budidaya ikan nila di keramba sungai

Pembudidayaan ikan dapat dilakukan tidak hanya di kolam, di sawah, atau perairan yang terkendali, tetapi dapat juga dilakukan di perairan umum, seperti di danau, di bendungan, atau di sungai. Dengan suatu paket teknologi tertentu, ternyata perairan umu dapat dijadikan media bubidaya ikan secara intensif. Teknologi tersebut adalah dengan menggunakan kantong jaring terapung, keramba, atau sistem pagar.



Di bendungan PLTA Koto Panjang banyak petani ikan membudidayakan ikan dengan menggunakan kantong jaring terapung, Ternyata dengan cara ini produksinya tinggi sehingga memberikan keuntungan yang tinggi pula bagi petani ikan. Boleh dikatakan petani ikan hidup layak karena kantong jaring terapung.


Tata Letak Jaring Terapung

Jaring terapung apabila telah terpasang di danau atau di dam (bendungan), Biasanya dirakit menjadi satu unit. Satu unit rakit jaring terapung terdiri atas empat jaring kolam dan satu gudang atau tempat jaga. Setiap jaring kolam berukuran panjang 7 m. lebar 7 m, dan kedalaman 3 m.

A. Bahan yang diperlukan

Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan jaring terapung untuk satu jaring adalah sebagai berikut.

No
Nama Bahan
Ukuran (spesifikasi)
Jumlah
Kegunaan
1
Bambu
apus
100 buah
tiang (penghubung)
2
Drum
drum oli atau minyak
33 buah
pengapung
3
kayu kaso
1 m
400 buah
pengapit drum
4
jaring
polythyline 380 N/95 inci
4 x 18 kg
kantong jaring (wadah)
5
jangkar semen (besar)
75 kg
6 buah
pemberat unti jaring
6
Jangkar semen (kecil)
1,5 kg
32 buah
pemberat jaring
7
Tambang plastik
diameter 4 mm
180 m
pengikat jangkar semen (besar)
8
Tambang plastik
diameter 2 mm
360 m
pengikat jangkar semen (kecil). Tali rib jaring
9
paku
7 cm
10 kg

10
paku
12 cm
10 kg

11
kawat
0,5 mm
20 m
pengikat

B. Merakit bagian unti

  1.  Merakit drum : drum diapit dengan kaso
  2.  Merakit kantong jaring : jaring menjadi kantong jaring dengan ukuran 7x7x3 m.
  3. Merakit jangkar semen (besar) : semen dicetak menjadi jangkar dengan berat 75 kg dan bentuk biasanya bundar atau sesuai dengan cetakan.
  4. Jangkar semen (kecil) : semen dicetak menjadi jangkar.
  5. Merakit untik jaring : titian bambu dipasang di atas drum dan tujuh buah bambu dipaku dengan kaso.


C. Merakit unit jaring

  1. Titian bambu dipasang di atas drum dan tujuh buah bambu dipaku dengan kaso.
  2. Kerangka unti jaring ditarik ke tempat terpilih. Penarikan kerangka biasanya menggunakan kapal.
  3. Jangkar semen (besar) dipasang. Caranya, jangkar diikat dengan tambang berukuran diameter 4 mm, kemudian jangkar diletakkan di dasar perairan agar untik jaring tidak hanyut.
  4. Kantong jaring dipasang. Cara memasangnya adalah sebagai berikut. Pada setiap sudut kerangka calon net atau jaring kolam dipasang tiang yang berukuran 0,5 m kemudian kantong jaring direnggangkan dengan cara menyusupkan tambang kedalam lubang mata pada sisi atas jaring. Pada setiap sudut jaring, tambang diikatkan pada tiang. dengan demikian, kantong jaring telah terpasang.
  5. Jangkar semen (kecil) dipasang. gunanya untuk merenggangkan kantong jaring


Tempat Unit Jaring

Untuk menempatkan unit jaring pada perairan perlu memilih tempat yang baik atau tempat yang memenuhi syarat. Tempat yang dianggap baik untuk unit jaring adalah tempat yang memenuhi persyaratan sebagai berikut.

A. Luas Perairan
Luas perairan perlu diperhatikan karena menyangkut jarak antar unti jaring. jarak antarunit jaring yang baik adalah 50 m.

B. Kedalaman Perairan
Kedalaman perairan juga merupakan faktor penentu. Jika perairan terlalu dangkal, dikhawatirkan pada saat musim kemarau air akan surut dan sebagian dangkalan akan menjadi kering. Dengan demikian, jaring akan berada di dasar perairan. Sebaiknya dasar perairan diperhatikan pada saat pasang surut terendahnya air.

