Cara pembenihan ikan nila

Belajar tentang cara pembenihan ikan nila, ikan nila adalah satu jenis ikan yang telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan mudah untuk dipijah. Salah satu jenis ikan yang mirip dengan ikan nila adalah ikan mujairPerbedaan dari kedua jenis ikan ini adalah terletak pada warna tubuh. Ikan nila pada tubuhnya terlihat garis kehitaman, sedangkan pada tubuh ikan mujair tidak terlihat garis itu.

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembenihan ikan nila, hal yang mendapat perhatian adalah pemilihan induk, pemeliharaan induk, dan pendederan benih ikan nila. Pemilihan induk adalah ketersediaan induk dengan mutu yang baik, dengan harapan benih yang dihasilkan juga baik.

Supaya berhasil dalam usaha pembenihan ikan nila, perlu diketahui cici-ciri dan kebiasaan hidup ikan itu. Selain itu, cara pembenihannya serta persyaratan lainnya penting untuk diketahui. Dengan demikian, dapat memudahkan dalam pelaksanaan pembenihan mulai dari pemeliharaan induk, penganganan benih, sampai pemasaran.

Para petani memperoleh benih ikan nila secara alami. Mereka membiarkan induk ikan nila berkembang biak di kolam tanpa pemeliharaan yang semestinya. Berpedoman pada artikel ini, diharapkan para petani dapat meningkatkan produksi benih ikan nila.

Pemilihan lokasi dan pembuatan kolam

cara pembuatan kolam ikan nila
Sumber foto: ikannila.com

1. Pemilihan lokasi
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi pembenihan ikan nila adalah :
  • Faktor sosial.
  • Faktor teknis.

a. Faktor sosial
Faktor sosial adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi pembenihan ikan nila. Faktor-faktor itu sebagai berikut.
  1. Ketersediaan prasarana transportasi, seperti jalan dan angkutan di sekitar lokasi pembenihan ikan nila. Sarana transportasi berguna untuk mengangkut hasil ikan dan kebutuhan pembenihan ikan nila, seperti cangkul, pakan ikan, hanpa, seser, dan sebagainya.
  2. Ketersediaan tenaga kerja di sekitar lokasi.
  3. Lokasi pembenihan dekat dengan pasar. Pasar berfungsi, selain untuk menjual benih ikan nila, juga untuk memenuhi kebutuhan operasional usaha pembenihan ikan nila.
b. Faktor teknis
Berikut faktor teknis yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi pembenihan ikan nila.
  1. Lokasi pembenihan ikan nila, sebaiknya dekat dengan sumber air, seperti sungai, waduk, danau, irigasi, dan sebagainya.
  2. Tersedia air sepanjang tahun.
  3. Lokasi tidak terkena banjir pada musim penghujan dan kering pada musim kemarau.
  4. Hindari limbah kegiatan masyarakat atau pabrik di sekitar sumber air yang digunakan untuk pembenihan ikan nila.
  5. Carilah lokasi pembenihan ikan nla yang memiliki tanah lempung atau liat. Cara sederhana untuk menilai tanah yang baik adalah dengan mengambil segenggam tanah, lalu dikepal-kepal. Apabila tangan dibuka dan ternyata tanah tidak hancur serta terdapat lekukan atau cetakan jari tangan pada tanah itu, maka tanah itu baik untuk lokasi pembenihan ikan.
  6. Pilihlah lahan yang landai dengan kemiringan 2-5 derajat sehingga memudahkan pembuatan, pengisian, dan pengeringan kolam.
2. Pembuatan kolam

Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kolam, yaitu cara pembuatan pematang, saluran air, dan dasar kolam.

