Panduan budidaya udang windu

Dengan ditemukannya teknologi benih maka penyediaan benih udang tidak sulit seperti yang dialami beberapa tahun yang silam sehingga kekurangan benih telah mulai terealisasi. Udang windu enak rasanya, mahal harganya, dan mudah cara membesarkannya. Cara-cara pembesaran udang windu yang telah dikenal adalah cara tradisional, semiintensif, dan intensif. Cara tradisional semaikn ditinggalkan diganti dengan cara semiintensif dan intensif karena lebih menguntungkan.


1. Siklus benih di alam

Udang laut atau payau secara alami akan berkembang biak di dua daerah, yaitu daerah payau dan daerah laut. Pada saat burayak (anak udang) hidup di muara sungai, setelah tumbuh dewasa udang akan pindah ke laut

2. Perbedaan benih udang windu dengan benih udang jenis lain

Perbedaan-perbedaan benih udang sebaiknya diketahui agar tidak keliru dalam memilih jenis udang. Perbedaan benih-benih udang di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Berbedaan udang benih laut.

b. Perbedaan benih udang laut dengan benih udang tawar

Keterangan :
1. Benih udang penaeid
  • sungut pendek
  • 3 pasang kaki jalan pertama bercapi.
  • ruas pertama menutupi ruas kedua.
  • ruas ekor terakhir panjang dan tipis.
2. Udang biang (udang air tawar)
  • Ruas kedua menutupi ruas pertama.
  • hanya 2 pasang kaki jalan pertama yang bercapit.
3. Udang jambret atau reket.
  • terdapat tanda bintikan pada matanya.
  • kaki yang seperti sikat.
  • terdapat statocyst di bagian ekornya.

c. Perbedaan jevenin udang windu dengan jevenin udang putih.

  • Udang windu, mata kecil,
  • Udang putih, mata besar.

Pengenalan Tambak

A. Bentuk Tambak

1. Penampang atas tambak udang


Keterangan :
  1. API= peralatan. 
  2. C = caren.
  3. PUt = pematang utama.
  4. PS = pematang sekunder.
  5. L = laban.
  6. T= tokoan
  7. PNR = petak nener.
  8. BPB = petak buyaran.
  9. APPb = petak pembesaran.
  10. PA = Petak pembagi air.
  11. SA = saluran pemasukan air.

2. Penampang atas tambak bandeng


Keterangan :
  1. PA = petak pembagi air.
  2. PN = petak penebaran.
  3. BPG = petak gelondongan.
  4. APB = petak pembesaran.
  5. Lb = laban (pintu air utama).
  6. Tk = tokoan (pintu air sekunder).

3. Penampang samping tambak


Keterangan :
  1. p.u = pematang utama.
  2. p.a.p.t = permukaan air pasang tinggi.
  3. ds.t.l = dasar tanah luar.
  4. p.a.bt = permukaan air tambak.
  5. ds.tb = dasar tambak.
  6. rt = ranting pelindung ; satuan ukuran dalam sentimeter
  7. a = suatu ukuran terentu dari kedalaman permukaan air pasang tertinggi.

4. Pintu pemasukan


Keterangan :
  1. Pk.tnh = permukaan tanah pematang.
  2. b = bentang.
  3. P mv = papan miring vertikal.
  4. Ps = papan samping (plipir).
  5. P.ds = papan dasar.
  6. d.s.a = dasar saluran air.
  7. P.pe = papan penahan erosi.
  8. tnh = tanah yang dipadatkan.
  9. t = tiang kayu.
  10. Pc, b = pancang bambu sebagai penguat.

B. Kualitas air

Air yang baik untuk budidaya udang di tambak adalah sebagai berikut :
  • suhu : 26-31 derajat celcius.
  • kadar garam : 5-25 %.
  • pH : 7,5 - 8,5.
Ukuran mengetahui keadaan air ini cukup dirasakan dengan jari tangan dan berkumur saja. Coba rasakan, bagaimana ? Lakukanlah hal ini pada air tambak yang dianggap baik. Coba bandingkan, bagaimana rasany. Jika terlalu asin barangkali perlu ditambah air tawar. Begitu seterusnya.


C. Lumpur

Lumpur yang dianggap baik untuk dasar tambak sebagai tempat pembesaran udang adalah :
  • lumpur tidak poros.
  • lumpur liat berdebu, atau
  • lumpur berpasir dengan perbandingan 80-20 dan kondisi lumpur masih baru.
Cara mengetahuinya, ambil lumbur tambak, coba dikunyah, dan bagai mana rasanya. Lakukan hal tersebut pada tambak yang lain, coba bandingkan.