C. Arus Air
Bendungan atau dam air yang kelihatan tenang sebenarnya terdapat arus besar di lapisan air bawah. Arus terbesar terjadi pada musim penghujan. Usahakan pemasangan unit jaring tidak pada posisi arus cepat.

D. Jalur Angin Kencang
Biasanya pada tempat-tempat tertentu merupakan jalur angin kencang. Hendaknya pemasangan unit jaring juga memperhatikan jalur angin.

E. Sinar Matahari
Banyak sedikitnya sinar matahari sangat menentukan subur atau tidaknya perairan tersebut. Untuk itu, pemasangan unit jaring juga harus memperhatikan sinar matahari


Pemeliharaan

A. Pemeliharaan Sistem Tunggal

Disebut pemeliharaan sistem tunggal karena iklan yang dipelihara hanya satu jenis pada satu jaring kolam. Pemeliharaan ikan sistem tunggal ini meliputi hal-hal berikut.

1. Pendederan Benih Ikan Mas

a. Pendederan I

Secara umum pendederan I benih ikan mas dilaksanakan di sawah, tanpa diberi pakan atau makanan tambahan. Akan tetapi, ada beberapa petani ikan yang mencoba mendederkan benih ikan mas ukuran 2-3 minggu di jaring hingga menjadi putihan. Pada periode ini benih ikan sangat peka terhadap perubahan lingkungan dan sangat beresiko tinggi. 

Pakan tambahan diberikan berpa larutan kuning telur rebus dengan susu. Pakan ini diberikan pada minggu-minggu pertama pendederan. Dari 1 liter benih biasanya akan menghasilkan 9 kg putihan (1 kg = 200-300 ekor), dalam 1 bulan pemeliharaan.

b. Pendederan II

Ukuran Mata jaring
Ukuran mata jaring yang dibutuhkan pada pendederan 2 ini adalah 0,9 atau bermata 3/4 inci.

Kebutuhan benih

Benih yang dibutuhkan untuk ukuran 1 kg = 200-300 ekor (3-5 cm), sebanyak 50 kg. Benih ini disebar pada satu jaring kolam ukuran 7 x 7 x 3 m sehingga satu unit jaring membutuhkan 200 kg. Pelepasan benih hendaknya dilakukan secara bertahap. Benih yang akan dilepaskan hendaknya disesuaikan dengan keadaan air setempat. Caranya, pak atau bungkus benih dibuka dan dibiarkan di perairan hingga benih telah bisa menyesuaikan diri.

Tandanya, benih ikan akan keluar dari pak satu demi satu dan akhirnya akan keluar semua. Penyesuaian diri ini membutuhkan waktu kira-kira 20-30 menit. Usahakan pelepasan benih pada saat keadaan air sejuk, yaitu pada pagi, sore, atau malam hari.

Pemberian pakan

Benih ikan biasanya belum mengenal pakan buatan sehingga perlu diperkenalkan terlebih dahulu. Cara memperkenalkannya adalah dengan membuat susunan, yaitu memasang kain ukuran 1 x 0,5 m, kemudian dibentangkan pada permukaan di tepi jaring kolam. Susunan ini digunakan sebagai tempat pakan buatan.

Pakan yang diberikan berupa pelet khusus untuk benih berdiameter 2 mm. Jumlah pelet yang diberikan setiap hari 3% dari kira-kira berat benih total atau usahakan benih tidak kelaparan. Pelet tersebut diletakkan pada ikan susunan. Karena pelet melarut, otomatis benih-benih akan mendekat dan mulai memakan larutan pelet tersebut.

Susuan diberikan hingga 10 hari. Setelah itu, susuan diambil. Biasanya setelah 10 hari benih-benih telah mengenal pakan buatan atau pelet. Tahap berikutnya adalah penaburan pelet. Pelet ditabur pelan-pelan dan usahakan pelet dimakan oleh semua benih ikan. Taburan pelet ini hingga benih sudah tidak mau makan lagi. Tandanya, benih ikan akan tenggelam. Taburkan pelet pada saat ikan sedang lapar sehingga pemberian pelet akan berulang-ulang (bertahap).

Penjarangan

Setelah benih dipelihara selama satu bulan, biasanya dilakukan penyortiran atau pengelompokan. Maksudnya, benih yang sama ukurannya diletakkan pada satu tempat karena kalau tidak, ikan yang besar akan cepat besar dan ikan kecil akan kalah. Pengelompokan dilakukan apabila benih terlihat tidak sama ukurannya.