a. Pematang kolam

cara membuat pematang kolam ikan nila

Berikut hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pematang kolam.
  1. Pada saat pembuatan pematang (penimbunan tanah) hindari sampah, kayu, dan batu. Sebab, jika terdapat benda-benda itu, dapat mengakibatkan kebocoran atau penyusutan air kolam.
  2. Leba dasar pematang, lebar permukaan pematang dan ketinggian pematang. Lebar dasar pematang kolam sebaiknya 1,5-2 m, lebar permukaan pematang 30-50 cm, dan ketinggian pematang 1-1,5 m.
  3. Setelah penimbunan tanah di pematang, kemudian dilakukan pemadatan tanah dengan cara menginjak-injak berulang-ulang. 
Alat yang dibutuhkan untuk membuat pematang adalah cangkul, patok dari bambu atau kayu, dan tali plastik. Berikut cara pembuatan pematang kolam.
  1. Tentukan lokasi letak pematang yang akan dibuat.
  2. Bersihkan lokasi pematang yang akan dibangun dari rumput, batu, kayu, dan sebagainya.
  3. Tentukan lebar dasar pematang, lebar permukaan pematang, dan ketinggian pematang.
  4. Berilah patok pada batas lebar dasar pematang yang telah ditentukan. Pemberian patok ini adalah sebagai tanda penimbunan pembuatan pematang kolam.
  5. Ikatlah tali dari satu patok ke patok lainnya.
  6. Timbunlah tanah di loasi pematang yang telah diberi patok atau tanda.
  7. Penimbunan tanah pematang disesuaikan dengan lebas dasar dan lebar permukaan pematang.
  8. Hindari tanah yang terlalu lembek untuk membuat atau menimbun pematang kolam. Tanah yang terlalu lembek sering menimbulkan longsor pada saat pembuatan atau penimbunan pematang. Jika tanah penimbunan pematang itu lembek dan pematang kolam sering longsor, buatlah tanah pematang kolam dari anyaman bambu.
  9. Selesai pembuatan pematang, biarkan tanah pematang kolam sampai kering.
  10. Ratakan permukaan dan dinding pematang kola.
  11. Periksalah tingkat kebocoran pematang kolam.

b. Saluran pemasukan dan pengeluaran air

membuat saluran pemasukan dan pengeluaran

Setiap kolam harus memiliki pipa atau saluran pemasukan dan pengeluaran air. pipa pemasukan dan pengeluaran air dapat berupa paralon, bambu, dan bis beton. Sedangkan, ukuran pipa pemasukan dan pengeluaran air disesuaikan dengan luas lahan dan atau kebutuhan air. Pipa pemasukan diletakkan pada pematang.

Ketinggian letak pipa pemasukan disesuaikan dengan ketinggian air kolam yang diinginkan, atau sebaiknya pipa pemasukan diletakkan lebih tinggi daripada permukaan air kolam dikehendaki.

Pipa pemasukan sebaiknya diberi saringan yang terbuat dari anyaman bambu, kawat, dan sebagainya. Saringan ini berfungsi untuk mencegah agar ikan-ikan liar tidak masuk ke dalam kolam pemeliharaan.

Pipa pengeluran terdiri atas dua bagian, yaitu pipa pelimpasan dan pipa pengurasan. Pipa pelimpasan air berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan air atau mempertahankan ketinggian air pada saat musim hujan. 

Pipa pelimpasan ini diletakkan atau dipasang pada pematang. Ketinggian pipa ini disesuaikan dengan ketinggian air kolam yang dikehendaki. Ukuran pipa ini sama dengan ukuran pipa pemasukan air. Pipa pengeluaran air juga dilengkapi dengan saringan yang berfungsi untuk mencegah ikan keluar dari kolam.

Pipa pengurasan berfungsi untuk mengeringkan kolam secara total. Biasanya pipa ini digunakan pada saat pemanenan ikan. Pipa pengurasan diletakkan di dasar kolam. Ukuran pipa ini sebaiknya lebih besar daripada pipa pemasukan dan pipa pelimpasan air kolam.

c. Dasar kolam

cara membuat kamalir (parit)

Bentuk dasar kolam untuk pembenihan ikan nila adalah lebih miring dari pipa pemasukan air ke pipa pengeluaran air kolam. Kemiringan  dasar kolam yang baik adalah 0,5 derajat. Jadi, jika panjang kolam 100 m maka perbedaan tinggi dasar kolam adalah 50 cm.