Pembesaran Udang di Tambak

A. Persiapan wadah

1. Pengeringan

Pengeringan tambak perlu dilakukan sebab pada saat pengeringan berlangsung pekerjaan-pekerjaan lain dapat dilakukan (contohnya perbaikan-perbaikan) dan untuk melepaskan racun-racun serta akan mengusir dan membasmi hama dan penyakit. Biasanya pengeringan memakan waktu 7-10 hari.

2. Perbaikan pintu pemasukan atau pengeluaran

Jika ada bagian pintu pemasukan atau pengeluaran rusak maka harus diperbaiki. Apabila tidak, kelak akan menyulitkan pada saat pemeliharaan, terutama terjadi kebocoran

3. Perbaikan pematang

Usahakan pematang bebas dari kebocoran-kebocoran. Jika pematang tidak bocor, jumlah air dapat tertampung seperti yang diharapkan.

4. Perbaikan saluran air

Agar air mengalir dengan lancar sampai tujuan, perlu dilakukan perbaikan saluran. Jika ada kebocoran perlu ditambal. Jika ada kotoran atau sampah penghambat harus disingkirkan.

5. Pembuangan kotoran dasar

Jika terdapat lumpur, klekap, dan lain-lain dalam jumlah yang banyak maka perlu diangkat atau dibuang agar nanti tidak busuk.

6. Pengolahan dasar tambak

Pengolahan dasar tambak dimaksudkan untuk menggemburkan tanah, yaitu supaya tanah dimasuki udara dan juga bisa melepaskan racun-racun.

7. Pengapuran

Udang sangat membutuhkan kapur dalam hidupnya,  terutama pada saat pergantian kulit. Selain itu, kapur juga mempunyai manfaat lain sehingga pengapuran penting dilakukan. Dosis kapur pada tambak asam di daerah bakau 3.000 - 6.000 kg/ha, sedangkan tambak biasa 500 kg/ha. Pengapuran dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah agar kapur tersebar dan tercampur merata. Apabila ingin menebar pupuk TSP, tunggu dahulu hingga 1-2 minggu.

8. Perbaikan kemalir dan kemiringan dasar

Untuk memudahkan penangkapan udang pada saat panen maka harus dibuat kemalir, kemiringan dasar harus dibuat miring ke kemalir. Kemalir juga berfungsi sebagai tempat persembunyian udang pada saat darurat serta sebagai jalan tempat pembuangan sisa-sisa pakan.

9. Pemberantasan hama

Langkah berikut adalah memberantas hama udang, seperti bangsa ketam, siput, dan ikan liar. Pemberantasan hama yang relatif aman, yaitu menggunakan racun sponin pada bungkil biji teh. Takarannya adalah 15-20 kg/ha sponin atau 150-200 kg/ha tepung bungkil biji teh.

Cara menggunakan sponin pada bungkil biji teh adalah sebagai berikut.
  1. Bungkil biji teh dikeringkan dan dipanaskan.
  2. Bungkil biji teh ditumbuk atau digiling.
  3. Tumbukan biji teh dilarutkan dalam air secukupnya selama 24 jam.
  4. Kemudian larutan besama ampasnya ditebar di atas tanah dasar tambak yang masih becek.
  5. Biarkan selama 2 hari.
Dapat juga menggunakan racun atau bahan lain sesuai dengan dosis takarannya.

10. Pemupukan

Setelah tiga hari diberantas hamanya, perlu dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau kompos atau dekak/bekatul kasar dicampur dengan kompos. Pupuk buatan seperti urea dan TSP dapat pula digunakan.

Campuran pemupukan tambak adalah sebagai berikut.
  1. Dasar tambak ditebari dengan dedak kasar sebanyak 500 kg/ha.
  2. Kemudian disusul dengan kompos yang ditaburkan secara merata sebanyak 1.000 kg/ha.
  3. Tambak diairi macak-macak (5-10 cm).
  4. Air dibiarkan menguap (tambak menjadi kering).
  5. Tambah diairi lagi macak-macak (5-10 cm).
  6. Taburi pupuk kandang atau kompos 1.000 kg/ha.
  7. Tambahkan pupuk urea 150 kg/ha dan TSP 75 kg/ha.
  8. Setelah 5 hari klekap akan tumbuh.
  9. Genangi berangsur-angsur hingga kedalaman air 40 cm di atas peralataran.
  10. Lakukan pemupukan susulan pada saat pemeliharaan 2 minggu satu kali, dengan urea 10-25 kg/ha dan TSP 5-15 kg/ha.
Catatan : Pemupukan dengan dosis lain dilakukan apabila dikehendaki penumbuhan pakan alami yang lain.