Penjarangan dilakukan apabila benih dalam jaring kolam terlalu padat. Hal ini dilakukan apabila benih-benih ini akan dibereskan sendiri, tetapi lain halnya apabila benih-benih ini akan dijual.

Pemanenan

Benih dipanen setelah dipelihara selama satu bulan. Ukuran benih saat panen adalah 1 kg = 80 - 100 ekor. Benih ukuran ini layak dibesarkan dalam kantong jaring.


2. Pendederan Benih Ikan Nila

Cara kerja keseluruhannya hampir sama dengan pendederan benih ikan mas. Hanya yang perlu diperhatikan adalah pakannya. Pakan benih ikan nila lebih sederhana dibandingkan ikan mas. Pakan yang diberikan berupa pelet yang dicampurkan dengan katul, dengan perbandingan satu hektar pelet : dua takar katul. Pelet dilumatkan, kemudian dicampur dengan katul. Campuran tersebut dibasahi dengan air hingga merata, kemudian diletakkan dalam satu susun dan ikan nila akan memakan pakan tersebut. Berikanlah pakan selagi benih ikan nila lapar.

Pendederan 1 dimulai dari putihan hingga ukuran 3-5 cm (sankal silet). Proses ini membutuhkan waktu  1 - 1,5 bulan. Pendederan 2 dimulai dari ukuran 3-5 cm (sangkal silet) menjadi benih ukuran 10 cm (sangkal korek). Pemeliharann tahap ini jika dimulai dari sangkal silet benih berasal dari sawah atau kolam, perlu dibuatkan susunan. 

Pemberian pakan bisa dengan cara ditaburkan dengan membuat adonan seperti di atas. Jika benih nila berasal dari hasil pendederan 1, pakan langsung ditaburkan. Benih hasil pendederan 1 dan 2 telah bisa dipanen dan dipasarkan atau dibesarkan di jaring atau kolam.


3. Pembesaran Ikan Mas

a. Penebaran Benih

Sebelum melaksanakan penebaran ikan, yang pertama kali diperiksa adalah ukuran mata jaring. Ukuran mata jaring harus lebih kecil daripada ukuran lebar ikan. Hal ini dimaksudkan agar ikan tidak lolos dari jaring. Selain itu, Keutuhan jaring harus baik. Jika ukuran ikan yang akan ditebar 1 kg = 80 - 100 ekor, mata jaring digunakan 1 inci (2,5 cm). Padat penebaran 1,25 kuintal benih ikan mas pada keluasan 7 x 7 x 3 m (jaring kolam) sehingga satu unit jaring membutuhkan benih 4 x 1,25 kuintal = 5 5 kuintal.

Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi, sore, atau malam hari. Pelepasan benih sebaiknya dilakukan secara bertahap, sama seperti pelepasan pada pendederan, yaitu benih butuh penyesuaian di lingkungannya yang baru. Hal ini penting dilakukan, kalau tidak benih ikan akan banyak yang mati.

Ikan bersifat poikilotermal yaitu sanggup menyesuaikan diri dengan suhu di tempat dia berada. Akan tetapi, toleransi ini terbatas. Penelitian mengatakan toleransi ikan terhadap suhu tidak lebih dari 5 derajat celcius. Di atas atau di bawah itu ikan tidak sanggup lagi.

b. Pemberian Pakan

Karena jaring kolam luasnya terbatas, sudah barang tentu ketersediaan pakan pun terbatas. Oleh karena itu, perlu diberi pakan tambahan berupa pelet yang bergizi tinggi dengan kandungan protein 20 %. Ikan akan cepat tumbuh apabila energi dalam tubuh ikan lebih besar dari pada energi yang digunakan untuk aktivitasnya.

Jumlah pelet yang diberikan adalah 3-5 % kali bobot total ikan yang ada pada jaring kolam. Pakan ini diberikan hingga lima kali dalam satu hari. Hal ini sebenarnya tergantung pada keadaan ikan karena apabila suhu air tinggi, ikan akan cepat lapar sehingga nafsu makan meningkat. Oleh karena itu, pemberian pakan pada siang hari lebih banyak daripada pagi dan sore hari. berikanlah pakan selagi ikan lapar dan timbanglah jumlah pakan yang akan diberikan.

c. Pengaambilan Sempel Ikan

Sempel ikan perlu diambil dua minggu sekali atau tergantung pada tujuannya. Pengambilan sempel ikan ini banyak manfaatnya. Pada kantong jaring terapung pengambilan ikan cukup 30 ekor karena apabila terlalu banyak ikan lainnya bisa stress. Timbanglah berat ikan contoh tersebut. Setelah itu, hitung berat total ikan dalam kantong jaring tersebut dengan cara.