Pada dasar kolang dilengkapi dengan kamalir (parit), yang merupakan saluran pada dasar kolam. Kamalir berfungsi untuk mempercepat pengeringan kolam, tempat berkumpulnya ikan pada saat pemanenan, dan tempat ikan pada saat dalam keadaan bahaya. 

Kamalir dibuat mulai dari pipa pemasukan sampai pipa pengeluaran (pipa pengurasan). Ukuran kamalir yang dibuat adalah lebar 50 cm dan kedalaman 30 cm. Selain kamalir didasar kolam, dibuat juga kubangan.

Kubangan ini dibuat di depan pipa pengurasan air. Ukuran kubangan adalah lebar 1 m, panjang 1m, dan kedalaman 0,5 m. Kubangan ini berfungsi untuk memudahan penangkapan ikan pada saat untuk pemanenan karena ikan-ikan akan berkumpur di sama.

Baca juga : Budidaya ikan gurame

Pemijahan induk ikan nila

cara pemijahan ikan nila

1. Pemijahan induk ikan nila 

Calon induk ikan nila diperoleh dengan cara menyeleksi sejumlah induk-induk ikan nila yang ada. Penyeleksian calon induk ikan nila dilakukan berulang-ulang. Seleksi calon induk dilakukan dengan memilik induk yang terbaik dari calon induk pertama.

Induk yang dipilih memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan memiliki tubuh yang lebih besar daripada induk-induk ikan nila yang lain. Calon induk ikan nila dapat dipijahkan setelah berumur 5-6 bulan. 

Pada saat umur tersebut, induk ikan nila betina memiliki berat 250-500 gram dan induk jantan 500-800 gram. Setelah dipijahkan induk ikan akan siap untuk dipijahkan kembali selama 2-6 minggu. Masa produktif ikan nila adalah 1,5-2 tahun.

Berikut ciri-ciri ikan nila yang baik.
  1. Tubuhnya tidak cacat,baik sirip maupun bagian-bagian lainnya.
  2. Tubuh relatif besar dibandingkan umur.
  3. Sisik tersusu rapi.
  4. Gerakan lincah.
Berikut adalah ciri-ciri induk betna ikan nila.
  1. Tubuh relatif lebih kecil dibandingkan dengan induk ikan nila jantan.
  2. Memiliki alat kelamin berupa tonjolan membulat dan memiliki dua lubang. Masing-masing lubang berfungsi sebagai tempat untuk air seni dan pengeluaran telur.
Sedangkan, ciri-ciri induk jantan ikan nila, adalah.
  1. Tubuh relatif lebih besar daripada induk ikan nila betina.
  2. Memiliki alat kelamin berupa tonjolan lebih meruncing dan lebih panjang, serta pada ujungnya terdapat satu lubang. Lubang tersebut berfungsi untuk mengeluarkan air seni dan sperma.
  3. Apabila bagian perut diurut ke arah belakang, akan keluar cairan sperma berwarna putih.
  4. Perubahan warna terjadi di badan menjadi kehitaman dan sisi atau tepi sirip ekor berwarna kemerahan.

2. Persiapan kolam pemijahan ikan nila

Persiapan kolam pemijahan berhubungan dengan cara pemijahan induk ikan yang akan dilakukan. Cara pemijahan induk ikan nila harus disesuaikan dengan bentuk kolam. Oleh sebab itu, dilakukan persiapan kolam pemijahan terlebih dahulu kemudian menentukan cara membenihkan induk ikan nila.

