkai daun dan diikatkan.
c. Pemangkasan tanaman
Pemangkasan dilakukan terhadap bagian-bagian tanaman yang tidak berguna dan bagian yang terganggu oleh jasad pengganggu (hama dan penyakit), seperti tunas, cabang, dan buah. Cara pemangkasan dapat dilakukan dengan menggunakan alat gunting atau pisau, untuk batang dan cabang yang keras atau tanpa alat (tangan/jari). Pemangkasan dilakukan tiap dua hari sekali.
d. Pengendalian hama dan penyakit
Walaupun tanaman dibudidayakan secara hidroponik masih ada juga serangan berbagai jasad pengganggu. Jasad pengganggu tersebut digolongkan dengan istilah hama dan penyakit. Yang dimaksud dengan hama adalah organisme berbentuk hewan yang merusak tanaman, sedangkan penyakit adalah suatu rangkaian fisiologis yang merugikan tanaman yang disebabkan oleh rangsangan terus-menerus oleh satu penyebab primer baik itu berupa patogen ataupun nonpatogen (lingkungan).
Ada dua cara pengendalian hama dan penyakit, yaitu secara preventif dan secara kuratif.
1. Secara preventif
Untuk mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit tanaman, perlu dilakukan tindakan-tindakan pencegahan, sebagai berikut.
- Secara rutin tanaman kita amati tiap hari, begitu terlihat adanya serangan hama atau penyakit segera kita kendalikan secara mekanis, dengan cara membunuh hama yang menyerang atau membuang bagian tanaman yang terserang penyakit.
- Bisa juga dilakukan pengendalian hama secara biologis, dengan cara memelihara serangan predator di lokasi penanaman hidroponik. Yang dimaksud predator adalah serangga yang memakan jenis serangga lain yang bisa menyerang tanaman.
- Jika tingkat serangannya sudah tidak memungkinkan dikendalikan secara mekanis perlu dikendalikan secara khemis (kimiawi), yaitu dengan jalan menyemprot tanaman dengan menggunakan pestisida. Dosis dan interval waktu penyemprotan disesuaikan dengan anjuran yang terdapat pada lebel pestisida yang digunakan. Waktu yang tepat untuk penyemprotan adalah pagi hari antara pukul 07.00-10.00 WIB.
2. Secara kuratif
Pengendalian hama dan penyakit secara kuratif ini ditujukan pada tingkatan serangan yang berat, yang sudah tidak memungkinkan dilakukan pengendalian secara preventif. Pengendalian hama dan penyakit secara kuratif ini dengan cara khemis (kimiawi) dan dengan cara mekanis.
Untuk pengendalian hama dan penyakit secara mekanis caranya sama dengan pengendalian hama dan penyakit pada pengendalian preventif. Pengendalian hama dan penyakit dengan cara mekanis, yaitu dengan cara tanaman yang terserang hama dan penyakit.
Panen

a. Kriteria panen
Panen ini harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan hasil panen. Sebagai contoh tomat yang akan digunakan untuk sayur biasanya dipanen pada waktu masih muda, sedangkan tomat yang dikomsumsi untuk buah dipanen pada saat tomat sudah masak.
b. Cara panen
Buah tomat yang akan dipanen, pertama-tama kita amati dan kita pilih yang sesuai dengan kepentingannya. Buah-buah yang terpilih kemudian dipanen dengan cara mematahkan pada bagian ruas tangkai-tangkai buah (buah dipegang sambil mematahkan ruas tangkai buahnya).
Sumber : Ir.Etty Ekawati, Sukamto, B.Sc., Ir. Iskandar Hadiyanto
No comments for "Budidaya tanaman hidroponik"
Post a Comment