11. Pemberian pelindung

Pemberian pelindung dapat berupa pembuatan rumpon setiap 10 m2 dan dapat dilakukan pula penanaman tanaman peneduh pada pematangnya. Rumpon dan tanaman peneduh ini diharapkan akan mampu mengurangi angka kematian.


B. Pengangkutan benih udang

Setelah benih ditangkap dari laut atau benih dari penangkaran benih, apabila akan mengalami perjalanan ke tambak jauh maka sebaiknya menggunakan teknik pengangkutan benih agar benih tetap hidup sehat.

Cara pengangkutan benih tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Kantong plastik yang berukuran panjang 40 cm, lebar 35 cm, dan tebalnya 0,0008 mm dapat diisi dengan air payau 1/3 bagian.
  2. Diisi benih 1.000 ekor.
  3. Diisi oksigen (zat asam) hingga penuh.
  4. Diikat hingga oksigen tidak bocor.
  5. Hal ini dapat tahan hingga 10 jam.

C. Penebaran benih udang

1. Pendederan

Benih udang yang masih halus, sebaiknya didederkan terlebih dahuru selama 2-4 minggu. Pada saat ini, benih menjadi lebih kasar, ukuran 3-5 cm. Pendederan dilakukan di petak pendederan. Usahakan kedalaman air pada petak pendederan 1-15 m, suhu 26 - 31 derajat celcius, dan kadar garam 5-25%.

Pelepasan benih udang

Cara pelepasan benih udang adalah sebagai berikut.
  1. Hitung kebutuhan benih, jika padat penebaran 10-25 ekor/m2 (padat penebaran benih kasar (ukuran 3-5 cm) sekitar 10.000-20.000 ekor/ha.
  2. Kantong plastik yang berisi benih udang dibuka dan dibiarkan melayang dalam air petakan pendederan.
  3. Biarkan hingga 2-3 jam.
  4. Jika suhu dan kadar garam antara air yang ada dalam kamtong dan air pada petak pendederan telah sama maka benih dilepas.
Pemberian pakan tambahan

Penberian pakan tambahan berupa pelet benih, sebanyak 10-20% kali berat udang.

Caranya :
Menangkap satu ekor benih udang sebagai contoh, kemudian timbanglah berapa beratnya.

Jumlah benih udang/jumlah udang contoh x A = B gram.
Kebutuhan pakan = 10/100 x B = C gram.

Kemudian C di bagi 3. Perbandingan 2 : 2 : 3 diberikan pagi, siang, dan sore.

2. Pembesaran benih

Setelah benih udang berada pada petak pendederan selama 2-4 minggu, langkah berikutnya adalah membesarkan benih itu.

Caranya :
Pemindahan benih udang dilakukan pada malam hari, pada saat laut pasang besar dengan cara membedah pematang-pematang petak pendederan. Dengan adanya pasang ini, benih akan mudah menyebar. Agar penyebaran benih lebih cepat maka pada pematang perlu dipasang lampu.

3. Pemberian pakan tambahan

Pemberian pakan tambahan perlu dilakukan, lebih-lebih jika pakan alami telah berkurang. Pakan tambahan berupa pelet untuk pembesaran udang. 


D. Pengaturan air

Hal-hal perlu diperhatikan dalam pengaturan air adalah sebagai berikut.
  1. Kualitas air harus dijaga jangan sampai menjadi lingkungan udang yang tidak nyaman, miskin pakan atau bahkan tercemar oleh busukan sisa pakan. Oleh sebab itu, pergantian air harus diperhatikan. Caranya : air harus diganti setiap 10-12 hari satu kali, dengan jalan sepertiga jumlah air dibuang dahulu, kemudian diganti berangsur-angsur setiap hari selama 2-3 hari. Papan bawah pintu pengeluaran perlu dibuka dahulu agar kotoran sisa pakan dapat segera hanyut, jangan lupa pasang saringan benih udang tidak hanyut.
  2. Supaya mutu dan jumlah air tidak menurun lakukan pencampuran air, yaitu mencampurkan air laut dan air tawar dalam petak penampungan air. (kadar garam dibandingkan dengan air tambak yang baik).

E. Pengendalian hama dan penyakit.

1. Pengendalian hama

Untuk mengatasi hama yang berupa burung maka pada pematang dipasang pancang-pancang bambu yang satu sama lain dihubungkan. Dikarenakan berhubungan, apabila ada hama burung maka pancang-pancang ini bisa ditarik sehingga burung-burung itu akan takut. Untuk mengatasi hama berupa ular dan sero, si penjaga harus rajin berkeliling tambak.