Pembenihan ikan nila dilakukan dengan dua cara yaitu pembenihan secara tradisional dan secara semi intensif.

a. Persiapan kolam pemijahan secara tradisional

Berikut langkah kerja persiapan kolam pemijahan secara tradisional.
  1. Keringkan dasar kolam selama 3-5 hari.
  2. Periksa dan perbaiki kebocoran pematang.
  3. Buatlah kamalir di dasar kolam mulai dari pipa pemasukan sampai pipa pengeluaran.
  4. Buatlah kubangan di depan pintu pengeluaran air.
  5. Membalik-balik tanah dasar kolam dengan cangkul.
  6. Ratakan dasar kolam.
  7. Tebarkan kapur secara merata ke dasar kolam sebanyak 25-100 gram/m2.
  8. Alirkan air ke kolam sampai kedalaman mencapai 0,5-75 cm dan biarkan tergenang 5-7 hari.
  9. Pada hari ketujuh induk ikan nila dapat ditebar ke kolam pemeliharaan.
b. Persiapan kolam pemijahan semi intensif

Langkah kerja persiapan kolam pemijahan semi intensif sebagai berikut.
  1. Keringkan kolam selama 3-5 hari.
  2. Periksa dan perbaiki kebocoran pematang kolam.
  3. Buatlah kamalir di dasar kolam mulai dari pipa pemasukan sampai ke pipa pengeluaran.
  4. Buatlah kubangan di depan pintu pengeluaran kolam.
  5. Buatlah sekat pemisah dari bambu.
  6. Membalik-balik tanah dasar kolam dengan cangkul.
  7. Ratakan dasar kolam.
  8. Tebarkan pupuk kandang di dasar kolam secara merata sebanyak 300-500 gram/m2.
  9. Tebarkan kapur secara merata di dasar kolam sebanak 25-100 gram/m2.
  10. Alirkan air ke kolam sampai kedalaman 0,5-0,75 m dan biarkan tergenang selama 5-7 hari.

3. Pemijahan

a. Pemijahan induk ikan nila secara tradisional
  • Setelah dilakukan persiapan kolam, lakukan pelepasan induk ikan ke kolam.
  • Perbandingan induk jantan dan induk betina yang ditebar adalah 1:1. Dengan demikian, jika dalam 1 kolam pemijahan induk ikan nila sebanyak 40 ekor maka induk jantan yang ditebar sebanyak 20 ekor dan induk betina sebanyak 20 ekor. Jumlah induk yang ditebar di kolam pemijahan adalah 2 ekor/m2.
  • Pelepasan induk ke kolam dilakukan dengan hati-hati.
  • Berilah makanan berupa dedak halus sebanyak 3% dari berat badan setiap hari.
  • Alirkan air terus menerus ke kolam.
  • Pasanglah saringan pada pipa pengeluaran air.
  • Dua minggu setelah penebaran induk ikan ke kolam, benih ikan akan terlihat berenang secara bergerombol.
  • Tangkaplah benih-benih tersebut dengan menggunakan seser halus khusus untuk benih. Kemudian, benih ditampung dalam hapa yang halus atau langsung dipindahkan ke kolam pembesaran binih ikan.
Penangkapan benih ikan dilakukan setiap hari secara teratur. Setelah 4-6 minggu induk ditebar ke kolam pemijahan air kolam disurutkan. Penurunan air dilakukan sedikit demi sedikit agar benih-benih ikan tidak tertinggal pada dasar kolam. Sebaiknya penurunan air dilakukan pada pagi hari atau sore hari. 

Selama air disurutkan dilakukan juga penangkapan benih dengan menggunakan seser. Setelah itu kolam kering, tangkapi benih ikan nila dan selanjutnya ditampung ke dalam hapa atau ditebar langsung ke kolam pendederan yang telah disiapkan sebelumnya. 