Jumlah total ikan dibagi jumlah ikan sempel dikali berat ikan sempel dan hasil berapa kg. itulah berat taksiran kasar. (JTI: JIS x BIS = ... kg).

Jika berat total ikan diketahui, kebutuhan pelet per hari bisa dihitung dan jumlah pelet dan berat ikan (saat itu) bisa dibandingkan. Lambat atau cepat pertumbuhan ikan bisa dievaluasi. Dengan demikian, kita bisa mengetahui baik atau tidaknya mutu ikan. Selain atau tidaknya cara kita memberi pakan kepada ikan tersebut.

d. Pemanenan

Setelah ikan dipelihara selama 2,5 - 3 bulan maka ukuran ikan mas akan menjadi 1 kg = 4-6 ekor dan dapat untuk dipanen. Berdasarkan permintaan pasar, ikan mas ukuran ini banyak diminati masyarakat. Pemanenan bisa dilakukan serentak dengan memilih ukuran tertentu, tergantung pada permintaan pasar. 

Cara memakan ikan dalam jaring kolam dilakukan dengan menggu alat bantu, yaitu bambu. Bambu dimasukkan secara menyilang dibawah jaring, kemudian jaring kolam ditarik perlahan-lahan hingga ruang gerak kan menyempit.

Pruduksi yang diharapkan = Jumlah pakan : 2 + jumlah benih (kg) = ... kg.

e. Pengangkutan Ikan

Ikan dijual dalam keadaan hidup agar dagingnya tetap segar dan enak. Cara mengangkut ikan dalam keadaan hidup adalah ikan dipak dengan menggunakan plastik yang diisi dengan air dan oksigen dengan perbandingan tertentu, kemudian diikat rapat-rapat. Cara mengepak ikan hasil panen, ukuran 1 kg = 4-6 ekor adalah sebagai berikut.

Kantong plastik panjang 1,2 m, lebar 0,8 m.
air 1/3 bagian
oksigen 2/3 bagian
ikan 10 kg.

Pertama-tama plastik diikat di tengahnya, kemudian ujung yang satu ditarik dengan dibalik ke ujung lain sehingga ikatan tengah menjadi dasarnya. Berikutnya, diisi air bersih sepertiga bagian dan ikan 10 kg, kemudian oksigen dimasukkan dua pertiga bagian lalu ujungnya diikat rapat-rapat.



Dalam keadaan ini ikan mas tahan diangkut selama 6-7 jam perjalanan lebih kurang 400 km. Apabila ika mas akan diangkut jarak jauh di atas 700 km, dalam pak tersebut sebaiknya diberi gumpalan es 3 jari agar suhu tetap dipertahankan.



4. Pembesaran Ikan Nila

a. Penebaran Benih

Benih nila yang ditebar biasanya berukuran 8-10 cm (sangkal kotak korek). Jumlah benih yang dibutuhkan 1 - 1,5 kuintal dalam satu jaring kolam berukuran 7 x 7 x 3 m. Sehingga satu unit membutuhkan 4 x 1,5 kuintal = 6 kuintal. Cara pelepasan benih ikan nila hampir sama dengan pelepasan benih-benih ikan yang lain.

b. Pemberian Pakan

Pakan yang diberikan berupa campuran pelet satu bagian dan katul 2 - 2,5 bagian. Sebelum pakan dicampur, pelet dihancurkan, kemudian pelet dan katul dicampur hingga merata. Berikutnya campuran dibasahi dengan air hingga merata dan adonan siap diberikan kepada ikan nila.

Jumlah pakan yang harus disediakan 3 -5 % kali bobot total ikan dengan jumlah pemberian lima kali dalam satu hari. Perlu diingat, pada siang hari ikan nila mempunyai nafsu makan yang tinggi. Untuk itu, perbandingan pakan pada siang hari lebih banyak dibanding pagi dan sore hari. Pakan diberikan selagi ikan sedang lapar.

c. Pengambilan sempel ikan

Pengambilan sempel ikan bisa dilakukan bisa juga tidak. Sebenarnya salah satu tujuan pengambilan sempel ikan adalah untuk mengetahui bobot total sehingga benyaknya kebutuhan pakan setiap hari diketahui.

Lain halnya dengan ikan nila, ikan nila termasuk ikan pemakan plankton sehingga tampa pakan tambahan pun ikan nila bisa hidup dan tumbuh, tetapi karena kepadatannya tinggi, pakan tambahan perlu diberikan.

d. Pemanenan

Setelah ikan nila dipelihara selama 3 - 3,5 bulan, ikan nila akan berukuran 1 kg = 10-15 ekor. Biasanya hasil yang diperoleh menjadi 8-10 kuintal. Cara memanen ikan sama dilakukan dengan cara memanen ikan mas.