2. Pengendali penyakit

Tanda-tanda yang akan diuraikan dibawah ini akan mengakibatkan udang mati, baik akibat serangga penyakit maupun perubahan lingkungannya.

Catatan : 
Jika tidak mampu mengatasi sendiri, segera melapor kepada petugas PPL/ Dinas perikanan terdekat.

Tanda-tanda itu antara lain adalah sebagai berikut.
  1. Terdapat beberapa ekor udang atau ikan yang mati.
  2. Tanaman gangguan atau lumut mati, diikuti oleh perubahan air menjadi putih susu. Hasil pembusukannya bisa berbahanya.
  3. Plakton terlalu banyak sehingga oksigen dalam air pada pagi hari berkurang, udang akan berenang ke atas.
  4. Udang aktif berenang pada siang hari akibat dari kenaikan suhu atau oksigen berkurang.
  5. Udang berenang dan berkumpul di dekat pematang pada siang hari karena kurang makan.
  6. Perubahan air mendadak menjadi jernih mengakibatkan udang mengalami kekurangan pakan.
  7. Apabila tercium bau busuk berarti terdapat timbunan sisa pakan yang membusuk. 
  8. Udang dengan insang hitam.
  9. Udang dengan bagian ekor putih.
  10. Penurunan kadar garam akibat hujan deras.
  11. Kenaikan suhu lebih dari 32 derajat celcius, dan masih banyak lagi tanda-tanda lainnya.
Cara mengatasinya yang paling mudah adalah :
  1. Pergantian air total.
  2. Penambahan volume air.
  3. Memperhatikan pemupukan dan pemberian pakan.
  4. Menyingkirkan ganggang yang mati.
  5. Pemindahan udang.

F. Penebaran campuran antara udang dan bandeng

  1. Nener (benih bandeng) sebelum ditebar perlu diaklimatisasikan (disesuaikan dengan lingkungan barunya) pada pojok petak peneneran, ukuran 2 x 2 m selama 24-48 jam.
  2. Setelah itu, pematang dibedah agar nener lepas ke petak peneneran. Padat penebarannya 2-4 ekor/m2. Pada petak ini nener dipelihara hingga 30 hari, sampai menjadi berukuran 4-5 cm.
  3. Nener ukuran 4-5 cm inilah yang biasa dipelihara bersama udang. Caranya : Penyiangan udang seperti telah dijelaskan pada uraian terdahulu. Padat penebaran = benih udang 5.000 - 10.000 ekor/ha. Benih bandeng 500 - 1.000 ekor/ha. Cara melepaskan : lepaskan benih udang terlebih dahulu, setelah 1-2 minggu berikutnya berulah benih bandeng dilepas. Hal ini untuk menjaga agar udang tidak kalah bersaing.

G. Pemanenan

1. Pemanenan bertahap

Pemanenan ini dimaksud untuk memanen udang-udang yang ukurannya telah mencapai tahap tertinggi (sudah tidak tumbuh lagi). Hal ini dilakukan karena pertumbuhan udang tidak seragam. Pemanenan biasanya dimulai umur 4 bulan dan sisanya pada umur 5-6 bulan. Pemanenan dilakukan pada malam hari ketika ada pasang air laut. Adapun untuk menghindari kepiting masuk, dipasang kawat melintang dengan jarak masing-masing 4 cm. Jala lempar bisa digunakan, hanya sebelum air tambak perlu dikurangi sedikit.

2. Pemanenan keseluruhan

Cara pemanenan keseluruhan adalah tambak perlu dikeringkan, sisakan sedikit. Pengeringan dimulai pada malam hari, diperkirakan pagi hari air sudah tinggal di kemalir. Langkah penggiringan untuk mengumpulkan udang yang tercecer. Setelah udang terkumpul dekat pintu air, segera dikurung dengan kare bambu, kemudian lakukanlah penangkapan.


H. Penanganan usia panen

Setelah udang ditangkap perlu ditangani agar mutu tetap terjamin. Bersihkan udang tersebut dengan jalan mencucinya. Hindarkan udang terkena cahaya matahari langsung, gunakanlah pelindung. Lakukan pemilihan (seleksi) menurut ukuran seragam dan jenis udangnya. Tempakan udang pada tempat yang bersih dengan cara membuat beberapa lapisan yang diselingi dengan lapisan es.



Sumber : Khoironi

No comments for "Panduan budidaya udang windu"