Bersamaan dengan penangkapan benih ikan dilakukan juga penangkapan induk ikan nila. Induk-induk itu dikembalikan ke dalam kolam induk.
  • Kolam yang telah dipanen, dikeringkan dan disiapkan untuk pemijahan selanjutnya. 
  • Jika kolam pemijahan berfungsi untuk membesarkan benih ikan maka pada saat air kolam kering hanya induk ikan nila yang ditangkap. Sedangkan, benih ikan dibiarkan tetap di kolam.
  • Setelah induk ikan nila ditangkap, air kolam dinaikkan kembali 30-40 cm. Benih-benih ikan nila yang tertinggal di kolam dipelihara sampai mencapai ukuran tertentu.
b. Pemijahan ikan nila dengan cara semi intensif

Secara umum persiapan kolam pemijahan dengan cara semi intensif dan pemijahan tradisional adalah sama. Perbedaanya hanya terletak pada penyekat kolam. Pemijahan induk dengan semi intensif terdiri atas dua cara. Cara pertama ialah induk jantan dan induk betina berada dalam satu sekat. Sedangkan cara kedua ialah induk jantan dan induk betina dipisah atau berlainan sekat.

1. Pembenihan ikan nila semi intensif (cara pertama)

Pembenihan dengan cara ini ialah induk jantan dan betina ditempatkan menjadi satu. Pemijahan induk ikan nila terjadi di dalam sekatan. Dengan cara ini, kolam pemijahan induk terpisah dengan kolam benih. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan sekat dari bambu.

Perbandingan luas kolam pemijahan dan luas kolam pendederan benih adalah 1:4. Dengan demikian, jika luas kolam 25 m2 maka kolam pemijahan yang disekat 5 m2 dan kolam pendederan 20 m2.

Sekatan dari bambu berfungsi agar induk ikan nila tidak dapat masuk ke kolam pendederan benih. Akan tetapi, benih ikan nila dapat dengan leluasa masuk dari kolam pemijahan ke kolam pendederan. Agar induk ikan nila tidak dapat masuk ke kolam pendederan maka jarak kisi penyekatan dari bambu tersebut agak rapat.

Langkah kerja pembenihan semi intensif (cara pertama).
  • Setelah kolam dipersiapkan lalu dilakukan pelepasan induk. Bersamaan pada kolam pemijahan. Perbandingan induk ikan nila jantan dan betina adalah 1:2. Jika induk ikan nila yang akan dilepas sebanyak 30 ekor maka induk jantan sebanyak 10 ekor dan induk betina sebanyak 20 ekor. Populasi penebaran induk ke kolam sebanyak 2 ekor/m2.
  • Pelepasan induk dilakukan dengan hati-hati.
  • Berilah makan berupa dedak sebanyak 3% dari berat badan/hari.
  • Alirkan air secara terus-menerus.
  • Pasanglah saringan pada pipa pemasukan dan pengeluaran air kolam.
  • Dua minggu setelah pelepasan induk, benih ikan nila akan terlihat berenang.
  • Tangkaplah benih-benih ikan nila itu dengan menggunakan seser benih, benih yang ditangkap itu ditampung ke dalam hapa atau ditebar langsung ke dalam pendederan yang telah disiapkan sebelumnya.
  • Setelah 4-6 minggu pelepasan induk, dilakukan pemanenan benih secara total.
  • Keringkanlah kolam secara perlahan-lahan dan dilakukan juga penangkapan benih dan ditampung ke dalam hapa.
  • Setelah benih ikan habis ditangkap, alirkan air setinggi 0,5-0,75 m.
  • Tebarlah pupuk kandang sebanyak 300-500 gram/m2.
  • Setelah 3-5 minggu dari pemanenan benih, dilakukan pengeringan total terhadap kolam. Benih ikan beserta induk ikan ditangkap sampai habis dan dipindahkan ke kolam penampungan induk.
  • Kolam pemijahan disiapkan kembali.
Pembenihan ikan nila semi intensif (cara kedua).

Pembenihan cara ini pada kolam pemijahan, induk jantan dan betina dipisah dengan menggunakan sekat bambu. Kisi penyekat atau pemisah induk jantan dan betina agak renggang sehingga induk betina dapat masuk ke dalam tempat induk jantan untuk melakukan pemijahan. 

Sedangkan, induk jantan tidak dapat masuk ke tempat induk ikan nila betina. Perbandingan besar tubuh induk jantan dan induk betina dapat dilihat ketika kita bandingkan dengan cara pengambilan sempel ikan nila.