Setelah dipanen ikan nila siap dipasarkan. Cara pengangkutan berbeda dengan ikan mas. Ikan nila dipak dengan menggunakan kotak ikan (fish box), yang terbuat dari fiber glas. Jika tidak dengan cara begitu, pak bisa bocor karena sirip ikan nila sangat tajam dan keras.


B. Pemeliharaan Sistem Lapis

1. Pembesaran Ikan Mas Bersama Ikan Nila (Per jaring kolam)

Pembesaran ikan mas dapat dipelihara bersama ikan nila. sistem pemeliharaan menggunakan kantong jaring berlapis, ada lapis atas dan ada lapis bawah. Lapisan atas digunakan untuk memelihara ikan mas dan lapisan bawah dipelihara ikan nila. Cara penempatan seperti ini dilakukan karena ikan nila bersifat pemakan plankton dan pakan buatan dan mempunyai sifat efisiensi yang tinggi, memakan makanan relatif sedikit dan mampu diubah menjadi daging yang relatif banyak.

Jika ikan mas pada lapisan atas diberi pakan pelet, otomatis sisa-sisa pakan akan jatuh ke bawah. Sisa-sisa pakan inilah yang akan dimakan oleh ikan nila pada lapisan bawah. Dengan demikian, diharapkan air bersih dari sisa pakan. 

Pemasangan kantong jaring lapisan bawah.

Kantong jaring lapisan bawah dipasang 0,5 m agak ke bawah dengan kantong jaring lapisan atas. Pada tepi keliling kantong jaring atas ditarik tambang agar lapisan bawah mempunyai rongga/ ruang 0,5 m.



Pada saat pemanenan ikan mas, biasanya ikan nila masih agak kecil (belum saatnya dipanen) sehingga membutuhkan waktu pemeliharaan tambahan. Jika terjadi hal yang demikian, pakan tambahan sesuai dengan sistem tunggal perlu diberikan.

Hasil yang dicapai ikan pada sistem ini 5 kuintal. Kita dapat membayangkan keuntungan petani dengan memelihara ikan dengan cara ini. Ikan nila merupakan keuntungan tambahan, di samping keuntungan pemeliharaan ikan mas itu sendiri.

2. Pembesaran Ikan Mas Bersama Ikan Nila (per unit)

Pemeliharaan sistem lapis per unit ini lebih efisien dibanding pemeliharaan sistem lapis per jaring kolam. Dari keempat jaring kolam tersebut hanya diberi satu jaring lapis bawah seluas satu unti. 

a. Pemasangan Jaring Bawah per Unit
Kantong jaring lapis bawah dipasang pada bagian terluar dari unit jaring. Pengapungan serta titian berada dalam kantong jaring tersebut. Jaring digunakan berukuran 0/15 - 3/4 inci.

b. Pemeliharaan
Pemeliharaan dengan cara ini hampir tidak ada bedanya dengan sistem lapis per jaring kolam. Hanya pada penebaran benih ikan nila per unti adalah 1 ton ukuran 8-10 cm per sangkal korek. Saat panen tiba, biasanya dihasilkan ikan nila sebanyak 7-8 ton.


Permasalahan

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti ada resikonya di samping keuntungannya. Akan tetapi, resiko ini bisa diperkecil atau dihindarkan. Hal semacam ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman khusus.

Pemecahan Masalah
  1. Pemasangan unit jaring harus memperhatikan dasar prakiraan. Yang paling baik dipasang pada saat puncak musim kemarau sehingga tempat ideal ditemukan.
  2. Sebelum melepas benih jaring harus diperiksa. Periksalah jaring sebelum dan pertengahan pemeliharaan. Jika ada lubang kebocoran, segeralah diatasi.
  3. Agar ikan tidak takut kepada orang. kantong jaring diangkat atau didangkalkan dan ikan tidak diberi pakan satu hari. Setelah itu, jaring dikembalikan ke tempat semula.
  4. Jika cuaca mendung (sinar matahari kuran), ikan tidak boleh terlalu banyak diberi pakan (dipuaskan). Dengan demikian, ikan akan berada di permukaan perairan.
  5. Jika terjadi arus balik kotoran dasar perairan akan terangkat ke atas sehingga racun-racun juga terbawa ke atas sehingga ikan bisa mati. Untuk mengatasi hal ini, jaring diangkat dan didangkalkan agar ikan berada dipermukaan perairan.

Sumber : Khoironi

No comments for "budidaya ikan nila di keramba sungai"