Pada kolam pemijahan, induk jantan ditempatkan pada kolam paling hilir. Sedangkan, induk betina ditempatkan pada bagian hulu. Agar, induk ikan betina tidak dapat masuk ke kolam pendederan, dilakukan juga penyekatan.

Sekatan antara kolam induk betina dan kolam pendederan ini dibuat lebih rapat sehingga induk betina tidak dapat masuk ke kolam pendederan. Perbandingan luas kolam induk jantan, betina, dan kolam pendederan adalah 1:1:5.

Dengan demikian, jika luas kolam pemijahan 35 m2 maka kolam induk jantan 5 m2, kolam induk betina 5 m2, dan kolam pendederan 25 m2. Induk jantan dan induk betina ditempatkan di dekat pipa pengeluaran. Hal ini bertujuan agar benih ikan nila berenang ke arah air masuk sehingga memudahkan pemanenan benih.

Sebelum dilakukan pelepasan induk, terlebih dahulu dilakukan persiapan kolam pemijahan. Langkah kerja persiapan kolam pemijahan semi intensif cara kedua ini sama dengan cara membenihkan semi intensif cara pertama.

Baca juga : Pemeliharaan ikan mas

Pendederan benih ikan nila 

1. Persiapan kolam
Kegiatan persiapan kolam meliputi, memeriksa kebocoran pematang kolam, perbaikan pipa pemasukan dan pengeluaran air, pengolahan dasar kolam, pembuatan kamalir (parit), serta pemupukan dan pengapuran.

Tahap pendederan (pembesaran benih ikan) terdiri atas pendederan pertama, pendederan kedua, dan pendederan ketiga. Perbedaan setiap tahap pendederan adalah ukuran benih dan padat penebaran. 

Benih ikan yang memiliki ukuran yang lebih besar memiliki padat penebaran yang lebih jarang atau sedikit. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam persiapan kolam pendederan adalah cangkul, pupuk, dan kapur.

Berikut langkah kerja persiapan kolam pendederan (pembesaran) benih ikan nila.
  • Keringkan dasar kolam selama 3-5 hari sehingga tanah dasar kolam sampai kelihatan ratak-retak.
  • Periksa kebocoran pematang kolam. Jika pematang kolam terdapat kobocoran atau rusak segera diperbaiki.
  • Buatlah kamalir (parit) mulai dari pipa pemasukan sampai pipa pengeluaran air. Ukuran kamalir adalah lebar 50 cm dan kedalaman 30 cm.
  • Buatlah kubangan di depan pipa pengeluran air dengan ukuran lebar 1 m dan kedalaman 0,5 m. Kubangan berfungsi sebagai tempat berkumpulnya benih ikan saat pemanenan.
  • Cangkul dasar kolam dengan membalik-balik tanah.
  • Tebarkan pupuk kandang sebanyak 300-500 geram/m2. Penebaran pupuk dilakukan merata di dasar kolam. Pemupukan bertujuan untuk menumbuhkan makanan alami sebagai makanan benih ikan nila.
  • Alirkan air ke kolam sehingga mencapai ketinggian 10-20 cm.
  • Biarkan kolam tersebut tergenang 4-6 hari.
  • Pada hari ke 7, air kolam dinaikkan sehingga mencapai ketinggian 30-40 cm. Pada hari itu benih dapat juga ditebar.
2. Penebaran benih ikan nila

Penebaran benih ikan nila dilakukan pagi atau sore hari. Hal itu bertujuan agar suhu air tidak terlalu panas. Penebaran benih ikan nila ke kolamdilakukan setelah 6-7 hari kolam direndam air. Pendederan benih ikan nila yang berukuran 3-5 cm ditebar dengan kepadatan 50-70 ekor/m2. Sedangkan ukuran benih ikan nila yang berukuran 5-8 cm ditebar dengan kepadatan 20-30 ekor/m2. 

Alat dan bahan yang dibutuhkan sewaktu penebaran benih ikan nila adalah ember, seser, dan air. Berikut langkah kerja penebaran benih ikan nila ke dalam kolam.
  • Isilah ember dengan air sebanyak 10-20 liter, yang diambil dari tempat penampungan benih ikan nila.
  • Tangkaplah benih ikan nila dengan menggunakan seser dan pindahkan ke ember yang telah berisi air.
  • Bawalah ember ke kolam pendederan yang telah disiapkan terlebih dahulu.
  • Samakan atau sesuaikan suhu air dalam ember dengan air kolam. Penyesuaian suhu air dapat dilakukan dengan memasukkan air kolam sedikti demi sedikit sampai suhu air di ember dan air kolam sama.
  • Untuk mengukur suhu air, dapat dilakukan dengan mencelupkan tangan ke dalam ember dan ke dalam air kolam secara bersamaan.
  • Jika suhu air kolam dan air dalam ember telah sama, lepaskanlah benih ikan nila dengan hati-hati. Pelepasan benih ikan nila dilakukan dengan memiringkan ember sehingga benih ikan berenang ke luar dari ember.
3. Pemeliharaan ikan nila

Kegiatan pemeliharaan ikan nila dengan cara sebagai berikut.
  • Dua hari setelah benih ikan dilepas ke dalam pendederan, ikan diberi pakan berupa dedak halus. Pemberian makanan dilakukan sebanyak 3% dari berat ikan/hari.
  • Periksalah saluran pemasukan dan pengeluaran air dari kerusakan atau penyumbatan sampah.
  • Alirkan air terus menerus sepanjang hari.
  • Periksalah kebocoran pematang kolam.

Pemanenan benih ikan nila

Banyak petani ikan yang gagal dalam pembenihan ikan karena kurang memahami cara pemanenan ikan. Hal yang perlu diperhatikan dalam memanen benih ikan adalah keadaan suhu air, tersedianya air baru, dan cara memanen ikan. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk memanen ikan nila adalah ember, seser, dan hapa. 

Berikut langkah kerja pemanenan benih ikan nila.
  • Pemanenan dilakukan pada pagi hari pukul 06-00-09.00 atau sore hari pukul 16.00-18.00.
  • Pasang saringan pada pipa pengeluaran air, agar benih ikan tidak keluar dari kolam pemeliharaan.
  • Bukalah pintu pengurasan pengeluaran air.
  • Tutuplah pintu pemasukan air.
  • Pasanglah hapa pada kolam yang terdekat dengan kolam yang dipanen. Sebaiknya pemasangan hapa ditempatkan pada bagian pipa pemasukan air.
  • Pengeringan kolam dilakukan sedikit demi sedikit agar benih ikan tidak tertinggal di dasar kolam yang lebih tinggi, tetapi berkumpul di kamalir.
  • Setelah kolam kering, tangkaplah benih ikan nila dengan menggunakan seser. Penangkapan benih ikan dilakukan dimulai dari depan pipa pengeluaran. Penangkapan benih ikan jangan dimulai di depan pintu pemasukan. Hal ini berakibat dapat memabukkan benih ikan yang berada di depan pintu pengeluaran.
  • Saat melakukan pemanenan, alirkan air melalui pipa pemasukan seadanya. Pengaliran air ini bertujuan untuk mencegah benih ikan nila mabuk/ pingsan.
  • Jika saat pemanenan terlihat banyak benih ikan nila yang mabuk, segeralah buka pintu pemasukan dan alirkan air semaksimal mungkin. Bersamaan dengan mengalirnya air, tutuplah pintu pengurasan (pengeluaran).
  • Hentikan pemanenan benih ikan nila dan lanjutkan kembali pada sore hari atau hari berikutnya.
  • Ikan yang telah ditangkap segera dipindahkan ke kantong hapa yang telah disiapkan sebelumnya.

Sumber : Kpp (perangin-angin).

No comments for "Cara pembenihan ikan nila"